Tinkerbell INFORMASI DARIKU
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Sabtu, 17 Mei 2014

Nasihat

        Pada hari Selasa, 01 April 2014, aku dan teman-teman sekelas mendapat nasihat dari dosen pengampu mata kuliah Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia Lanjut Drs. Amir Amjad, M.Pd. Awal mula peristiwa ini yaitu ketika teman saya, Puspita Sari mengaamiinkan perkataan Beliau. Perkataan beliau yaitu "Perbaiki lagi kalimat operasionalnya, mudah-mudahan pada pertemuan berikutnya lebih baik." ditujukan kepada Mega Septina Jerita, yang baru saja selesai membacakan tujuan penelitian dalam proposal penelitian yang Ia buat.

        Setelah mendengar Puspita mengaaminkan kata-kata beliau, beliau terdiam sejenak. Setelah sejenak terdiam, beliau tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu memberi nasihat kepada kami. "Jangan melibatkan Tuhan dalam pekerjaan manusia, karena tuhan telah memberi satu kunci yaitu akal, pikiran dan hati."

       Wah, Nasihat luarbiasa. Semua mahasiswa kelas 5E angkatan 2011 di ruang 5.21 lantai dasar gedung FKIP B langsung terdiam, mengangguk mengerti.
Maksud dari nasihat itu adalah: kita tidak boleh mengatakan "Sudah takdir Tuhan" ketika mendapat kegagalan, tapi berpikirlah menggunakan akal disertai hati agar kita tidak menyalahkan Tuhan, seperti yang selalu diungkapkan oleh dosen pengampu mata kuliah Semantik, Roziah, S.Pd., M..A. yaitu "Kesalahan berasal dari diri kita dan kebenaran hanya milik Allah.". .
rasanya cukup jelas dan mudah dipahami, Terimakasih Ibu, terimakasih Bapak, insya Allah akan ku indahkan nasihat ini.

