Tinkerbell INFORMASI DARIKU
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Senin, 16 Desember 2013

PENGELOLAAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR


Pengertian Interaksi Belajar Mengajar
Interaksi adalah hubungan timbal balik antara satu individu dengan individu yang lain. Interaksi akan selalu berkaitan dengan komunikasi atau hubungan, komunikasi merupakan bagian yang penting bagi manusia sebab dengan komunikasi hidup manusia akan terjamin. Dilihat dari istilah, komunikasi yang berpangkal pada perkataan communicare berarti  berpartisipasi, memberitahukan, dan menjadi miliki bersama, dengan demikian secara konseptual arti komunikasi sudah mengandung pengertian-pengertian memberitahukan berita, pengetahuan, pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dengan melakukan berbagai kegiatan, baik berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar tidak hanya berupa mengingat tetapi juga mengalami, sebab sesuatu dikatakan belajar jika dilakukan secara terus-menerus. Sejalan dengan pengertian belajar tersebut, Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (2012:20) meyatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Mengajar adalah penyampaian pengetahuan pada peserta didik. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Pengertian lain tentang mengajar yaitu  diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar.
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sedangkan mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar, maka interaksi adalah suatu hal saling melakukan aksi dalam proses belajar mengajar yang di dalamnya terdapat suatu hubungan antara siswa dan guru untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut adalah suatu hal yang telah disadari dan disepakati sebagai milik bersama dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut, dalam arti yang lebih sepesifik pada bidang pengajaran dikenal dengan istilah  interaksi edukatif (Sardiman, 2012:1).

Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar
Kegiatan mengelola interaksi belajar-mengajar guru harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan mengomunikasikan program tersebut kepada siswa. Di dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Kemudian di dalam kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen yang satu dengan komponen yang lain.
Serasi dalam hal interaksi ini yaitu komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar-mengajar akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi siswa. Jelasnya, proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode  yang dipakai, tetapi komponen-komponen yang lain juga akan memengaruhi keberhasilan interaksi belajar-mengajar. Ada beberapa komponen dalam interaksi belajar-mengajar, yaitu guru, siswa, metode, alat/teknologi, sarana, tujuan dan lain sebagainya.
Untuk mencapai tujuan intruksional, masing-masing komponen akan saling merespon dan memengaruhi antara yang satu dengan yang lain. sehingga tugas guru dalam mengelola interaksi belajar-mengajar adalah bagaimana guru mendesain dari masing-masing komponen agar menciptakan proses belajar-mengajar yang lebih optimal. Dengan demikian guru dapat mengembangkan interaksi belajar-mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Sejalan dengan pembahasan pengelolaan interaksi belajar-mengajar ada beberapa aspek yang menjadi pendukung dalam kegiatan pelaksanaan interaksi belajar-mengajar, yaitu:
  1. Sepuluh kompetensi guru
1)      Menguasai bahan, baik bidang studi dalam kurikulum dan menguasai bahan penunjang bidang studi.
2)      Mengelola program belajar-mengajar
3)      Mengelola kelas
4)      Menggunakan media atau sumber
5)      Menguasai landasan-landasan kependidikan
6)      Mengelola interaksi belajar-mengajar
7)      Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8)      Mengenal fungsi dan penyuluhan di sekolah
9)      Mengenal dan menyelenggarakan Administrasi sekolah
10)  Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penenlitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
  1. Microteaching sebagai latihan mengelola interaksi belajar-mengajar
1)            Latar Belakang Timbulnya Microteaching
Tugas dan tanggung jawab guru sangat luas, tetapi tugas mengajar di depan kelas merupakan salah satu tugas yang sangat penting. Demikian pentingnya sehingga berhasil atau tidaknya seorang guru sering diukur hanya dari aspek ini. Guru akan dikatakan pandai kalau dapat mengajar di muka kelas dengan baik.
2)         Pengertian Microteaching
Microteaching merupakan salah satu usaha baru yang berorientasi pada upaya pengembangan dan peningkatan profesi guru, khususnya keterampilan mengajar di depan kelas, dalam kegiatan ini mahasiswa atau calon guru selama berlatih praktik mengajar, bentuk penampilan dan keterampilannya selalu dimonitor dan dalam keadaan terkontrol oleh para supervisor. Dengan demikian, proses tersebut dapat diatur menurut kebutuhan serta disesuaikan dengan tujuan yang akn dicapai, microteaching sering diartikan sebagai “mengajar dalam bentuk yang mini”. Microteacing memiliki ciri-ciri pokok yakni : jumlah subjek belajar sedikit, bekisar 5-10 orang, waktu mengajar terbatas sekitar 10 menit, bahan yang dikontakkan terbatas, komponen mengajar yang dikembangkan terbatas.

