ANALISIS
STILISTIKA MANTARA PEMGOBATAN PADA MASYARAKAT MELAYU DESA KEBUN DURIAN KECAMTAN
GUNUNG SAHILAN
Oleh:
Gisgha Occi Yanda
NPM:
086211532
1.Latar
Belakang dan Masalah
1.1Latar
Belakang
Mantara ialah perkataan
yang memiliki kekuatan ghaib (misal dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka,
dan sebagainya).
Alasan peneliti
melakukan penelitian ini karena bahasa yang dipakai dan yang terdapat dalam
mantra bukanlah suatu perkara yang mudah untuk dipahami dan dimaknai.
Penelitian ini merupan penelitan lanjutan setelah,
penelitian yang dilakukan oleh:
(1)Roziah
(2008) FKIP UNRI dengan judul “ Mantra Berladang Padi Masyarakat Melayu Desa
Bantan Air Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis (Sebuah Kajian Stilistika)”.
Masalah penelitianya adalah bagaimana bunyi mantara-mantara berladang padi dan
implikasi mantara berladang padi pada Masyarakat Melayu Desa Bantan Air
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis terhadap pengajaran bahasa Indonesia?,
hasil penelitianya menyatakan mantara kaya akan rima, aliterasi, asonansi, dan
anakora. Persamaan penelitian Roziah dengan peneliti adalah sama-sama membahas
tentang stilistika. Perbedaanya adalah objek yang dikaji oleh Roziah Mantra
Berladang Padi Masyarakat Melayu Desa Bantan Air Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis, sedangkan objek kajian peneliti mantara pemgobatan pada masyarakat
Melayu Desa Kebun Durian Kecamtan Gunung Sahilan.
(2)Citra
Maya Sari (2012), “ Analisis stilistika Gurindam Dua Belas karya raja Ali Haji”
FKIP UIR. Msalah penelitiannya yaitu, (1) Makna pasajah yang terdapat dalam
Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji ?, (2)
Gaya bahasa apakah yang terdapat di dalam Dua Belas karya raja Ali Haji ?. hasil
penelitiannya menyatakan stilistika mengandung dua unsur yaitu makna kata dan
gaya bahasa persamaan penelitian: sama-sama membahas tentang kajian stilistika.
Perbedaan ya objek yang dikaji Gurindam Dua belas Karya Raja Ali Haji dan makna
denotatif dan makna gramatikal Gueindam Dua Belas Raja Ali Haji, sedangkan objek
kajian peneliti Pengobatan Pada Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan
Gunung Sahilan, serta meneliti makna gramitikal dan makna leksikal Pada
Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan.
Manfaat
teoritis dan Praktis
(1)Manfaat
Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat
memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan tentang teori-teori sastra
khususnay yang berkaitan dengan teori stilstika yang diterapkan pda mantra
sebagai puisi. Selain itu, untuk menambah pengetahuan peneliti tentang bahasa
sastra dan stilistika.
(2)Manfaat
praktis
Untuk
Guru bahasa dan sastra Indonesia dalam proses belajar-mengajar dan dapat
dijadikan bahan informasi dalam pengajaran bahasa Indonesia dan juga dapat
memperluas pengetahuan penulis pada gaya bahasa dalam sastra.
1.1.2 Masalah
(1)
Bagaimanakah makna leksikal yang terdapat pada Pengobatan Pada Masyarakat
Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan?
(2)
Bagaimanakah makna gramatikal yang terdapat pada Pengobatan Pada Masyarakat
Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan?
1.2Tujuan
penelitian
(1) Untuk mengetahui makna leksikal yang
terdapat pada Pengobatan pada Masyarakat
Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan.
(2)
Untuk mengetahui makna leksikal yang terdapat pada Pengobatan Pada Masyarakat
Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan.
1.3Teori
1.Kajian
stilistika mencakup aspek (a) bunyi atau fonologi, (b) penggunaan perkataan,
diksi, leksikal, (c) struktur sintaksis, (d) makna, (e) gaya bahasa dan (f) gaya
penulisan (Sikana dalam Shomary, 2011:8)
2.Makna
leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks
apa pun (Chaer, 2007:29). Pendukung tersebut didukung juga oleh Djaja sudarma,
2009:16 yang menyatakan, semua makna (baik bentuk dasr maupun bentuk turunan)
yang ada dalam kamus disebut makna leksikal. Nurgiantoro 2010:290 menambahkan “Leksikal
yang dimaksud sama pengertianya dengan diksi, yaitu yang mengacu pada
pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih oleh pengarang.”.