Selasa, 13 Mei 2014

PENGERTIAN DRAMA, JENIS-JENIS DARAMA DAN MANFAAT MEMPELAJARI DRAMA


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Drama adalah bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan perselisihan atau permasalahan dan emosi atau perasaan melalui perbuatan dan dialog. Drama merupakan bentuk sastra yang digemari oleh masyarakat luas. Hampir setiap kelompok masyarakat di berbagai kelompok dunia telah akrab dengan bentuk sastra ini sebagaimana tampak pada istilah-istilah kedramaan yang melekat erat dengan ciri budaya setempat.
Drama dianggap sebagai sebuah karya sastra yang sangat berperan penting di dalam kehidupan manusia, karena drama mampu menggambarkan kehidupan manusia atau peniruan gerak yang memanfaatkan unsur-unsur aktivitas nyata. Dalam drama bahasa menjadi unsur utama, namun ada unsur lain yang turut berperan di dalamnya. Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan bahwa drama perlu disampaikan pada khalayak luas untuk dipelajari terutama bagi kita mahasiswa jurusan Bahasa dan Seni.
1.2.   Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Drama?
2.      Apa Jenis-jenis Drama?
3.      Apa Manfaat Mempelajari Drama?
1.3.   Tujuan
1.         Untuk Mengetahui Pengertian Drama.
2.         Untuk Mengetahui Jenis-jenis Drama.
3.         Untuk Mengetahui Manfaat Mempelajari Drama.
BAB 2 PEMBAHASAN
 Pengertian Drama
            Kata drama berasal dari bahasa Yunani dramoi yang berarti suatu aksi atau perbuatan. Menurut istilah Toteles dalam Kosasih (2008:80), drama adalah peniruan gerak yang memanfaatkan unsur-unsur aktivitas nyata. Menurut Erwan Juhara drama merupakan jenis karya sastra yang dibangun oleh unsur instrinsik yang membentuk kesatuan pembentuk drama. Drama juga disebut sandiwara dimana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran, jadi pengertian drama secara umum adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui perbuatan dan dialog.
            Perbuatan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan perbuatan dan dialog yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena drama merupakan peniruan gerak yang memanfaatkan unsur-unsur aktivitas nyata (Toteles dalam Kosasih 2008:80). Bahasa adalah unsur utama dalam drama, namun masih ada unsur lain yang juga penting dalam drama. Dalam darama bahaa harus dioptimalkan dengan sebaik-baiknya, tidak hanya berkenaan dengan kata-kata saja melainkan juga intonasi dan tempo kalimat, pelafalan, volume suara, tekanan, serta aspek-aspek kebahasaan lain agar pesan dapat tersampaikan secara sempurna.
Jenis-jenis Drama
2.2.1. Drama Menurut Masa
            Menurut masanya drama dibagi atas dua jenis yaitu:
1.      Drama lama (drama klasik) yaitu drama khayalan yang pada umumnya menceritakan tentang kehidupan istana atau kerajaan, kesaktian, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa dan lain sebagainya.
2.      Drama baru (drama modern) yaitu drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang pada umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2.2.2.                   Drama Menurut Segi Penceritaan
Menurut  segi penceritaan drama dibagi menjadi beberapa jenis yang terdiri atas:
1.                Drama Tragedi
Pada umumnya drama tragdi adalah drama yang menampilkan kisah sedih, seperti berakhir dengan duka lara atau kematian. Ciri-ciri drama tragedi yaitu:
1)      Menampilkan kisah sedih
2)      Cerita bersifat serius
3)      Memunculkan rasa kasihan dan ketakutan
4)      Menampilkan tokoh yang bersifat kepahlawanan
2.                Drama Komedi
Pada umumnya drama komedi adalah drama yang menampilkan cerita lucu, berdasarkan cerita pembentuk kelucuan drama komedi dibedakan menjadi empat yaitu:
a.       Komedi situasi, drama komedi yang menampilkan cerita lucu bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.
b.      Komedi slaptic, yaitu drama komedi yang cerita lucunya diciptakan dengan menyakiti para memain.
c.       Komedi satire, yaitu darama komedi yang cerita lucunya penuh sindiran tajam.
d.      Komedi frace, drama komedi yang cerita lucunya sengaja dibuat dengan dialog dan gerak laku lucu.
Ciri-ciri drama komedi yaitu:
1)   Pada umumnya menampilkan cerita-cerita yang ringan, mungkin pula memunculkan kisah serius, tetapi dengan perlakuan nada yang ringan.
2)    Ceritanya mengenai peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi.