3)      Maksud dan Tujuan Microteaching
            Konsisten dengan beberapa keterangan tentang microteaching, maka microteaching ini dimaksudkan membekali calon guru sebelum terjun ke sekolah tempat latihan praktik kependidikan untuk praktik mengajar. Dikaitkan dengan kompetesi guru, microteaching sebenarnya merupakan suatu usaha pengembangan di kampus. Dengan model ini, kemudian dikembangkan lebih lanjut di lapangan melalui serangkaian kegiatan praktik kependidikan di sekolah tempat para mahasiswa atau calon guru melakukan praktek mengajar.
  1. Beberapa komponen keterampilan mengajar
1)      Aspek materi
 Pada bagian pertama ini berhubungan erat dengan masalah bahan yang dikontakkan kepada siswa. Tentang bagaimana menarik perhatian siswa pada bahan yang baru, bagaimana perhatian guru terhadap bahan yang akan di bahas, bagaimana urutan penyajian bahan, bagaiman menciptakan hubungan dalam rangka membahas, dan bagaimana mengakhiri pembahasan. Untuk ini akan dibahas satu per satu.
(1)   Interes, dalam hal ini interes adalah usaha guru untuk menarik atau membawa perhatian siswa pada materi pelajaran yang baru.
(2)    Titik Pusat, titik pusat adalah bahwa apa yang diuraikan, dikemukakan dan dijelaskan oleh guru benar-benar terpusat pada hal yang sedang di garap bersama.
(3)    Rantai Kognitif, rantai kognitif adalah urutan-urutan atau sistematika dalam menyampaikan bahan pelajaran.
(4)   Kontak, kontak dalam hal ini menyangkut hubungan batiniah antara guru dan siswa dalam kaitanya dengan bahan yang sedang dibahas.
(5)   Penutup, penutup disini adalah cara guru dalam mengakhiri penjelasan atau pembahasan suatu pokok bahasan
2)      Model Kesiapan
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai berbagai sikap yang harus diperhatikan guru selama memimpin belajar siswa. Sikap yang diperhatikan meliputi sikap tubuh saat mengajar, sikap terhadap kondisi ruang atau jumlah siswa, dan lain sebagainya. Berikut  uraiannya:
(1)   Gerak, gerak anggotaa badan dalam memberikan bahan pelajaran.
(2)   Suara, dalam pengertian suara ini ialah kekuatan atau kekerasan, intonasi, tekanan bicara, dan kelancaran bicara.
(3)   Titik perhatian, yang dimaksud dengan titik perhatian ialah pengamatan guru terhadap masing-masing siswa selama interaksi belajar-mengajar berlangsung.
(4)   Variasi menggunakan media, alat-alat pengajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
(5)   Variasi interaksi, yang dimaksud dengan variasi interaksi ialah frekuensi atau banyak-sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa secara tepat.
(6)   Isyarat verbal, yang dimaksud dengan isyarat verbal ialah ucapan yang singkat tetapi mempunyai pengaruh yang besar.
(7)   Waktu selang, yang dimaksud dengan waktu selang ialah tenggang waktu antara suatu ucapan atau pembicaraan dengan ucapan atau pembicaraanberikutnya.
3)      Keterampilan oprasional
Berbagai keterampilan dalam interaksi belajar-mengajar yang perlu dikembangkan meliputi dalam pembukaan pembelajara, memberikan motivasi dan melibatkan siswa, mengajukan pertanyaan, menggunakan isyarat nonverbal, menanggapi siswa, dan menggunakan waktu.
(1)   Membuka pelajaran, yang dimaksud dengan membuka pelajaran ialah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar-mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu.
(2)   Mendorong dan melibatkan siswa, maksud dari mendorong dan melibatkan siswa ialah siswa bukan sebagi objek melainkan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar.
(3)   Mengajukan pertanyaan, dalam belajar-mengajar mengajukan pertanyaan bagi guru merupakan perangsang yang mendorong siswa untuk giat berfikir dan belajar.
(4)   Menggunakan isyarat nonverbal, isayarat nonverbal ialah gerakan-gerakan anggota badan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu untuk memperjelas maksud atau penjelasan yang diucapkan guru.
(5)   Menanggapi siswa, guru yang cakap  dan bijaksana akan mampu membawa sebagian besar siswanya untuk menerima interaksi dengan senang hati dan penuh perhatian dengan cara menanggapi siswa.
(6)   Menggunakan waktu, yang menggunakan waktu dalam hal ini ialah ketepatan guru dalam mengalokasikan waktu yang tersedia dalam suatu interaksi belajar-mengajar.
(7)   Mengakhiri pelajaran, belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berakhir karena merupakan proses yang berkelanjutan, berakhirnya pelajaran antara guru dan siswa hanya merupakan suatu terminal untuk beranjak pada pembelajaran selanjutnya.
4)      Pendekatan belajar
Terkait dengan pengelolaan interaksibelajar-mengajar penting juga diperkenalkan tentang pendekatan dan strategi kontekstual dalam pembelajaran. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran lebih dikenal dengan Contextual Teaching and Learning. pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan  antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa.
Dalam pembelajaran yang kontekstual, siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya dan bagaimana mencapai tujuan belajar. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.tugas guru adalah mengelola kelas menjadi kondusif untuk belajar siswa, untuk penerapanya ada tujuh aspek dalam pembelajaran kontekstual yang perlu mendapatkan perhatian yaitu:
(1)   Teori kontrukstivisme, teori yang merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kontekstual.
(2)   Menemukan, maksudnya adalah belajar adalah proses menemukan atau inkuiri.
(3)   Bertanya, bagi siswa bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam pendekatan kontekstual.
(4)   Masyarakat belajar, yang dimaksud masyarakat belajar yaitu semua sumberdaya manusia yang berada di sekolah.
(5)   Pemodelan, model dalam pendekatan kontekstual dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
(6)   Refleksi, yaitu bagian penting dalam pembelajaran, karena merupakan cara berfikir atau perenungan tentang apa yang baru dipelajari dan yang telah dipelajari.
(7)   Penilaian yang autentik, yaitu proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan  belajar siswa.

