Tinkerbell INFORMASI DARIKU: Juli 2024
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Sabtu, 27 Juli 2024

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

 

Assalamulaiakum Wr.Wb

Masih dengan saya Siti Suratmi Calon Guru Penggerak Angkatan 11. Seperti biasa, pada akhir modul pembelajaran CGP di LMS yang selalu di pantau Oeh BGP, Fasilitator dan PP adalah Jurnal refleksi dwi mingguan. Jurnal yang berisi cerita pengalaman terkait pembelajaran yang telah dilalui selama dua minggu, yaitu modul 1.3. Jurnal ini saya tulis menggunakan model 4F yaitu.

1. Facts (Peristiwa)

2. Feelings ( Perasaan)

3. Findings ( Pembelajaran)

4. Future ( Penerapan )


1. Peristiwa

Pengalaman awal minggu menjalankan program Pendidikan Guru Penggerak beriringan dengan hari efektif belajar di sekolah sangat membutuhkan manajemen waktu yang tepat dan akurat hal ini karena banyak yang harus di sesuaikan terutama jadwal mengajar dan jadwal ekskul. Walau kegiatan di LMS tetap sama dengan cara sinkronus atau asinkronus. Kegiatan ini sangat menuntut saya ekstra membagi waktu antara mengajar, ekskul dan Program Guru penggerak. Beberapa kali hampir lupa mengirim tugas, karena belum terbiasa dengan aktifitas yang padat ini. Namun banyak pembelajaran yang saya dapatkan.

Peristiwa dalam ruang kolaborasi membuat saya memahami bahwa sebagai seorang pendidik harus memiliki Impian yang melangit terhadap murid. Memiliki harapan yang dapat mendorong saya dalam menjalankan peran sebagai guru. Penyampaian visi guru penggerak dalam ruang kolaborasi serta pembuatan prakarsa perubahan visi guru peggerak sangat membantu saya dalam membangun motivasi diri.

Pada modul 1.3 ini, saya dipertemukan Kembali dalam satu kelompok dengan Ibu Dian, Ibu Iis, Ibu Bella dan Bapak Fadil. Presentasi kelompok visi guru penggerak dalam modul 1.3 ini sangat matang kami persiapkan karena kami mengerjakannya sebelum dan sesudah loka karya 1 secara langsung. Dengan sengaja kami berfoto dengan pose yang mendukung presentasi. Ternyata lagi-lagi terbukti bahwa “Hasil tidak akan pernah berhianat pada usaha yang maksimal” terbukti kami mendapatkan apresiasi dari Fasilitator “Presentasi milenial” saya patut berterima kasih pada rekan-rekan satu kelompok.

Selain iitu, rukol kali ini benar-benar membahas hal yang harus di miliki oleh guru penggerak yaitu visi guru penggerak. Visi yang dapat dicapai dengan cara melaksanakan peran dan nilai guru penggerak. Bukan hanya itu, pembahasan modul 1.3ini membantu saya dalam membuat visi guru penggerak saya mengenali pendekatan inquiri apresiatif, guna untuk menggali kekuatan sekolah, mencari cara mempertahankan kekuatan tersebut dan memunculkan strategi untuk meningkatkan kekuatan itu menjadi lebih baik. Karena inkuiri apresiatif adalah pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (David Cooperrider, 2015) dengan menggunakan prinsip utama psikologi positif sekolah. Pendekatan ini dapat dilakukan  menggunakan tahapan B-A-G-J-A.

Peristiwa unik yang lain saya dapatkan Ketika loka karya 1 dengan tema “Pengembangan Komunitas Praktisi”. Pada loka karya 1 ini, saya seperti Kembali pada masa lalu Ketika duduk di bangku sekolah. Para pengajar praktik mengajarkan saya cara untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat. Bermain mencari bola yang warnanya sama namun dengan mata tertutup dan dikomando oleh anggota kelompok yang paling belakang. Permainan ini sangat mengajarkan bahwa segala sesuatu butuh komunikasi yang positif untuk menjalin kolaborasi.