3)    Kelucuan bisa muncul dari perbuatan tokoh dan situasi.
3.      Melodrama
Pada umumnya melodrama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Mengetengahkan atau menampilkan kisah yang serius
2)      Banyak memunculkan kejadian yang bersifat kebetulan
3)      Memunculkan kasihan yang sifatnya sentimental.
2.3.  Unsur Pembangun Drama
Unsur pembangun drama dibedakan menjadi dua, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik
2.3.1. Unsur Intrinsik Drama
Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun drama dari dalam drama itu sendiri atau unsur yang hadir dari dalam. Unsur instrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita dalam drama. Kepaduan antar unsur instrinsik drama inilah yang membuat drama terwujud. Adapun unsur instrinsik drama terdiri atas:
1.      Judul
Judul  merupakan kunci untuk melihat keseluruhan makna drama. Judul drama selalu berkaitan erat dengan isi drama. Judul drama berfungsi menunjukan unsur-unsur tertentu dalam drama misalnya:
1)      Dapat menentukan tokoh utama dalam drama.
2)      Dapat menunjukan alur atau waktu.
3)      Dapat menunjukan suatu objek dalam drama.
4)      Dapat mengidentifikasi keadaan atau suasana dalam drama.
5)      Dapat mengandung beberpa pengertian.
2.      Tema
Tema adalah ide yang mendjadi dasar cerita dalam drama, sehingga berperan sebagai pangkal tolak untuk memaparkan cerita dalam drama. Tema dikembangkan dan dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami. Tema juga bisa menjadi sumber konflik-konflik dalam drama.
3.      Plot atau Alur
Plot atau alur adalah jalan cerita, plot atau alur dalam drama tidak berbeda dengan plot atau alur dalam prosa fiksi. Dalam drama juga mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahap permulaan, tahap pertikaian, tahap kerumitan, tahapan puncak, tahap peleraian dan tahap akhir. Hanya saja dalam drama plot atau alur dibagi menjadi babak-babak dan adegan-adegan, babak adalah bagian dari plot atau alur dalam sebuah drama yang ditandai dengan perubahan setting atau latar, sedangkan adegan merupakan babak yang ditandai oleh perubahan jumlah tokoh ataupun pembicaraan.
4.      Tokoh Cerita atau Perwatakan
Tokoh cerita adalah individu yang mengalami peristiwa dalam berbagai peristiwa cerita dalam sebuah drama. Tokoh cerita dapat berupa manusia, binatang, mahluk gaib seperti malaikat, dewi-dewi, bidadari, setan atau iblis, kuman, roh dan benda-benda lain yang diinsankan. Tokoh dalam drama memiliki watak berbeda-beda yang menyebabkan timbulnya peristiwa atau konflik yang membuat cerita semakin menarik.
Berdasarkan segi peran atau tingkat pentingnya, tokoh dalam drama dibedakan menjadi dua bagian yaitu central charakter (tokoh utama) dan  peripheral carakter (tokoh tambahan). Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam drama. Ada tiga kriteria untuk menentukan tokoh utama yaitu:
1)      Mencari tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh-tokoh lain.
2)      Mencari tokoh yang paling banyak membutuhkan waktu penceritaan.
3)      Melihat intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa yang membangun cerita (tema).
Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang mendukung tokoh utama dalam drama. Berdasarkan fungsinya, tokoh dalam drama ada tiga macam yaitu tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (tokoh pendamping yang menentang tokoh utama), dan tritagonis (penengah).
5.      Dialog
Dialog adalah percakapan yang dilkukan oleh tokoh dalam drama. Dalam struktur naskah drama, dialog dapat ditinjau dari segi estetis dan teknis. Dari segi estetis, dialog merupakan faktor yang memengaruhi struktur keindahan naskah drama. Dari segi teknis, biasanya dialog diberi catatan pengucapan yang ditulis dalam tanda kurung.
 Ada dua macam teknik dialog (pembicaran), yaitu monolog ( pembicaraan oleh satu orang) dan konversi (pembicaraan/percakapan oleh dua orang atau lebih). Ada juga teknik dialog dalam bentuk prolog (pembukaan atau peristiwa pendahuluan yang diucapkan pemeran utama dalam drama) dan epilog (bagian penutup pada drama untuk menyampaikan atau menafsirkan maksud drama tersebut.
6.      Konflik