Unsur-Unsur Interaksi Belajar-Mengajar
Dalam setiap interaksi pendidikan akan senantiasa mengandung dua unsur pokok, yakni:
  1. Unsur Normatif
Dalam interaksi normatif, antara guru dan peserta didik harus berpegang pada norma yang diyakini bersama. Pengajaran sebagai bagian dari pendidikan, sedangkan pendidikan itu sifatnya normatif. Maka dalam proses pengajaran harus mencerminkan interaksi yang bersumber pada sumber-sumber norma yakni agama, falsafah hidup dan kesulitan.
  1. Unsur Teknis
Pendidikan dapat dirumuskan secara teknis. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu peristiwa yang merupakan kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu masa, terikat dalam situasi, serta terarah pada satu tujuan.

Faktor-faktor Ineraksi Belajar-Mengajar
Sebagaimana diketahui bahwa proses pengajaran pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara guru dan siswa.  Menurut Hamalik dalam bukunya  proses Belajar Mengajar (2011:77) proses pengajaran ditandai oleh adanya interaksi antar komponen  pembelajaran. Komunikasi antar dua subjek ini dipengaruhi oleh berbagi faktor yang mendasari terjadinya interaksi belajar mengajar meliputi:
  1. Faktor Tujuan
Terdapat istilah tujuan, baik yang bersifat umum maupun khusus dengan rincian sebagai berikut:
1)      Tujuan umum sebagai suatu statemen umum yang memberikan gambaran dan arah yang akan dituju, menjadi pangkal tolak, ide, inspirasi dan pengarahan . Sifat umum dan luas dari aims mengharuskan untuk dijabarkan atau dijelaskan secara nyata dan terarah. Maka dikenal istilah goals. Goals lebih menyatakan suatu aktivitas. Dari atu rumusan aims dapat dijabarkannya dan dikembangkan beberapa rumusan goals. Goals lebih bersifat operasional, praktis, dan realistik daripada aims.
2)      Tujuan khusus, dalam gambaran khusus tertulis suatu kegiatan peserta didik setelah menjalani interaksi pengajaran. Kegiatn yang tertulis dalam tujuan khusus ini sering dinyatakan dalam bentuk perbuatan yang dalam istilah lain disebut behavior. Dalam memantapkan rumusan tujuan khusus , maka berhubungan dengan dua hal yaitu kesesuaian dan kegunaan. Istilah kesesuian menunjukan bahwa tujuan khusus harus sesuai dengan keadaan dan masalah yang dihadapi, sedangkan istilah kegunaan menunjukan bahwa tujuan khusus mesti berguna serta mencerminkan nilai kegunaan dalam interaksi pengajaran.
Tujuan pendidikan yang bersifat umum maupun khusus, umumnya berkisar pada tiga jenis, yakni:
  1. Tujuan kognitif; tujuan yang berhubungan dengan pengertian dan pengetahuan.
  2. Tujuan afektif; tujuan yang berhubungan dengan usaha merubah minat, setiap nilai dan alasan
  3. Tujuan psikomotorik; tujuan yang berkaitan dengan keterampilan dengan menggunakan alat indera.
  
  1. Faktor Bahan Atau Materi Pengajaran
