Assalamulaiakum
Wr.Wb
Masih
dengan saya Siti Suratmi Calon Guru Penggerak Angkatan 11. Seperti biasa, pada
akhir modul pembelajaran CGP di LMS yang selalu di pantau Oeh BGP, Fasilitator
dan PP adalah Jurnal refleksi dwi mingguan. Jurnal yang berisi cerita
pengalaman terkait pembelajaran yang telah dilalui selama dua minggu, yaitu
modul 1.3. Jurnal ini saya tulis menggunakan model 4F yaitu.
1.
Facts (Peristiwa)
2.
Feelings ( Perasaan)
3.
Findings ( Pembelajaran)
4. Future ( Penerapan )
1. Peristiwa
Pengalaman
awal minggu menjalankan program Pendidikan Guru Penggerak beriringan dengan
hari efektif belajar di sekolah sangat membutuhkan manajemen waktu yang tepat
dan akurat hal ini karena banyak yang harus di sesuaikan terutama jadwal
mengajar dan jadwal ekskul. Walau kegiatan di LMS tetap sama dengan cara
sinkronus atau asinkronus. Kegiatan ini sangat menuntut saya ekstra membagi
waktu antara mengajar, ekskul dan Program Guru penggerak. Beberapa kali hampir
lupa mengirim tugas, karena belum terbiasa dengan aktifitas yang padat ini. Namun
banyak pembelajaran yang saya dapatkan.
Peristiwa
dalam ruang kolaborasi membuat saya memahami bahwa sebagai seorang pendidik harus
memiliki Impian yang melangit terhadap murid. Memiliki harapan yang dapat
mendorong saya dalam menjalankan peran sebagai guru. Penyampaian visi guru
penggerak dalam ruang kolaborasi serta pembuatan prakarsa perubahan visi guru
peggerak sangat membantu saya dalam membangun motivasi diri.
Pada
modul 1.3 ini, saya dipertemukan Kembali dalam satu kelompok dengan Ibu Dian,
Ibu Iis, Ibu Bella dan Bapak Fadil. Presentasi kelompok visi guru penggerak
dalam modul 1.3 ini sangat matang kami persiapkan karena kami mengerjakannya sebelum
dan sesudah loka karya 1 secara langsung. Dengan sengaja kami berfoto dengan
pose yang mendukung presentasi. Ternyata lagi-lagi terbukti bahwa “Hasil tidak
akan pernah berhianat pada usaha yang maksimal” terbukti kami mendapatkan apresiasi
dari Fasilitator “Presentasi milenial” saya patut berterima kasih pada
rekan-rekan satu kelompok.
Selain
iitu, rukol kali ini benar-benar membahas hal yang harus di miliki oleh guru
penggerak yaitu visi guru penggerak. Visi yang dapat dicapai dengan cara
melaksanakan peran dan nilai guru penggerak. Bukan hanya itu, pembahasan modul
1.3ini membantu saya dalam membuat visi guru penggerak saya mengenali
pendekatan inquiri apresiatif, guna untuk
menggali kekuatan sekolah, mencari cara mempertahankan kekuatan tersebut dan
memunculkan strategi untuk meningkatkan kekuatan itu menjadi lebih baik. Karena
inkuiri apresiatif adalah pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan
berbasis kekuatan (David Cooperrider, 2015) dengan menggunakan prinsip utama
psikologi positif sekolah. Pendekatan ini dapat dilakukan menggunakan tahapan B-A-G-J-A.
Peristiwa
unik yang lain saya dapatkan Ketika loka karya 1 dengan tema “Pengembangan Komunitas
Praktisi”. Pada loka karya 1 ini, saya seperti Kembali pada masa lalu Ketika duduk
di bangku sekolah. Para pengajar praktik mengajarkan saya cara untuk berkolaborasi
dengan rekan sejawat. Bermain mencari bola yang warnanya sama namun dengan mata
tertutup dan dikomando oleh anggota kelompok yang paling belakang. Permainan ini
sangat mengajarkan bahwa segala sesuatu butuh komunikasi yang positif untuk
menjalin kolaborasi.
Materi
pengembangan komunitas praktisi dijelaskan secara gamblang. Ada satu hal yang membuat
saya sadar akan kesalahan yang selama ini saya lakukan. Sebelum loka karya 1
ini, saya selalu mengutamakan rekan yang tidak sejalan dengan kegiatan yang di
lakukan disekolah, namun secara jelas Bapak M. Toha, Bapak Fendri dan Ibu
Junira menyadarkan “Fokuslah pada rekan yang memiliki satu frekuensi dalam
melakukan perubahan, jangan peduli pada yang selalu menjatuhkan bahkan menolak
untuk berubah, lalu buktikanlah bahwa apa yang kita lakukan memiliki dampak
positif. Hal ini akan memudahkan kita dalam menggerakkan orang lain.” Itulah pemahan
yang saya peroleh terkait komunitas praktisi.
2. Perasaan
Pengalaman yang
saya lalui selama kurang-lebih dua minggu ini, membuat saya tertantang
karena berkaitan dengan Impian saya sebagai seorang pendidik. Saya memiliki murid
Impian pada masa depan, yaitu murid yang memiliki karakter profil pelajar Pancasila.
Saya juga merasa antusias untuk menjalankan hal yang menjadi jalan untuk
mencapai visi saya sebagai seorang pendidik. Menyadari kesalahan yang
saya lakukan selama ini tentang rekan sejawat. Selain itu saya juga bersemangat
dalam menerapkan dan menjalankan visi dan menjalankan rencana perubahan yang
sudah saya rumuskan. Semangat dan motivasi saya ini akan membuat aura positif
dalam menjalankan prakarsa perubahan saya sehingga visi saya akan terwujud.
3. Pembelajaran
Pembelajaran yang saya peroleh dari pengalaman memahami modul 1.3 yaitu, saya mengetahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin perubahan positif perlu berfikir strategi dan memahami inquiri apresiatif. IA adalah pendekatan yang membahas manajemen perubahan yang kolaboratif berbasis kekuatan. IA dapat dilakukan dengan tahapan B-A-G-J-A yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadopsi dari model 5D sebagai bagian dari inkuiri apresiati (Define, Discover, Dream, Design, Deliver).
4. Penerapan
Setelah
mempelajari modul 1.3 ini yaitu tentang visi guru penggerak maka saya akan
berusaha menerapkan dan mewujudkan visi saya yaitu "Menciptakan generasi
emas sesuai profil pelajar Pancasila melalui Merdeka belajar” dan saya akan menerapkan prakarsa perubahan
yang saya rumuskan yaitu "Terwujudnya karakter kreatif dan kolaboratif
murid melalui Gerakan menulis di madding kelas”.
Selanjutnya,
Melalui pembelajaran yang menyenangkan
yang berpihak pada murid sehingga membuat murid berkreasi dan berinovasi dalam
mengembangkan ide dalam pembelajaran. Untuk mewujudkan murid yang kreatif
melalui pembelajaran yang menyenangkan saya harus melakukan kolaborasi dengan
rekan sejawat dan pihak sekolah untuk mewujudkan visi dan prakarsa perubahan
saya sebagai guru penggerak.