Materi pengembangan komunitas praktisi dijelaskan secara gamblang. Ada satu hal yang membuat saya sadar akan kesalahan yang selama ini saya lakukan. Sebelum loka karya 1 ini, saya selalu mengutamakan rekan yang tidak sejalan dengan kegiatan yang di lakukan disekolah, namun secara jelas Bapak M. Toha, Bapak Fendri dan Ibu Junira menyadarkan “Fokuslah pada rekan yang memiliki satu frekuensi dalam melakukan perubahan, jangan peduli pada yang selalu menjatuhkan bahkan menolak untuk berubah, lalu buktikanlah bahwa apa yang kita lakukan memiliki dampak positif. Hal ini akan memudahkan kita dalam menggerakkan orang lain.” Itulah pemahan yang saya peroleh terkait komunitas praktisi.

 

2. Perasaan

Pengalaman yang saya lalui selama kurang-lebih dua minggu ini, membuat saya tertantang karena berkaitan dengan Impian saya sebagai seorang pendidik. Saya memiliki murid Impian pada masa depan, yaitu murid yang memiliki karakter profil pelajar Pancasila. Saya juga merasa antusias untuk menjalankan hal yang menjadi jalan untuk mencapai visi saya sebagai seorang pendidik. Menyadari kesalahan yang saya lakukan selama ini tentang rekan sejawat. Selain itu saya juga bersemangat dalam menerapkan dan menjalankan visi dan menjalankan rencana perubahan yang sudah saya rumuskan. Semangat dan motivasi saya ini akan membuat aura positif dalam menjalankan prakarsa perubahan saya sehingga visi saya akan terwujud.

 

3. Pembelajaran

Pembelajaran yang saya peroleh dari pengalaman memahami modul 1.3 yaitu, saya mengetahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin perubahan positif perlu berfikir strategi dan memahami inquiri apresiatif. IA adalah pendekatan yang membahas manajemen perubahan yang kolaboratif berbasis kekuatan. IA dapat dilakukan dengan tahapan B-A-G-J-A yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadopsi dari model 5D sebagai bagian dari inkuiri apresiati (Define, Discover, Dream, Design, Deliver).


4. Penerapan

Setelah mempelajari modul 1.3 ini yaitu tentang visi guru penggerak maka saya akan berusaha menerapkan dan mewujudkan visi saya yaitu "Menciptakan generasi emas sesuai profil pelajar Pancasila melalui Merdeka belajar”  dan saya akan menerapkan prakarsa perubahan yang saya rumuskan yaitu "Terwujudnya karakter kreatif dan kolaboratif murid melalui Gerakan menulis di madding kelas”.

Selanjutnya, Melalui  pembelajaran yang menyenangkan yang berpihak pada murid sehingga membuat murid berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan ide dalam pembelajaran. Untuk mewujudkan murid yang kreatif melalui pembelajaran yang menyenangkan saya harus melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat dan pihak sekolah untuk mewujudkan visi dan prakarsa perubahan saya sebagai guru penggerak.

 

 

 

 

 

Selasa, 09 Juli 2024

Jurnal Refleksi Dwimingguan-Modul 1.2

 Jurnal Refleksi Dwimingguan-Modul 1.2


Peristiwa:

              Pada modul 1.2, banyak yang saya dapatkan. Peristiwa pertama berupa intropeksi diri setelah kilas balik masa lalu yang menyadarkan saya bahwa saat itu ada peran dari pihak lain yang memperkuat Keputusan saya menjadi seorang guru. Bukan hanya intropeksi yang saya lakukan, namun sampai saat ini pun ada manfaat yang saya ambil dari peristiwa itu. Dengan membuat trapesium usia, saya dapat mengaitkan peristiwa masa sekolah yang berliku sampai pada masa kejayaan menjadi seorang guru hingga akhirnya pensiun dari pekerjaan saya menjadi seorang guru nanti di usia 60 tahun.


        Modul 1.2 mebuat saya memahami bahwa ada banyak tahapan yang harus saya lakukan agar saya menjadi pendidik yang dapat berpusat pada murid. Ada pun Langkah yang harus saya lakukan yaitu memahami sistem kerja otak murid,  memahami lima dasar kebutuhan murid, serta mengetahui tahap perkembangan murid dengan menghubungkan materi ideentifikasi gunung es yang menekankan bawha sebenarnya potensi murid yang muncul itu kalah besar dari potensi murid yang tersembunyi. Hal ini harus saya alakukan agar saya benar-benar dapat menerpakan pembelajaran yang berpusat pada murid. 