Konflik adalah pertentangan, perselisihan, ketegangan, atau permasalahan yang dialami tokoh dalam drama, baik konflik dengan diri sendiri, dengan pihak lain maupun dengan lingkungan. Konflik dapat membentuk rangkaian peristiwa yang memiliki hubuungan yang menimbulkan terjadinya peristiwa. Konflik dalam drama juga bisa menambah nilai estetik, dan menghilangkan rasa bosan tokoh yang berperan dan penonton yang melihatnya.
Konflik yang terjadi atau dialami oleh tokoh drama dibagi menjadi tiga bagian yaitu konflik eksternal (konflik fisik), konflik yang berasal dari luar dirinya misalnya dengan alam yang ganas, cuaca buruk, lingkungan yang kumuh, pergaulan yang salah dan lain sebagaimya. Konflik internal (konflik batin), yaitu konflik atau pertentangan seseorang dengan batin atau hatinya, misalnya terpaksa berbohong dan lain sebagainya. konflik sosial adalah konflik yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, budaya dan lain sebagainya.
7.      Latar
Latar merupakan unsur yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau naskah drama harus mendukung tindakan para tokoh. Penyajian latar yang tepat dapat menghidupkan cerita dalam drama. Latar adalah lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat termasuk di dalamnya aspek waktu dan suasana.
Aspek latar berdasarkan fungsinya mencakup:
1)      Tempat terjadinya peristiwa
2)      Lingkungan hidup
3)      Sistem kehidupan
4)      Alat-alat atau benda-benda
5)      Waktu terjadinya peristiwa.
8.      Amanat
Harimurti Kridalaksana dalam Yusniatin (2012), menyatakan bahwa amanat merupakan keseluruhan makna isi konsep, makna wacana dan perasaan atau pesan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima oleh orang lain. Amanat di dalam drama ada yang langsung tersurat, tetapi pada umumnya amanat sengaja disampaikan secara tersirat oleh penulis naskah drama. Amanat yang disampaikan secara tersirat belum tentu dapat dipahami oleh semua orang.
9.      Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam naskah drama pada umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan dipilih secara teliti dan seefektif mungkin dengan tujuan untuk menghidupkan cerita dalam drama, serta menggunakan dialog-dialog yang mudah dipahami (Saliman dalam Yusniatin 2012).
2.3.4. Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik drama adalah hal-hal yang berada di luar drama, namun sangat memengaruhi terbentuknya karya sastra (Tjahyono dalam Yusniatin 2012),. Misalnya latar belakang kehidupan pengarang(sosiologi pengarang dan psikologi pengarang), misalnya keadaan atau kondisi masyarakat baik dari segi ekonomi, budaya, politik, kejiwaan dan lain sebagainya pada saat pengarang membuat karya sastra.
2.4.  Manfaat Mempelajari Drama
Manfaat mempelajari drama yaitu:
1.    Fungsi seni drama pada khususnya adalah berguna serta bermanfaat dan menyenangkan (dulce et utile). Jadi, di samping berfungsi sebagai hiburan (menyenangkan), seni drama juga bermanfaat (berguna). Artinya, dapat memberi sesuatu pada penikmatnya. Sesuatu itu dapat berupa pengetahuan, penerangan dan lain-lain.
2.    Di dalam dunia pendidikan dan pengajaran, seni drama dapat dipergunakan sebagai metode interaksi edukatif secara kelompok. Metode pengajaran demikian dapat disebut ‘sosiodrama’ pemain peran.
3.    Memupuk kerja sama yang baik dalam pergaulan sosial, maksudnya dengan adanya belajar drama, kita bisa memupuk baik pergaulan kita dengan orang lain, contoh kecil yang dapat kita ambil yaitu ketika kita berada dalam sebuah kelompok untuk bermain drama, kita harus mampu memahami setiap karakter masing-masing orang yang ada dalam kelompok tersebut, selain itu kita juga harus menghargai perbedaan karakter masing-masing anggota kelompok/masing-masing orang yang ada dalam kelompok tersebut, dengan demikian pergaulan kita akan terpupuk dengan baik.
4.    Memberikan kesempatan pada siswa untuk melahirkan daya kreasinya masing-masing, maksudnya dengan adanya pelajaran tentang drama siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan kemampuanya dalam bermain drama.
5.    Menghilangkan sifat malu, gugup, tegang, takut dan lain sebagainya, maksudnya drama merupakan suatu sarana bagi setiap orang untuk belajar  menghilangkan rasa malu ketika kita berada di depan umum, membantu menghilangkan rasa gugup dengan terus berlatih drama.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi drama sebagai berikut:
a.       Sebagai sarana hiburan
b.      Sebagai sarana pendidikan
c.       Sebagai sarana kommunikasi
d.   Sebagai media interaksi edukatif secara kelompok