Penguasaan materi oleh guru seyogyanya mengarah pada spesifik atas kecakapan yang diajarkannya. Mengingat isi, sifat dan luasnya ilmu, maka guru harus mampu menguraikan ilmu atau kecakapan dan apa-apa yang akan diajarkannya kedalam bidang ilmu yang bersangkutan. Penetapan/penentuan materi tersebut harus didasarkan pada upaya pemenuhan tujuan pengajaran dan tidak boleh menyimpang dari tujuan yang telah ada.
  1. Faktor Guru Dan Peserta Didik
Guru dan peserta didik adalah dua subjek dalam interaksi pembelajaran. Guru sebagai pengarah dan pembimbing berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan peserta didik langsung menuju pada arah tujuan melalui aktivitas dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber belajar atas bimbingan guru.
Imam Ghazali dalam http://musliemforever.wordpress.com yang ditulis oleh Uci Hidayatul Khafidoh  mengatakan bahwa tugas seorang pengajar atau guru itu sesuatu yang mulia. Kemuliaan ini mengandung dua kemanfaatan yaitu:
1)      Bagi orang yang mengajar (guru) yang menyampaikan ilmu pengetahuan maka ia akan semakin bertambah pengetahuan dan pengalamannya.
2)      Bagi orang yang diberi ilmu pengetahuan (peserta didik) akan semakin bertambah pula pengetahuan dan pengalamnanya hingga mereka dapat mengambil manfaat dari ilmu tersebut.
  1.  Faktor Metode
Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan dan tujuan yang akan dicapai tersebut merupakan faktor utama yang menentukan suatu metode. Metode dalam pembelajaran dapat digunakan secara bergantian sesuai dengan pembahasan materi yang diajarkan.
  1. Faktor situasi
Situasi adalah suasana belajar atau suasana kelas pengajaran. Termasuk dalam pengertian ini adalah suasana yang berkaitan dengan peserta didik, seperti faktor kelelahan dan semangat belajar. Juga keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana yang memadai yang mungkin mengganggu atau menghambat dalam proses pembelajaran.
Diantara keadaan tersebut ada yang dapat diperhitungkan dan ada pula yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya. Terhadap situasi yang dapat diperhitungkan, guru dapat menyediakan alternatif metode-metode mengajar dengan mengingat kemungkinan-kemungkian perubahan situasi. Sedangkan terhadap situasi yang tidak dapat diperhitungkan yang disebabkan perubahan secara tiba-tiba atau mendadak diperlukan kecekatan untuk mengambil keputusan dengan segera mengenai cara atau metode yang digunakan.

Pola Interaksi dalam Pembelajaran
Dalam proses interaksi antara guru dan siswa memiliki pola yang meliputi sebagai berikut:
  1. Pola dasar interaksi
Dalam pola dasar interaksi belum terlihat unsur pembelajaran yang meliputi unsur guru, isi pembelajaran dan siswa yang mendominasi proses interaksi dalam pembelajaran. Dijelaskan bahwa adakalanya guru mendominasi  proses interaksi, adakalanya isi yang lebih mendominasi, adakalanya juga siswa yang mendominasi interaksi tersebut atau bahkan adakalanya antara guru dan siswanya secara seimbang saling mendominasi.