Peristiwa berkesan  yang baru saya dapatkan sangat menarik, yaitu  ketika dalam ruang kolaborasi diskusi mandiri membahas peran dan nilai guru penggerak. Dalam proses penyelesaian tugas kelompok, saya dan rekan-rekan berbagi cerita tentang kegiatan yang telah di lakukan di sekolah, yaitu peran dan nilai guru pengerak yang terkandung dalam kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di sekolah masing-masing.

 

Perasaan

Saya masih merasa cemas Ketika akan memulai kegiatan baru dalam Program Guru Penggerak yang sedang saya ikuti ini. Terutama saat akan melakukann presentasi kelompok. Ada saja hal-hal diluar kendali yang terjadi. Salah satu penyebabnya saya tidak memiliki foto dokumentasi kegiatan yang telah saya lakukan di sekolah, sehinggaa saya memilih video dari reels facebook. Alhasil, presntasi menjadi tidak maksimal walau pun sudah berkordinasi dengan operator slide saat itu. Jujur saja, saya kurang puas saat presentasi, baik pada modul 1.1 (terpental saat presentasi) dan modul 1.2 (volume video tidak bisa di unmiute). Pada sesi berikutnya saya akan lebih maksimal. 

Akhir dari rangkaian pembelajaran modul ini, saya sangat terkesima. Modul 1.2 memiliki pesan  yang sangat berarti. Modul ini seolah memberi tips kepada saya untuk melakukan peran sebagai pendidik yang maksimal dengan menerapkan peran dan nilai guru penggerak yang meliputi berpihak pada murid, mandiri, inovatif, kolaboratif dan reflektif. Ini adalah hal baik yang akan saya terapkan di sekolah setelah liburan usai.


Pembelajaran

              Beberapa pembelajaran yang saya peroleh dalam modul 1.2, pembelajaran yang berarti dan dapat membangkitkan semangat saya dalam menjadi pendidik. Ternyata masa lalu memiliki peran dalam hidup. Baik masa positif maupun negative karena dalam peristiwa itu ada peran dari seorang pendidik. Mulai saat ini saya akan menjadi pendidik yang memiliki peran penting bagi murid saya. Pendidik yang mengenal murid dan mampu memenuhi kebutuhannya.




Penerapan

              Saya akan menerapkan nilai dan peran guru pengerak sesuai tips yang saya peroleh dalam modul ini. Saya akan menjadi pendidik yang fokus belajar berpusat pada murid setiap harinya dengan menggunakan model dan metode pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid, saya akan menjadi pendidik yang selalu berinovasi mencetuskan ide atau gagasan baru dalam menciptakan strategi pembelajaran sesuai perkembangan teknologi, saya akan menjadi pendidik yang percaya diri dengann potensi baik yang saya miliki sebagai pendidik serta bertanggung jawab dalam mendidik. Saya akan menjadi pendidik yang membangun komunikasi efektif dengan cara berkolaborasi dengan rekan sejawat dan menjadi pendidik yang memiliki pemikiran terbuka, selalu intropeksi diri menerima saran dari orang lain untuk memaknai suatu proses mencapai yang terbaik.  

 

 

Rabu, 03 Juli 2024

TUGAS 7.C EKPLORASI KONSEP-MODUL 1.2

 

TUGAS 7.C EKPLORASI KONSEP-MODUL 1.2

Oeh Siti Suratmi,S.Pd.

 

Diagram identitas gunung es sangat berkaitan dengan penumbuhan profil pelajar pancasila pada murid, karena dengan memahami identitas gunung es saya bisa memahami bahwa potensi murid lebih banyak yang tidak terlihat dari pada yang terlihat. Dengan demikian, sebagai guru saya harus membantu murid menggali potensi murid dan membantu untuk mengeksplor potensi itu. Tentunya dengan menerapkan Profil pelajar pancasila, Beriman dan bertakwa pada tuhan yang esa dan berahlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.



konsekuensi logis yang dapat saya lakukan sebagai calon guru penggerak dalam transformasi pendidikan yaitu menumbuhkembangkan minat dan bakat murid sesuai kodratnya, membentuk karakter murid dengan optimal sesuai profil pelajar pancasila baik afektif, psikomotor, sosial dan akhlak.