Daftar Rujukan
Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia.
Bastra, Yusniatin Jhe.  2012. “Unsur-unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Drama”. http://bersaha.blogspot.com/2012/06/unsur-unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik.html. 20.33 WIB. Rabu, 06 Juni 2012.
Hkim, Rizka. 2013.“Naskah Drama Komedi”. http://animasku.com/contoh-naskah-drama-komedi/. 11 februari 2013, 4:12 pm.
Siti.2012.”
Joni. 2012.”Unsur Pembangun Drama”. http://joniemudahtersinggung.blogspot.com/2012/01/unsur-pembangun-drama.html. Kamis, 26 Januari 2012.


PENGERTIAN SASTRA KONTEMPORER


PENGERTIAN SASTRA KONTEMPORER
Oleh
  1. April Rahmadianto
  2. Juliana
  3. Rika
  4. Siti Suratmi
  5. Sugaliati
  6. Tria Wahyuni
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
            Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pengertian Sastra Kontemporer tanpa adanya suatu rintangan yang berarti. Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas kita selaku mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia. Tidak lupa pula salawat beriring salam, kami sanjungkan kepada junjungan umat yakni nabi Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari alam kegelapan, alam kebodohan menuju alam yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.
Kami selaku penulis makalah ini mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah  ini, terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Sastra Kontemporer yang telah memberi arahan, memberi pencerahan kepada kami beliau Ibu Sri Rahayu, M.Pd.  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kaidah yang telah ditentukan. Kemudian  kepada teman-teman yang telah mendukung serta membantu selesainya penulisan makalah ini, dan kepada pembaca yang nantinya akan menggunakan makalah ini. Tiada gading yang tak retak, tidak ada pekerjaan  yang sempurna itulah yang kami rasakan dalam pembuatan makalah ini, jadi kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak lain guna untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, 25 Februari 2013
Penulis,

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sastra kontemporer adalah sebutan untuk karya sastra yang berkembang di masa sekarang ini. Sastra kontemporer pada awalnya dianggap sebagai sastra yang muncul mengobrak-abrik tatanan sastra terdahulu dengan alasan sastra kontemporer tidak sesuai dengan konvensi-konvensi yang telah ditetapkan dalam sastra. Sastra kontemporer juga dikatakan sebagai sastra yang memiliki sifat-sifat menyimpang dari sastra yang berlaku pada umumnya.
Kelahiran sastra kontemporer merupakan gebrakan awal yang diusung oleh Sutardji Calzoum Bachri. Pada dasarnya sastra kontemporer lahir karena adanya pergeseran nilai kehidupan dan tatanan dalam masyarakat secara menyeluruh dan tidak dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat di sekitarnya. Oleh sebab itu perlu ada penyampaian mengenai sastra kontemporer kepada masyarakat yang lebih luas.
1.2.Rumusan Masalah
  1. Apa Pengertian Sastra Kontemporer?
  2. Apa Latar Belakang Lahirnya Sastra Kontemporer?
  3. Apa Jenis-jenis Sastra Kontemporer Di Indonesia?
1.3.Tujuan Penulisan Makalah
  1. Untuk Mengetahui Pengertian Sastra Kontemporer.
  2. Untuk Mengetahui Latar Belakang Lahirnya Sastra Kontemporer.
  3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Sastra Kontemporer Di Indonesia.