  1. Pola interaksi berpusat pada isi
Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan guru mengajarkan isi pembelajaran, di satu sisi siswa mempelajari isi pembelajaran tersebut namun kegiatan tersebut masih berpusat pada isi atau materi pembelajaran.
  1. Pola interaksi berpusat pada guru
Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata bepusat pada guru, pada umumnya terjadi proses yang bersifat penyajian atau penyampaian isi atau materi pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada dipihak guru yang bersangkutan, sedangkan siswa hanya menerima dan diberi pembelajaran yang disebut juga siswa pasif.
  1. Pola interaksi berpusat pada siswa
Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada siswa, siswa merencanakan sendiri materi pembelajaran apa yang akan dipelajari dan melaksanakan proses belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut. Peran guru lebih banyak bersifat permisif, yakni membolehkan setiap kegiatan yang dilakukan para siswa dalam mempelajari apapun yang dikehendakinya. Untuk meningkatkan keaktifan proses pembelajaran ini, guru membuat perencanaan sebaik-baiknya dan pelaksanaannya didasarkan atas rencana yang telah dibuat. Dengan cara semacam ini, diharapkan hasil belajar lebih baik lagi sehingga terjadi keseimbangan keaktifan baik dipihak guru maupun dipihak siswa.





 DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Khafidoh, Uci Hidayatul. 2013. “Interaksi Belajar Mengajar”. http://musliemforefer.wordpress.com. 20 Maret 2013.

Kamis, 28 November 2013

Orang Hilang 2

Hari ini udaranya cukup sejuk, 10 November 2013 aku harus beramgkat ke Pekanbaru sendiri. Aku sengaja berangkat agak siang karena aku ingin ke rumah Herman. Seperti biasa, sebelum masuk ke rumah Herman aku lebih dulu masuk ke kedai.

Mama Herman meyambutku, " Lo, udah mau berangkat, sama siapa?", belum sempat aku mencium punggung tanganya, air mataku turun menelusuri sudut yang gelap di mataku. "Ma, kalau ada apa-apa pada mas kabarin Tik ya Ma," lirihku saat beliau memeluk tubuhku yang kurus.

Aku kehilangan rasa malu di hadapan orang-orang yang ada di kedai. "Kak, jangan nangis... besok pasti bang Herman sembuh," bisik Via adik Herman. Ku peluk erat tubuh Via sebagai rasa terimakasih telah mencoba menenangkan aku.

Perlahan aku berjalan menemui Herman yang sedang terbaring di atas sepring bad, yang sengaja di pindah ke ruang tamu rumahnya. Aku menangis meratapinya, a awalnya Ia ikut menangis, perlahan ia terlihat lebih tegar dan menenangkanku. Oh Tuhan ingin rasanya aku memeluk hambamu itu.

Betapa lemahnya aku di hadapan Herman yang tak berdaya. "Ayang, makasih ya udah bela-belain pulang wat mas, udah jagain mas dari pagi sampai malem, udah bantu mas wat bangkit melawan sakit ini. Sekarang Ayang harus berangkat, selesaikan kuliah dengan baik agar Mama dan Bapak gak kecewa".

Ku tatap matanya, ada makna tulus dari perkataan terbata-bata yang terucap dri mulutnya untukku. Aku mengangguk paham, mengiyakan keinginanya. Lagi-lagi aku menangis, membuatku tak mampu beranjak meninggalkanya.

Perlahan dan pasti, aku tak akan pernah mampu beranjak jika terus menangis seperti ini. Nenek Herman datang lalu duduk di kursi yammg ada di belakangku. Sambil menenangkan hati, ku dengarkan keluh kesah neneknya tentang masa kecil cucunya yang malang, Herman.

Nada mendayu, suara yang lirig diiringi batuk yang memenggal hampir setiap kalimat yang ia lontarkan dalam bercerita, membuatku menambah intensitas kemampuan mendengar. Panjang dan berurut cerita yang disampaikan, kesimpulan yang ku dapat yaitu Herman memiliki pengalaman yang sama denganku. Pengalaman yang tak akan terlupakan, masa kecil bersama nenek.

Terlena oleh rasa tak ingin meninggalkanya. Bahagia terhadap ketegaranya. Tersenyum kami bersama dalam duka.

Aku beranjak meninggalkan Herman. Ku peluk erat tubuh mamanya dan kucium kedua pipinya setelah aku menyalami dan mencium punggung tangannya dan menyusul mencium punggung tangan Papahnya. Hampir tak percaya, Herman telah berdiri di depan pintu, aku bersalaman denganya, mematung di hadapanya.

"Nduk udah jangan nangis terus, udah bengkak itu matanya." Lirih mamanya padaku yang membuat pembantu di rumah itu terlihat kebingungan karena sedari tadi dia baru selesai mencuci pakaian. "Besok mama kabarin kalo ada apa-apa, jangan nangis terus, pasti sembuh.
"Assalamualaikum" salamku.
  
Tepat pukul 13.30 aku sampai di Jln. Pahlawan Kerja, Gg. Utama Angkasa, Pekanbaru. "Assalamualaikum," ku buka pintu kos yang tak terkunci. Aku melengos masuk tak peduli pada mereka yang menertawakan mataku yang bengkak.

Pagi itu 11 November 2013, aku tercengang namun kemudian tersenyum melihat gambar diriku dengan pose narsis di mading kampus. Teringat hal memalukan yammg disampaikan Nuning malam itu. Aku keluar ruangan setelah lebih dulu meligat rasa tak senang Nuning dan Ayu saat aku membahas masalah jejeran foto aku bersama mereka. Bersama Pita si Ketua sanggar Tuah Karya, aku melepas foto itu.

Hal yang sungguh memalukan saat itu, awalnya ini membuatku benar-benar malas menginjakkan kakiku di sekre HIMA PBI. Setelah aku merenung, aku sadar mereka HIMA PBI peduli padaku. Aku hilangkan pandangan negatifku tentang HIMA PBI.

Aku tau, teman-teman HIMA menganggap aku tak mau lagi gabung dengan mereka karena aku udah sama Herman. Mungkin mereka sebelumny tidak tau sampai ada yang bilang aku tak mau ke sekre karena udah punya pacar ada juga yang bilang pacar aku melarangku pergi ke sekre. Semua salah.

Pertama, aku berpacaran dengan Herman sejak 10 Juni 2007 sampai sekarang, jadi teman-teman salah jika menganggap aku tak mau ke sekre karena aku udah punya pacar. Ke dua, Orangtuaku menginginkan aku mengurangi kegiatanku setelah seminggu aku terbaring sakit menjelang Masa Orientasi Mahasiswa Baru angkatan 2013. Ke tiga, aku malu hadir di sekre, Aku orang hilang tak mungkin datang ke sekre setelah kalian menganggap aku telah hilang.

Makasih wat HIMA PBI dalam hal apapun.

Jujur aku kangen pada temen-temen tapi aku jadi malas karena malu gambar itu membuatku mengurungkan niat pergi ke sekre awalnya aku hanya ingin mengurangi kegiatan di sekre padj malam hari, tapi.... ya sudahlah.

Orang Hilang

    Hari itu, Kamis 7 November 2013 pukul 12.45 WIB aku mendengar keluhan dari mas Herman, orang yang selama ini menjadi orang sepesial dalam hidupku. Keluhan itu berlanjut sampai larut malam, aku bingung harus berbuat apa. Pagi hari 8 November 2013 keputusan pulang ke kampung adalah pilihan pertama.
 
Aku tidak tahu harus bagaimana agar cepat sampai di rumah, aku kemudi sendiri sepeda motorku dengan kecepatan tinggi. Tepat pukul 13.30 aku sampai di rumah. Hanya btuh waktu 30 menit aku beristirahat di rumah karena tepat pukul 14.00 aku sudah sampai di rumah Herman.


   Asalamualaikum, salam terucap dari mulutku dengan suara bergetar yang langsung disambut oleh semua orang yang ada di dalam warung nasi milik ibu Herman. Banyak pertanyaan yang harus ku jawab atas rasa heran yang hadir di benak mereka saat melihat aku yang datang mengenakan celana jeans yang sebelumnya mereka tak pernah melihat aku mengenakannya sambil bersalaman dengan mereka, Nenek, kakak ipar, dan adik herman beserta pembantu dan teman-teman adiknya . Satu pertanyaan yang masih ku ingat "Kapan pulang, libur ya?", aku tersenyum "Jam 2 sampai di rumah, iya libur sendiri Mbk", jawabku pada kakak ipar Herman yang seraya menyuruhku masuk ke dalam rumah, adik herman beranjak dari duduknya, ku sambut uluran tanganya lalu mengantar aku ke dalam rumah.
       
 Aku bingung, bagaikan tersambar petir di siang bolong saat aku melihat orang yang aku kasihi terbaring dengan kondisi lemah tak memiliki kekuatan tuk menyambut kehadiranku. Tidak seperti biasanya. Ingin aku menghilangkan aturan agama agar aku bisa memeluknya, alhamdulillah aku tidak melakukanya. Susan, pembantu di rumah Herman mengantar segelas teh manis dan sebungkus sate ayam untuk Herman yang terbaring di hadapanku.

   Kepergian Susan disusul oleh kehadiran ibu herman yang ku sambut dengan kecupan hangat di punggung tanganya. Beliau meyuruh Herman makan, namun Herman menolaknya dengan alasan tak sanggup lagi menahan sakit saat harus memuntahkan kembali apa yang telah ia makan. Ku sunggingkan senyuman dengan melebarkan bibirku karena berhasil memaksa dan menyuapi Herman makan, senyumku berganti menjadi rasa khawatir ketika mataku harus melihatny muntah, jaga dan lindungi dia untukku ya Allah, harapku dalam lirih.

    Ternyata tidak hanya aku yang menjenguknya, ada beberapa teman Herman yang datang dan menyuruhku untuk membuat minuman kunyit dicampur asam. Tidak lama datang ibu herman membawa seangkir kecil minuman kunyit asam dan semangkok bubur kacang hijau. Aku terus berusaha agar Herman mau meminum air kunyit asam dan memakan bubur kacang hijau tersebut.

   Aku melihat adik Herman dan teman-temanya menghiasi serambi depan rumahny, hatiku bertanya mau ada acara apa ya?. Perlahan aku mendekatinya, ternyata ibu Herman juga bersama mereka. "Mau seneng malah gak jadi nduk, adeknya mau ulangtahun malah Herman sakit," aku tersenyum, "Sabar Ma," usahaku menenangkan. Tidak sengaja ku lihat arloji di tanganku. Pukul 16.46, waktu yang menunjukkan senja akan menjemput malam. Aku pamit pulang. Sampai di rumah, letih, capek dan lapar aku rasakan. Ku buka sebungkus roti sepesial untuk mengisi perutku yang kosong. Lahap, hilanglah lapar, tersisa letih dan capek di tubuhku.
 
      Ba'da Magrib, ku baringkan tubuhku di tempat tidur, ku raih hanpone di atas bantal, ku baca dan ku balas sms dari Nuning, teman tidurku di kos, " Tik, ada hal yang sangat memalukan," balasku "Apa Ning?", tak ku dapatkan balasan. Tergambar kesalahan pada tugas mata kuliah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Tak lama Herman menelfonku, mungkin saat itu aku memahammi dan mengerti kalau tak mungkin Ia bernostalgia denganku melalui layang suara sebab Ia tak bisa berbicara saat itu.
 
      Air turun dari sudut mataku yang gelap, aku menanangis seolah-olah aku merasakan apa yang ia rasakan. Tuhan menemani tangisku dengan menurunkan hujan sebagai rahmat-Nya malam ini. Lihat apa yang terjadi dengan semua rencanaku, hancur sudah berantakan, aku tertidur dan melupakan niat menemani herman malam itu.

    Pagi, 9 November 2013 ku buka mata dengan tubuh yang lumayan bugar. Ku pakai jilbab sarung, ku kerjakan apa yang bisa ku kerjakan. Pagi itu berakhir dengan membuat keripik sukun.

    Tepat pukul 14.30, aku pergi menghadiri acara ulangtahun calon adik iparku. Sampai di sana, aku bertemu nenek, ibu dari ayahku. Nenek mengajakku masuk ke rumah Herman, tepat saat itu juga ada jarkep to kuda lumping.