 

 

TUGAS 5.B EKPLORASI KONSEP-MODUL 1.2

 

TUGAS 5.B EKPLORASI KONSEP-MODUL 1.2

Oeh Siti Suratmi,S.Pd.

 

Banyak nilai-nilai yang harus diperkuat dalam diri saya setelah mengetahui teori pilihan dan motivasi intrinsik, karena saya merasa belum menguasai banyak nilai-nilai untuk pengembangan potensi diri, maka yang perlu saya perkuat yaitu:

1)      Sikap mandiri perlu diperkuat dalam mengasah kemampuan dan pengetahuan. Hal ini perlu saya lakukan agar saya  mampu mengambil inisiatif belajar secara mandiri dan mengatasi tantangan dengan keberanian.


 

2)      Sikap berpihak Pada Murid sangat perlu saya perkuat agar gusaya memiliki perhatian terhadap kebutuhan belajar murid yang berbeda, dengan berpihak pada murid maka pembelajaran yang saya lakukan tidak lagi berpusat pada guru melainkan murid. Lebih sepesifik pada pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok, yang diawali dengan kesepakatan kelas agar diskusi berjalan lancar.

 

3)      Sikap reflektif merupakan sikap yang perlu saya miliki untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, melihat dampak dari Tindakan yang saya lakukan dan terus belajar untuk memperbaiki kessalahan-kesalahan. Spesifik pada pengambilan tindak lanjut terhadap hasil belajar murid, masukan guru lain terhadap tindakan yang saya lakukan.

 

4)      Sikap kolaboratif juga perlu saya kuatkan karena saya harus bersikap terbuka terhadap pendapat dan saran guru lain dalam pengembangan komunitas. Dengan berkolaborasi, saya mampu menemukan Solusi dalam menjalani tantangan  sebagai guru dengan cara berbagi pengetahuan dan kerja sama. Lebih sepesifik pada kegiatan komunitas belajar, dalam komunitas belajar saya bisa mendiskusikan metode pembelajaran yang tepat sasaran untuk diguakan.

5)      Sikap yang tak kalah penting untuk saya kuatkan adala inovativ, karena inovativ adalah sikap yang mendorong guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Sepesifik Tindakan yang saya lakukan adalah menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar agar pembelajaran menyenangkan.

 


Nilai-nilai yang harus saya perkuat tersebut adalah nilai-nilai yang dapat saya lakukan untuk menciptakan belajar menyenangkan dan menciptakan murid yang menerapkan profil pelajar Pancasila dalam hidupnya. 

TUGAS 3.A EKPLORASI KONSEP-MODUL 1.2

 

TUGAS 3.A EKPLORASI KONSEP-MODUL 1.2

Oeh Siti Suratmi,S.Pd.

Calon Guru Penggerak Angkatan 11


1.     Bagaimana Bapak/Ibu memahami cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap tumbuh-kembang anak berserta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia? Mengapa demikian?

 

Selamat sore bapak fasilitator, saya akan menjawab dua pertanyan pada laman ini yaitu

1)      Cara kerja otak berdasarkan pemikiran Daniel Kahneman yang saya pahami.

Sistem kerja otak dibedakan menjadi dua yaitu sistem kerja otak cepat dan sistem kerja otak lambat. Sistem kerja otak cepat dikelola oleh kerja otak reptile dan mamalia yang diperumpamakan dengan orang berjalan menurun menggunakan escalator arah turun dengan maksud system kerja otak cepat adalah system kerja otak yang mengoptimalbagian tubuh yang bekerja di bawah alam sadar meminimalkan energi.


Sedangkan sistem kerja otak lambat dikelola oleh kerja otak primate dan otak luhur manusia. System kerja otak lambat diumpamakan denga orang yang berjalan menaik menggunakan escalator turun, jika orang tersebut berhenti berjalan maka akan Kembali keposisi awal. Walau pun demikian ternyata sistem kerja otak lambat ini diguakan untuk berpikir yang lebih kompleks sehingga membutuhkan banyak energi yang bertentangan dengan bagian alamiah tubuh manusia.

 

2)      5 Dasar kebutuhan Manusia yang Saya Pahami

Kebutuhan dasaar manusia yang saya pahami setelah membaca materi 5 dasar kebutuhan manusia yaitu:




Pertama,
kebutuhan Bertahan Hidup yang merupakan kebutuhan utama atau pokok yang harus dipenuhi untuk bisa bertahan hidup.