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Sastra Kontemporer
            Sastra Kontemporer adalah sastra masa kini, sastra sezaman, sastra dewasa ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sastra kontemporer adalah sastra yang hidup pada masa kini atau sastra yang hidup dalam waktu yang sama. Sastra Kontemporer juga bisa dikatakan sebagai sastra mutakhir karena pada masa itu sastra dianggap sebagai ujung dari penciptaan karya sastra  pada masanya dan bisa juga disebut sastra moderen seiring periode waktu tetapi antara sastra moderen dan muktahir bukan hanya sebatas priode waktu tetapi juga karena pola pikir seorang pengarang yang memiliki pola pemikiran yang maju untuk menciptakan karya sastra. Maka sastra yang berkembang di negara kita pada masa sekarang disebut Sastra Indonesia Kontemporer yang diartikan sebagai sastra yang hidup di Indonesia pada masa kini atau sastra yang hidup di Indonesia pada masa mutakhir, sastra yang hidup di Indonesia pada saat sekarang atau dapat juga disebut dengan sastra moderen.
Munculnya Sastra Kontemporer merupakan reaksi terhadap sastra konvensional yang dianggap telah mendominasi eksistensi karya sastra. Sastra Kontemporer merambah pada seluruh jenis karya sastra, seperti novel, puisi dan drama. Sastrawan angkatan ’45 dianggap sebagai embrio sastra kontemporer. Tokoh-tokoh yang termasuk pada tokoh sastrawan kontemporer yaitu Chairil Anwar, Toto Sudarto Bachtiar, Sitor Situmorang, Taufik Ismail, Gunawan Mohammad, Soebagio Sastrowardjojo dan Sutardji Calzoum Bachri.

2.2. Sejarah dan Perkembangan Sastra Indonesia Kontemporer
            Abad 20 adalah abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengaruh abad ini besar sekali terhadap kehidupan manusia. Dampak negatif yang dapat langsung dirasakan pada masa itu adalah terjadinya krisis ekonomi dan nilai, krisis tersebut menimbulkan anarkisme, skeptisme, individualisme, ketidak tentuan nilai dan sisitem. Pergerakan tersebut mendasari gerakan sastra kontemporer.
            Pada masa itu angkatan tahun ’45 dianggap sebagai embrio kontemporer dengan alasan lahirnya proklamasi dan penggunaan bahasa Indonesia serta nasionalisme (Budi Darma dalam Purba, Sastra Indonesia Kontemporer 2010:5). Sejak 1970-an Sastra Indonesia Kontemporer mengalami perkembangan, perkembangan itu dilatarbelakangi oleh adanya suatu pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh, hal ini ditandai oleh semangat moderen. Di samping itu semangat kontemporer juga lebih dijiwai oleh persoalan kehidupan.
            Afrizal Malna dalam Purba menyatakan perkembangan sastra kontemporer tidak lagi dilihat dari segi pertumbuhan karya saja tetapi lebih dicerminkan dengan perubahan besar dan mendasar. sastra Indonesia dimulai dari novel iwan simatupang yang dilanjutkan oleh Putu Wijaya, Budi Darma, Umar Kayam, dan novelis-novelis muda seperti Ayu Utami dengan novel saman-nya. Demikian juga cerita-cerita pendek yang dimotori oleh Iwan Simatupang, Danarto, Budi Darma sampai pada cerpenis-cerpenis selanjutnya seperti Seno Gumira Adjidarma dan Joni Ariadinata. Perkembangan Sastra Indonesia Kontemporer sangat berkembang pesat, setelah Sutardji memulai gebrakan yang diikuti oleh penyair lainya seperti Ibrahim Sattah, Danarto, Hammid Jabbar, Abrar Yusra, Aspar, Linur Suryadi A. G. Kariapur, Leon Agusta, Emha ainun Nadjib, Eka Budianta, F. Rahardi, Yudistira Ardi Nugraha, Sides Sudaryanto, Rusli Marjuki Sania, A. Rahim Qahhar, Damiri Mahmud, serta penyair muda dan penyair pelanjut baik di kota maupun di daerah-daerah di Indonesia.