   Sebelum aku sampai di rumah Herman, kak Eti tetangga Herman menyuruhku masuk ke dalam rumahnya. Ternyata ada Herman, aku mengajak nenek, nenek menemani Herman barang sejenak sebelum pergi ke rumah besanya. Ku kira nenek masih menemani herman ternyata sudah di muka orang yang sedang main jarkep.

  Usai pertunjukan jarkep, aku melakukan apa yang bisa kulakukan di rumah Herman. Tepat azan magrib aku baru pulang. Malam minggu ba'da isa, untuk yang pertama aku izin pergi ke rumah Herman pada malam minggu.

   Aku sampai di rumah Herman, aku menemaninya. Herman hanya terbaring di sampingku, dia belum makan aku tahu itu. Ku beli sebungkus sate ayam dengan 8 tusuk sate, aku menyuapinya dan sekali-sekali ikut serta makan bersamanya.

  Aku menangis saat teringat harus berangkat ke Pekanbaru besok pagi. Kak Eti memergoki aku yang sedang menangis, ia tersenyum. Aku terkejut, Herman lari ke kamar mandi karena hendak muntah, aku berlari mengejarnya, Astaghfirullah... ingin aku ikut merasakan sakit yang ia rasakan.

    Tepat pukul 23.00, aku bingung harus bagaimana pulang atau tetap di sini bersama Herman. Herman menyuruhku tidur di sampingnya naun aku tetap bersikukuh untuk tidak tidur, akhirnya aku pamit pulang pada keluarga Herman. Sesampainya di rumah, mama bertanya "Malem bnget pulangnya De?" aku memasang muka melas di hadapan mama "Herman belum sembuh Ma, aku gak tega mau ninggalin tapi gak enak ama tetangga. Aku kan belum halal buat dia," jawabku, mama kembali ke dalam kamar "Sabar, namanya orang hidup, adakalanya sehat ada juga sakit bahkan mati," gumam mama menyabarkan aku sembari menutup pintu kamarnya.

Senin, 18 November 2013

Apa Arti Bunga Tidur

      Semerbak harum kamboja dan daun pandan seakan-akan menyelimuti tidurku malm ini. Aku tak tau ap arti dari semua ini, aku seperti hidup dengan dua mata yang buta. Aku tak perna tau dan tak pernah mengenali wajah perempuan itu, tapi entah kenapa dia bisa hadir dalam bunga tidurku. 
      Satu yang aku yakini, pasti karena dia pernah menjadi orang ke tiga antara aku dan kekasihku. Jujur, aku belum pernah melihatnya. Tuhan izinkan aku bertemu dengan dia tuk menyampaikan rasa terimakasihku padanya, sebab dia pernah membahagiakan orang yang aku kasihi dan aku sayangi, ya Rabb kabulkanlah agar tak ada rasa penasaran pada hatiku yang membuat aku membenci dia dan kekasihku.

Selasa, 12 November 2013

Apapun

Tak di Anggap. Aku ada di hadapan kalian, aku ada buat kalian tapi sayang aku tak di anggap sebagai apa pun oleh kalian.

Selasa, 05 November 2013

Ungkapku


Untuk seorang insan yang ku sayang
Di daerah sepi ini kita bertemu
hubungan akrab mulai terjalin
kita susuri jalan-jalan liku
mencari pelangi indah dalam terang,dalam kabut, dalam gelap tanpa lelah
senyum selalu tersungging di bibir walau menangis di hati
suatu masa kita benar tewas karena tiada restu orang tua
namun kita bangkit dengan sejuta persoalan
siapa dirimu dan siapa diriku
lakonan hiduppun kita atur tuk mencari sebuah kepastian
akhirnya terjawab semua persoalan, pertanyaan dan kegusaran
tepat di usia 6th' hubungan kita, restu ku dapat dari mereka
namun aku kembali menangis
kamu membagi cinta dengan yang lain
sebisa mungkin aku bertahan dengan sepi dan sedihku
kamu kembali dengan semua keininanmu
keinginan yang tak pernah aku mengerti
aku pun memenuhinya
karena aku mencintaimu
walau aku tak lagi berteman.

DCREATED:20131103T211943
LAST-MODIFIED:20131103T211943
END:VNOTE