A. Diksi, Makna
Idiomatik, Ungkapan, Peribahasa
Ø Diksi ialah pilihan kata. Artinya, seseorang
memilih dan menggunakan kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Ø Makna idiomatik adalah kata yang maknanya
tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Misal kambing hitam , dalam
kalimat dalam peristiwa itu hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka
tidak tahu apa-apa.
Ø Ungkapan adalah
kiasan tentang keadaan atau kelakuan
seseorang dengan diungkapkan sepatah kata. Contoh : orang itu
berhati jantan ( artinya berani)
Ø Peribahasa adalah
ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat,
prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Contoh : seperti air dengan minyak
B. Makna
Denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna sebenarnya
atau makna yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata
tersebut. Kata makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut ,
dikunyah, dan ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotatif.
Makna denotatif disebut juga makna umum.
Makna konotatif ialah bukan makna
sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Contoh kata putih
bisa bermakna suci atau tulus tapi juga dapat bermakna menyerah
atau polos.
C. Penggunaan
Majas dalam Karya sastra
Ø Majas perbandingan
Ø Majas
sindiran
Ø Majas penegasan
Ø Majas pertentangan
D. Memberi
Tanggapan terhadap Prosa
Seseorang dapat memberi tanggapan terhadap
sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam bentuk resensi. Resensi
adalah tulisan berisi ulasan, penilaian, pertimbangan, atau pembicaraan suatu
karya sastra. Tujuan penulisan resensi adalah memberikan informasi kepada pembaca
mengenai keunggulan dan kelemahan karya fiksi atau nonfiksi.
Dalam meresensi prosa, penulis resensi dapat
pula mengupas sedikit mengenai unsur ekstrinsik prosa yang diresensi.
Unsur-unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut:
(1)
latar belakang pengarang
(2)
tujuan membuat karya
(3)
kondisi sosial budaya dan lingkungan yang memengaruhi karya itu tercipta
(4)
kultur budaya pengarang
(5)
pengalaman pengarang
Di
samping mengamati unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, kita juga harus
melihat keunggulan dan kelemahan karya sastra tersebut. Keunggulan bukan hanya
dari sisi cerita saja tapi juga dari segi fisik buku, misalnya gambar sampul,
ilustrasi, pembagian subjudul, atau kualitas kertas. Demikian juga pada aspek
kelemahan atau kekurangannya.
Contoh resensi
novel:
KISAH KEHIDUPAN
MANUSIA
Judul : Belenggu
Pengarang : Armin
Pane
Penerbit : Dian
rakyat
Tahun : 1983,
Cetakan XVII 1995
Novel karya Armijn Pane dengan
tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah
ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya urung
menjadi salah satu novel klasik modern Indonesia yang harus dibaca oleh orang
terpelajar di Indonesia.
Armijn Pane ialah
seorang romantikus yang suka mengembara dalam jiwanya. Ia identik dengan zaman
baru. Hal ini memengaruhi isi cerita ini sehingga dianggap sebagai sesuatu yang
baru. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominan
menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya
menelusuri cerita demi cerita.
Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh
dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai pengarang lain. Tokoh
Sumartini digambarkan sebagai seorang modern yang mandiri dan memiliki ego yang
tinggi. Rohayah digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penyayang, penuh
perhatian, tetapi memiliki masa lalu yang kelam. Gaya bahasa yang dipergunakan
dianggap sebagai gaya yang baru dan berbeda. Pengarang novel ini banyak
menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang membuat para pembacanya tidak
mengerti dan harus menerka sendiri maksudnya.
Di dalam
karyanya, pengarang pandai menyelipkan ungkapan-ungkapan yang disusun secara
menarik sehingga menimbulkan suasana romantik.
Para tokoh yang dilukiskan dalam novel
ini hampir menyerupai karikatur karena terlalu berlebihan. Dalam melukisnya,
pengarang melukiskan pikiran dan semangatnya. Gambaran Armijn terhadap
tokohnya tidak tegas dan konsekuen. Namun demikian, buku ini membawa kemajuan
bagi sastra Indonesia karena cara penyampaiannya yang unik. Tidak rugi kita
mencoba membacanya.
Novel ini banyak mengandung amanat yang
sangat bermanfaat bagi pembacanya, pengarang mengajarkan kita untuk berbagi dan
berkorban untuk orang lain. Hal yang menarik dari cerita ini permainan perasaan
pengarang yang memberikan suasana romantis. Pengarang menyelipkan pertanyaan
yang tersirat dari awal hingga akhir cerita.
Namun dengan segala keindahan dan
kelebihannya, buku ini membuat kesulitan bagi pembacanya untuk menangkap maksud
pengarang karena banyaknya menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda.
Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat membuat cerita ini terasa berat.
Meski demikian cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang
dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.
(Panduan Materi SMA/MA UAN dari Strategi
Sukses oleh Agus P. 165-167)