2.3. Jenis-jenis Karya Sastra Indonesia Kontemporer
2.3.1. Puisi Indonesia Kontemporer
Puisi Indonesia Kontemporer adalah puisi Indonesia yang lahir di dalam waktu tertentu yang berbentuk dan bergaya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi lama pada umumnya. Istilah puisi Indonesia kontemporer mulai dipopulerkan pada 1970-an. Gerakan puisi kontemporer yang melanda dunia memberi corak terhadap kehidupan puisi Indonesia. Ciri-ciri Puisi Kontemporer meurut Sumardi di dalam makalahnya berjudul Mengintip Puisi Indonesia Kontemporer yang dikutip oleh Purba 2010:37, menegaskan ciri-ciri Puisi Kontemporer sebagai berikut:
  1. Puisi yang sama sekali menolak kata sebagai media ekspresinya
  2. Puisi yang bertumpu pada simbol-simbol nonkata, dan menampilkan kata seminimal mungkin sebagai intinya.
  3. Puisi yang bebas memasukkan unsur-unsur bahasa asing atau bahasa daerah.
  4. Puisi yang memakai kata-kata supra, kata-kata konvensional yang dijungkirbalikkan dan belum dikenal masyarakat umum
  5. Puisi yang menganggap tipografi secara cermat sebagai bagian dari daya atau alat ekspresinya.
  6. Puisi yang berpijak pada bahasa inkonvensional, tetapi diberi tenaga baru dengan cara menciptakan idiom-idiom baru.
Beberapa Bentuk dari Jenis Puisi Kontemporer
  1. Puisi yang terdiri dari garis dan gambar berupa kubus segi empat.
  2. Puisi yang menggunakan simbol-simbol dengan menampilkan atau kalimat seruan yang sedikit.
  3. Puisi yang bebas memasukkan unsur-unsur bahasa asing dan bahhasa daerah.
  4. Puisi yang memakai kata-kata supra, kata-kata konvensional yang dijungkirbalikkan dan belum dikenal masyarakat umum
  5. Puisi yang menggarap tipografi secara cermat sebagai bagian daya atau alat ekspresi.
  6. Puisi yang berpijak pada bahasa konvensional, tetapi diberi tenaga baru dengan cara menciptakan idiom-idiom baru.
  7. Puisi mbeling atau puisi lagu. Puisi ini mengungkapkan hidup sosial kota-kota besar yang sering menampilkan sikap penulis yang skeptis, pesimis, anarkis, dan individualis.
  8. Puisi yang sangat memperhatikan unsur bunyi
  9. Puisi konkret atau puisi gambar dengan sepatah kata atau kalimat menyertainya. Puisi seperti ini bisanya disebut puisi rupa atau puisi seni rupa.
2.3.2. Cerita Pendek Indonesia Kontemporer
            Cerita pendek Indonesia bermula dari cerita anekdot, lalu cerita perang dan lukisan masyarakat. Cerita-cerita pendek kontemporer muncul tidak selalu mengikuti pola cerita-cerita pendek yang telah ada, tetapi dengan perkembangan jenis atau genre sastra yang lain. Para cerpenis juga melakukan inovasi kedalam dak selalu mengikuti pola cerita-cerita pendek yang telah ada, tetapi dengan perkembangan jenis atau genre sastra yang lain. Para cerpenis juga melakukan inovasi kedalam dunia kreativitas.
            Cerita pendek kontemporer dapat dikatakan sebagai protes terhadap kepincangan-kepincangan masyarakat. Hal lain yang melatarbelakangi munculnya cerita pendek kontemporer adalah pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh yang di tandai dengan semangat moderen. Sedangkan semangat kontemporer lebih dijiwai oleh persoalan kehidupan manusia.
            Konsep cerita pendek sebenarnya berasal dari konsep sastra barat. Istilah cerita pendek adalah sinonim dari kata short story dan istilah cerita pendek Indonesia kontemporer dipadankan dengan contemporery short story. Di indonesia istilah cerita pendek Indonesia dipadankan dengan istilah cerita pendek mutakhir, cerita pendek inkonvensional, cerita pendek masa kini. Cerita pendek Indonesia kontemporer adalah cerita pendek yang berisikan kehidupan manusia Indonesia yang terasing dari dunianya karena gencetan suasana metropolis, yang pemberontak, yang beradap di tengah-tengah pergulatan nilai-nilai saling bertentangan yang membuktikan bahwa manusia mempunyai potensi-potensi yang unik.
            Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh cerita pendek Indonesia kontemporer yaitu:
  1. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri antilogika
  2. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri mengabaikan plot.
  3. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri absurd.
  4. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri anti tokoh.
  5. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri terasing atau serba kompleks.
2.3.4. Novel Indonesia Kontemporer
            Pengertian Novel Kontemporer secara sederhana adalah novel yang hidup pada masa sekarang. Novel kontemporer diistilahkan juga  novel inkonvensional atau novel mutakhir.  Novel kontemporer dianggap sebagai novel inkonvensional karena dianggap menyimpang dari semua sistem penulisan fiksi yang ada selama ini. Novel kontemporer muncul dilatarbelakangi adanya pergeseran nilai secara menyeluruh dan persoalan kehidupan.
Novel Indonesia kontemporer memiliki ciri-ciri yaitu:
  1. Antitokoh
  2. Antialur
  3. Bersuasana misteri atau gaib
  4. Cenderung mengungkapan transendental, sufistik
  5. Cenderung kembali ke tradisi lama atau warna lokal.