3.Menurut
Depdiknas “ gramatikal adalah sesuai dengan tata bahasa, menurut tata bahasa”
(Depdiknas, 2008:461). Djajasudarma (2009:16) menyatakan, “makna gramatikal
adalah makna yang menyangkut hubungan intera bahasa, atau makna yang muncul
sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat”.
1.4Teknik
Penelitian
1.4.1Teknik Pengumpulan Data
Untuk mempermudah dalam
memperoleh dan mengumpulkan data penelitian, maka penulis menggunakan teknik
pengumpulan data: observasi, wawancara, rekaman, catat atau pencatatan.
1.4.2Teknik analisis Data
(1)Menranskipsikan
keseluruhan data dari bahasa lisan ke bahasa tulisan untuk mempermudah dalam
mengelola data;
(2)Data-data
yang sudah ditranskripsi, penulis translitasikan dari bahasa daerah ke dalam
bahasa Indonesia;
(3)Mengklasifikasikan
data-data tersebut sesuai dengan unsure-unsur stilistika yang terdapat dalam
mantra pengobatan yaitu makna leksikal dan makna gramatikal;
(4)Menganalisis
data tersebut berdasarkan teori yang relevan;
(5)Menyimpulkan
hasil analisisdari mantra pengobatan di desa pengobatan pada Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian
Kecamatan Gunung Sahilan.
1.5Hasil
Penelitian
(1)Terdapat
Makna leksikal dalam mantra leksikl dalam mantra pengobatanp Pada Masyarakat
Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan 61 kata.
(2)Terdapat
makna gramatikal Pada Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan
17 kata.
1.6Kesimpulan
(1)Pada
makna leksikal, pada mantra Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan
Gunung Sahilan terdapat nomina, verba dan ajektiva.
(2)Pada
makna gramatikal mantra Masyarakat Melayu Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan
maknanya mayoritas mengarah pada penjelasan dan tujuan dari mantra pengobatan
tersebut. Namun, tidak semua kata dalam tiap mantra memiliki kata yang bermakna
gramatikal.
DaftarPustaka
Yanda,
Gisgha Occi. 2013. “ Analisis Stilistika Mantra Masyarakat Melayu Desa Kebun
Durian Kecamatan Gunung Sahilan”. Skripsi. Pekanbaru: Program Strata satu
Universitas Islam Riau.
Jujurku bukan untuk mempermudahmu menyakitiku
pahamilah, semua tak kan lama untukmu mengakhiri ini
percayalah, kerapuhanku tak pernah bertahan lama
maka, jangan terlalu lama menopangku
aku bukan sesuatu yang pantas untuk diperhatikan
hanya satu dalam hidupmu
Tuhanmu
orang tuamu
segalanya
jangan aku.
x-(
Menurut aku hari ini sepertinya hari bahagia buat banyak orang, eh
tapi ternyata eggak lama setelah aku berpikiran begitu aku liat adu mulut
antara penjaga keamanan dengan seorang mahasiswa. Awal mula aku gak tertarik
sedikitpun untuk mengetahui tentang hal itu tapi ternyata aku menanyakanya pada
seorang petugas yang mengumpulkan karsisparkir.
“Kak, ada apaan tuh? Ribut amat.” tanyaku. “Biasa mahasiswa cuek
yang gak mau tau aturan, nyelonong keluar aja gak mau kasih karcis parkir.” Oohhh
ternyata tentang ketaatan pada peraturan. Banyak banget ya masalah dalam hidup
ini, saran dari aku si jangan sampai kitacuek pada peraturan, itumerugikan diri
sendiri lo.
Alhamdulillah, terimakasih Illahi atas semua rezeki yang telah Engkau
limpahkan ke pada kedua Orang tuaku. Rezekiyang mereka gunakan untuk membiayai hidup dan pendidikanku. Alhamdulillah
hirrabilalaamiin, Terimakasih ya Illahi, terima kasih tiada tara.