waomm, maaf telat untuk bercerita kemarin, yuk lanjutkan. Pukul 8 pada hari sabtu pagi aku baru bangun dan membuka pintu dapur, "Ning, cpt sini liat tuh kayu," teriakku pada Nuning, aku tidak berniat mengambil kayu itu. Setelah aku kembali menutup pintu dan beberapa menit berlalu, Pita memanggilku dalam keadaan sedang menarik kayu yg sepertinya bambu yg digunakan untuk mengambil benda yg tadinya ada d balik ember putih. Ternyata benar, bambu itu di beri paku kecil pada salah satu ujungnya, kalau menurut aku pasti untuk mempermudah dalam beraksi mencuri benda berwujud kain. Pita bergegas memberikan kayu itu pada bapak kos dan anak perempuanya, bpk kos terlihat agak garang sedikit, setelah itu akt, Pita dan Ning pergi kuliah. Aku dan Nuning pulang dari kampus lebih lambat dri Pita, sesampainya aku tiba d kos, bpk langsung menuju d ke TKP dan mengatakan sudah aman untuk masalah trsebut, dan informasi yang kami peroleg adalah pelaku pencurian bukan tenaga jerja di pabrik perabot dengam alasan mereka pulang pukul 5 sora saat mati lampu hari jumat kemarin, tapi yang jelas di pabrik itu ada jejak kaki di meja tepat d balik bagar posisi celana dalm itu diambil.
selesai.
Minggu, 13 Oktober 2013
Milik Siapa (4)
Jumat, 11 Oktober 2013
Milik Siapa (3)
Bapak dan anak laki-lakinya menuju kilang tu untuk memerhksa, kata beliau thdak ad orang di sana. Ibu kos menyuruh bapak menanyakan pada pemilik pabrik itu siapa yg terakhr pualang, namun bpk menjawab "Besok aj lah," kak Win anak perempuan bpk malah menyuruh lapor pada pak RT dngan alasan hal tersebut sudah mengganggu ktnangn.
Bpk, ibu dan dua orang anaknya merasa heran karena ini kali pertama terjadi di rmh kos miliknya, "Padahal sblm kalian datang, ini gak pernah kejadian, mungkin karena kalian cantik-cantik makanya ada yg naksir,he he", hemmm nagantuk ne, tggu jawabn dari pemilik kilang itu besok pagi, mudah-mudahan dipagar beton deh biar aman, aamiin.
Brsambung lagi, tggu sesi akhirnya ya. . . karena ini nyata.
Milik Siapa (2)
Tak lama kmudian Pita menggedor pintu dapur, aku membukanya dan menariknya menuju kamar. "Ta, ada rasa khilangn clana dlm g?, alnya td mbk liat ad clana dlm d ambil dari blkng embr putih dkt jmuran pake kayu ke arh dlm kilang," Pita merasa khlngn tapi milikny brgaris sdngkn yg ku lihat motifny tutul merah, tapi entahlah mana yg bnr tapi yg terekam dlm pikiramku bhn dasar putih dgn motif merah. Pita kmbli k kosny dan mencri milikny, trnyata tidak di temukan. Ia gelisah lalu menyuruhku brtanya pada bpk kos yg memang sore tadi menanam bunga d samping ember puth itu.
Aku dan kak Sri mengetuk pintu samping rumah bpk kos, "Assalamualaikum," kak Sri mengetuk pintu, terdngr jawabn salam dan seretan langkah kaki, ternyata bpk kos yg membukakanya, "Masuk, duduk ajalah,", aku berniat hanya menceritakan pada ibu namun bpk tak msuk k kamarny jadi aku menyeritakn kejadian itu pada bpk dan ibu, mendngr cerita itu bpk langsung memujtu TKP yang disusul oleh dua orang anakny dan ibu.
Aku memunjukan tempat clana dlm itu d ambil dan tempat masuknya kayu bserta clna dlm itu, bpk dan anakny meneliti pagar pabrik prabot itu yg hany seng di pakukan pada btang bmbu yg d blh, trnyta mmang iya pagprny bsa d bk, sbnrnya ini bukan masalh tdk mmpu membeli yg baru, tapi takut kalau nantik ad sesuatu yg tidak diinginkan pd si pmilk clna dlm itu meski pun kami semua tidak tahu pasti bnda itu milik siapa, tpi ttp sja kami takt karna bnda itu d ambl dri bwh jmuran yg kmi gunakn mnjmur bju stiap hari. brsmbng..
Milik Siapa (1)
Jumat, pkul 7.40 pm.Tubhku menjadi lemas setelah aku berusaha mengganggu kucing hitam yang sedang memerhatikan sesuatu di balik ember putih yg dijadikn pot bunga oleh bapak kos, tumbuhlah rasa penasaran dalam benakku memgapa kucing itu tidak terkejut bahkan tetap diam di tempat dan semakin mendekati ember putih di hadapanya.
Aku sngat trkejut saat mmrhatikn bnda yg sdang diprhatikn oleh kucing itu. Aku tidak tau apa sebbny tubuh ini mematung dan hanya bisa mendesah sambil memanggil Nuning temanku yg semula berada di kamar. "cepat ke sini Ning," seruku dlm keadaan mematung, "lihat itu!" seruku lg, tapi ternyata terlambat, Nuning tidak lagi bisa melihatnya karena benda itu sudah ditarik ke dlm pabrik perabot rumah tangga yg posisinya tpt brada di smping ember putih (d blkng kos) Kucing hitm itu pun pergi, begitu juga dengan aku yang mengikuti lngkah Nuning menuju kamar.
Nuning sedang mnytrika pakaian, aku mash blm sanggup bercerita namun selang beberapa mnit aku mulai mnceritakan kjdian yg tadi aku lihat, "Aku liat celana dalam di ambil dengan kayu dari arah dalam kilang kayu itu, lillahitaala aku gk bohong, warna dsarnya putih dgn corak merah." Nuning hnya diam dia blg dia takut waktu dengar aku mndesah mmanggilnya. Kejadian itu membuat Ayangku menuduh aku berhalusinasi(sdng telfonan), tapi aku yakin aku tidak berhalusinasi. Tak lma kemudian aku mengirim psan singkt via hanpon pd Pita yg mmamg kosnya bergsebelahan, "Ta, sini bilangin," tak lma Pita...
brsmbung...
Mendarat di Aspal
Selasa, 01 Oktober 2013
Kebenaran Kata Bijak
Anakmu bukan anakmu, anakmu adalah anak panah walaupun terlahir dari rahimmu, maka biarkan anak panah itu lepas asalkan kamu yang mengarahkan.
Menurut Drs. Herwandi, M.Pd. kalimat di atas menyatakan bahwa anak kita tidak boleh kita paksa untuk meni seperti yang kita mau, karena anak kita memiliki kehidupan sendiri yang menurutnya sanggup ia jalani tanpa ada rasa terpaksa. Kesimpulanya adalah: jangan memaksakan kehendak pada orang lain karena kehendak anda belum tentu baik dan bermanfaat buat orang lain.
Senin, 23 September 2013
TAKAN KU MENOLAK TAKDIR TUHAN
Bersama desiran angin malam, aku selalu termangu mengingat betapa indahnya kebersamaan antara aku dan kalian, teman-temanku. Betapa tidak!, kalian selalu ada buat aku, tapi maaf untuk kali ini aku benar-benar tidak bisa menolak jalan hidup yang telah ditakdirkan untukku. Sekali lagi aku nyatakan aku seperti ini bukan karena aku tak mau bersama kalian lagi, tapi karena ada alasan yang tidak bisa aku berikan pada kalian semua.