Kedua, kebutuhan kasih sayang dan rasa di terima orang lain merupakan kebutuhan berupa keinginan untuk tetap Bersama dengan orang lain yang memiliki peran berharga dalam hidupnya.

Ketiga, kekuasaan dan penguasaan merupakan kebutuhan seseorang untuk memiliki yang diinginkanya dan menjaganya dengan caranyanya sendiri.

Ke empat, kebebasan merupakan kebutuhan untuk mengatur hidupnya sendiri sesuai dengan keinginannya seperti memilih dan membuat pilihan hidup.

Ke lima, kesenangan merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan batin seseorang.

 

3)      Tahap Perkembangan anak menurut Ki Hajar Dewantara yang saya Pahami

 

Tahap perkembangan anak memiliki jalan yang berbeda sesuai dengan kodrat yang dimiliki anak. Tahap perkembangan anak ada tiga tahapan mulai dari  usia 0-8 tahun yang disebut tahap wiraga. Tahap wiraga adalah periode pertumbuhan jasmani dan indra yang sangat pesat pada anak, pada fase ini guru focus pada pemberian akses dan penyediaan pengalaman belajar agar anak makin merdeka dalam mengekspolorasi dunianya.


 Tahap perkembangan ke dua tahap wiraga-wirama mulai usia 9-16 tahun periode berjalannya pola pikir anak. Gur pada fase ini menuntun anak untuk melakukan, membiasakan, menginsyafi, hingga kahirnya menyadari mengapa mereka melakukan kebiasaan yang baik.

Tahap selanjutnya di sebut Wirama, usia 17-24 tahun, tahap anak menata masa depannya seirama dengan sesame dan semesta. Guru pada fase ini menuntun dan menantang anak dalam pengelolaan diri dan pengenalan potensi anak.

 

4)      Pengaruh Cara Kerja Otak, 5 Dasar Kebutuhan Manusia dan Tahap Perkembangan Anak pada   Pembentukkan pembiasaan dan Nilai-Nilai Hidup

Pembentukkan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia dipengaruhi oleh cara kerja otak  kebutuhan dasar anak dan tahap pertumbuhan anak. Setiap anak memiliki dua sistem cara kerja otak yang berbeda baik itu cepat atau lambat, namun aka nada salah satu yang dominan. Begitu juga dengan kebutuhan dasar dann tahap perkembangan anak , yang terjadi sesuai kodratnya masing-masing. Hal tersebut dapat memengaruhi pembentukkan kebiasaan dan nilai-nilai hidup, maka guru harus dapat memahami kebutuhan murid sesuai dengan cara kerjaotak, kebutuhan dasar, dan tahap perkembangannya.

 

 

 

2.       NILAI-NILAI YANG PERLU DIKUATKAN SEBAGAI GURU PENGGERAK, MENGAPA?

Sebagai guru penggerak, saya perlumenguatkan nilai mandiri, berpihak pada murid, reflektif, kolaboratif dan inovativ.

1)      Sikap mandiri perlu diperkuat dalam mengasah kemampuan dan pengetahuan. Hal ini perlu dilakukan agar guru mampu mengambil inisiatif belajar secara mandiri dan mengatasi tantangan dengan keberanian.

2)      Sikap berpihak Pada Murid sangat perlu diperkuat agar guru memiliki perhatian terhadap kebutuhan belajar murid yang berbeda, dengan berpihaknua guru pada murid maka pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan murid.

3)      Sikap reflektif merupakan sikap yang perlu dimiliki untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, melihat dampak dari Tindakan yang guru lakukan dan terus belajar untuk memperbaiki kessalahan-kesalahan.

4)      Sikap kolaboratif juga perlu dikuatkan karena guru harus bersikap terbuka terhadap pendapat dan saran guru lain dalam pengembangan komunitas. Dengan berkolaborasi, guru mampu menemukan Solusi dalam menjalani tantangan  sebagai guru dengan cara berbagi pengetahuan dan kerja sama.

5)      Sikap yang tak kalah penting untuk dikuatkan adala inovativ, karena inovativ adalah sikap yang mendorong guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang inovatif.

