Ayah, dalam diam ini aku menangis merindukanmu, tak mampu memejamkan mata untuk tidur yang lelap dan mimpi yang indah bersamamu. Aku ingin benar-benar memelukmu Ayah. setiap hari aku selalu merasa iri pada anak kecil yang tinggal di depan rumah kos ku, dia selalu bersama ayahnya, tertawa dan bermanja-manjaan.
Ayah, aku benar-benar merindukanmu ayah, ntah apa sebabnya hujan deras turun dari sudut mataku yang gelap malam ini. Ayah, aku ingin mengulang saat itu, di mana engkau menyiramku dengan seember air hujan sebagai wujud kasih sayangmu saat aku kabur dari tempat aku mengaji, aku ingin mengulang saat di mana engkau melarang aku ke luar rumah bersama Herman di malam hari menjelang keberangkatanku ke Teluk Kuantan untuk menuntut ilmu di bangku SMA, aku juga sangat merindukan canda, tawa dan riang saat nonton acara di TV bersama ayah, ibu juga adik, aku merindukan semua itu ayah.
Ayah, bukanya aku tak rela untuk beranjak dewasa, aku hanya ingin tidak ada yang berubah atas hadirnya kedewasaanku ini. Malam ini aku baru mengetahui engkau telah merelakan aku untuk dijaga olehnya, Herman. Ayah, bukannya aku tak suka, aku hanya ingin di usiaku yang sudah 21 tahun ini aku bisa menjadi yang lebih baik dan berarti bagi ayah, ibu dan kedua adikku walau aku telah mencintai orang lain sebagai calon panutanku di dalam melanjutkan sisa hidupku, ayah aku nerindukanmu.
Aku sayang ayah karena Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar