Pemuda Kebanggaan
Pagi itu sepertinya matahari dan awan enggan menampakan dirinya pada alam, bukan karena mereka marah tapi karena sedang bersedih tidak dapat melihat sahabatnya. Rasus, pemuda desa Sumber Jaya yang selalu memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkunganya. Rasus terbaring sakit di kamar tidurnya hanya berteman dengan seekor kucing jantan berwarna putih bertutul hitam.
Rasus merasa sangat sedih melihat kondisinya yang terus memburuk akibat terjatuh kedalam jurang saat ia hendak membakar tumpukan sampah di tepi jurang. pada awalnya Rasus menyadari kalau tumpukan sampah itu terletak di tepi jurang, namun Rasus tidak merasa takut karena menurutnya itu adalah kegiatan yang sudah sering ia lakukan setelah pulang dari sekolah. malang tidak dapat ia tolak, Rasus terjatuh kedalam jurang saat menginjak kulit pisang yang membuatnya terpeleset dan ditolong oleh penduduk setelah ia tidak sadarkan diri di dalam jurang.
Matahari dan awan terlihat begitu sedih saat mengetahui Rasus terjatuh kedalam jurang, mereka mengabarkan kepada semua penghuni istana langit sehingga semua penghuni langit bersedih. langit terlihat sangat gelap karena matahari tidak mau melihat rasus, begitu juga dengan awan yang mulai menangis melihat penderitaan Rasus. Air hujan turun membasahi tanah desa Sumber Jaya, Rasus tetap terlihat tenang walaupun ia mengetahui tidak akan bisa berjalan seperti sedia kala.
Tiga hari setelah peristiwa itu Rasus mulai bisa berjalan, namun ia menggunakan tongkat kayu untuk membantunya berjalan. Rasus merasa senang dengan kondisinya yang sekarang, namun alangkah terkejutnya Rasus saat melihat sampah berserakan di sepanjang jalan. Rasus tidak putus asa, bahkan ia berusaha untuk membersihkan jalan itu dari sampah.
Rasus merasa lelah dengan kegiatanya, ia tidak dapat melihat keindahan desanya lagi membuat ia sangat kecewa pada semua orang. Tidak lama setelah itu, datanglah pemuda dan pemudi desa Sumber Jaya menghampiri Rasus yang terlihat sangat lelah. " Rasus, bagaimana kondisimu apakah sudah membaik?" tanya Munir pada Rasus, Rasus hanya tersenyum kemudian mengangguk. rasa heran Rasus timbul saat Munir mengajak semua pemuda dan pemudi menuju tepi jurang tempat ia terjatuh, "Munir, apa yang ingin kamu lakukan bersama mereka pergi ke tepi jurang itu, bukankah berbahaya?" teriak Rasus saat Munir telah berada dua meter di depanya, Munir tersenyum lalu menjawab "Desa ini bukan hanya desa mu Sus, ini desa kami juga, maka kami berhak menjaga kebersihan desa kita,". Rasus terus tersenyum sambil berjalan mengikuti Munir dan semua pemuda-pemudi menuju tepi jurang tempat sampah bertumpuk yang membuat ia merasakan sakitnya terjaduh kedalam jurang.
Rasus, Munir dan semua pemuda-pemudi merasa sangat puas karena pekerjaanya hampir selesai. Ibu Rasus datang membawa makanan ringan dan air mineral yang sekejap langsung habis oleh Rasus, Munir dan semua emuda-pemudi yang tengah beristirahat dari gotongroyong. Munir sangat terihat bahagia melihat pemuda-pemudi desa bisa kembali berkumpul dan melakukan kegiatan yang bermanfaat secara bersama setelah terjadi kerusuhan hubungan antara pemuda-pemudi dua tahun lalu tepatnya tahun 2001. gelak tawa riang dan canda terus terdengar di antara mereka, membuat suasana bertampah menyenangkan apalagi Bawon seorang pemuda kocak nan lucu dari cara berbicara dan postur tubuhnya yang gembul seperti bagong telah kembali dari negeri rantau.
Jangan lelah menanti kelanjutan cerita ini yaaa,, pasti dijamin seru kok..
Jangan lupa untuk mampir http://novelsemprot.rf.gd/
BalasHapus