 

Demikian pemahaman saya terhadap cara kerja otak, dasar kebutuhan anak, tahap perkembangan anak,pengaruhnya terhadap pembiasaan nilai-nilai hidup serta nilai-nilai yang perlu saya perkuat sebagai calon guru penggerak.

 

 

Selasa, 02 Juli 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.1

 


KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.1

KESIMPULAN DAN REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA


Oleh Siti Suratmi,S.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 11
Kuantan Singingi



A. Pengertian Pendidikan

       Pendidikan dan pengajaran memiliki makna yang berbeda, namun keduanya saling bertautan. Pengajaran adalah bagian dari Pendidikan yaitu memberi ilmu yang berfaedah untuk anak-anak. Sedangkan pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak dengan maksud menuntun segala kodrat yang ada pada anak yaitu kodrat alam dan zaman.

B. Tujuan Pendidik

      Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam Masyarakat Maka Tujuan pendidikan ialah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.


C.  Murid dan Pembelajaran

       

           Sebelum saya mengenali dan mempelajari Modul 1.1 dalam PGP, saya menganggap bahwa murid adalah anak yang membutuhkan didikan dan bimbingan dari seorang guru, harus mematuhi peraturan   yang telah dibuat dan mendapatkan hukuman jika melanggarnya. Karena guru adalah pengganti orang tua. Maka murid harus patuh.


         Sedangkan pembelajaran yang saya ketahui adalah proses belajar di kelas. Pemebelajaran yang terjadi adalah transfer ilmu dari guru untuk murid. Guru menyampaikan materi kepada murid dengan tujuan murid mengetahui dan memahami materi dengan baik dan mendapatkan nilai serendah-rendahnyha pas mencukupi KKM saja, maka pembelajaran dianggap sudah selesai dan bisa pindah ke materi baru tanpa memperhatikan apakah tiap murid sudah benar-benar paham terhadap materi tanpa memperhatikan perbedaan karakter yang dimiliki oleh murid.


           Perubahan pandangan terhadap Murid dan pembelajaran pun terjadi. Tentunya setelah saya mulai mengenali dan memahami modul 1.1 tentang filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam kegiatan Pendidikan Guru Penggerak. Saya menyadari bahwa selama ini banyak kesalahan yang saya lakukan dalam memperlakukan murid dan dalam melakukan pembelajaran.

           Kini saya menyadari bahwa murid memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Pendidikan harus berpusat pada murid  untuk menumbuh-kembangkan kemampuan murid sesuai kodrat alam dan kodrat zaman, dengan kata lain Pendidikan yang menghamba pada murid. Pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi murid secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika, dan spiritual.

      Begitu juga dengan pandangan terhadap pembelajaran. Pembelajaran yang seharusnya saya lakukan adalah pembelajaran yang berpusat pada murid, pembelajaran yang disertai dengan rasa bahagia, suci hati mendekati murid bukan untuk menuntut murid memahami materi pembelajaran yang dipaksakan. Pembelajaran yang harus saya lakukan adalah pembelajaran yang memenuhi kebutuhan murid baik kognitif, afektif, psikomotor, sosial, budaya dan spiritual yang di dalamnya harus memerhatikan karakter tiap murid yang berbeda-beda.

             
        Pembelajaran bukan hanya diambil dari kegiatan di kelas saja, melainkan bisa menghubungkan nilai-nilai positif yang terkandung pada kekuatan budaya yang ada. Pembelajaran bisa dikolaborasikan dengan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan Masyarakat, tentunya saya hanya menuntun sebagai fasilitator untuk mengembangkan potensi murid yang akan dicapai  murid dengan cara yang mereka sukai (berkreasi) agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan.



D. Hal-hal yang perlu di terapkan di sekolah

1.  Menerapkan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dengan melibatkan murid sesuai  dengan metode student center.

2.     Menerpakan pembelajaran abad 21 (Beriman dan bertakwa pada Tuhan  Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif berpikir kritis, dan kolaborasi) sesuai filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan berpegang teguh memerdekakan murid. (Merdeka belajar dan Merdeka Mengajar ) Guru menuntun bukan menuntut.

3.    Menjalin komunikasi yang baik agar dapat dengan mudah memahami karakter tiap  murid yang berbeda-beda, dan dapat menuntunya dalam memenuhi kebutuhan belajarnya.



 

 

 

 

 SEMOGA BERMANFAAT