BAB 3 PENUTUP
3.1.        Simpulan
    1. Sastra Kontemporer adalah sastra masa kini, sastra sezaman, sastra dewasa ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sastra kontemporer adalah sastra yang hidup pada masa kini atau sastra.
    2. Sastra kontemporer terlahir karena dilatarbelakangi oleh adanya suatu pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh, hal ini ditandai oleh semangat moderen. Di samping itu semangat kontemporer juga lebih dijiwai oleh persoalan kehidupan.
    3. Jenis-jenis sastra kontemporer yaitu:
1)      Puisi Indonesia Kontemporer, yaitu puisi Indonesia yang lahir di dalam waktu tertentu yang berbentuk dan bergaya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi lama pada umumnya.
2)      Cerita pendek Indonesia kontemporer adalah cerita pendek yang berisikan kehidupan manusia Indonesia yang terasing dari dunianya karena gencetan suasana metropolis, yang pemberontak, yang beradap di tengah-tengah pergulatan nilai-nilai saling bertentangan yang membuktikan bahwa manusia mempunyai potensi-potensi yang unik.
3)      Novel Kontemporer, secara sederhana adalah novel yang hidup pada masa sekarang. Novel kontemporer diistilahkan juga  novel inkonvensional atau novel mutakhir. 
3.2.     Saran
Kami selaku penyusun makalah ini menyarankan kepada pembaca agar memahami apa yang dimaksud dengan sastra kontemporer, karena sastra kontemporer merupakan sastra yang berkembang pesat pada saat sekarang ini. Kami juga menyarankan kepada pembaca agar memagami sejarah lahirnya sastra kontemporer dimana sastra kontemporer sangat penting bagi kita karena merupakan bagian dari hidup kita sehari-hari. Kami juga arankan agar pembaca membaca buku yang berhubungan dengan sastra kontemporer yang berbeda salah stunya karya Antilian Purba yang berjudul Sastra Indonesia Kontemporer karena kami hanya sanggup menyajikan materi makalah ini dari buku yang dikarang oleh Kosasih.
Daftar Rujukan
Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bangpek. “Bahasa dan Sastra Indonesia”. http://bangpek-kuliahsastra.blogspot.com/2010/10/sastra-kontemporer.html . Jumat, 08 Oktober 2010.
Hutasoit, Nella. “Sastra Kontemporer”. http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/sastra-kontemprorer/. 22 April 2012.