Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah Swt., Yang telah mencurahkan rahmat serta hidayahnya
sehingga penulis dapat membuat sebuah makalah yang tentunya akan bermanfaat
bagi pembaca. Shalawat berangkai salam, tak lupa selalu terucurah dan terucap
untuk baginda rosul yakni Nabi Muhammad SAW. Karena beliau yang telah membawa
kita dari alam kebodohan, alam kegelapan atau dapat disebut alam jahiliyah
menju alam yang terang yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan peradaban yang
mulia.
Pada
kesempatan kali ini penulis membuat makalah dengan judul pendekatan belajar
Multiple Intelegences. Pendekatan belajar ini adalah pendekatan belajar yang
mampu membantu guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Pendekatan
belajar Multiple Intelegences merupakan pendekatan yang bisa diterapkan kedalam
proses pembelajaran baik di sekolah tingkat dasar/SD, sekolah menengah menengah
pertama/SMP maupun SMP bahkan bisa juga diterapkan pada proses pembelajaran di
perguruan tinggi, karena pendekatan belajar Multiple Intelegences adalah
pendekatan belajar yang mampu memicu berkembangnya kemampuan atau bakat yang
ada pada peserta didik. Penulis sangat meyakini pendekatan belajar Multipel
Itelegences adalah pendekatan belajar yang efektif untuk di terapkan dalam
proses pembelajaran.
Selaku
penulis makalah ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah
ini, terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang telah memberi arahan, memberi pencerahan, kepada Orang tua
saya yang selalu mendukung saya dalam menuntut ilmu walau hanya melalui suara
yang terdengar dari telepon genggam. Kemudian
kepada teman-teman yang telah mendukung serta membantu dalam penulisan
makalah ini, dan kepada pembaca yang nantinya akan menggunakan makalah ini
sebagai bahan bacaan. Akhir kata, saya berdoa semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Pekanbaru,
27 Desember 2012
Penulis,
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini pemahaman mengenai
kecerdasan yang dimiliki manusia dalam konteks
belajar merupakan sesuatu yang penting. Karena itu kajian tentang kecerdasan
manusia perlu dikemukakan. Salah satu kecerdasan yang sangat penting bagi manusia
adalah kecerdasan ganda, sehingga dalam pembelajaran diperlukan suatu
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan serta menerapkan kecerdasan
tersebut dengan baik dan benar. Apalagi
Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada pencapaian suatu
kompetensi tertentu peserta didik.
Ada beberapa pendekatan belajar yang
dapat digunakan untuk diterapkan serta dapat digunakan untuk memperlancar
proses belajar-mengajar terutama untuk membahas tentang kecerdasan ganda yang
dimiliki oleh setiap individu. Salah satu pendekatan itu adalah pendekatan
belajar Multiple Intelegences, suatu pendekatan yang dapat menangani serta
memahami perbedaan setiap individu. Pendekatan belajar Multiple Intelegences
ini membicarakan hal-hal yang bertautan dengan kompetensi setiap individu
selaku peserta didik. Karena setiap
individu memiliki kecerdasan ganda atau Multiple Intelegences yang
berbeda-beda maka hal tersebut menyebabnya pendekatan belajar Multiple
Intelegences perlu digunakan dalam pembelajaran.
1.2.Rumusan Masalah
- Apa yang di maksud dengan pendekatan Multiple Intelegence?
- Apa –apa saja kecerdasan Multiple Intelegences ?
- Bagaimana cara menerapkan pendekatan Multiple Intelegences?
- Apa keunggulan pendekatan Multiple Intelegences?
- Apa kelemahan pendekatan Multiple Intelegences?
1.3.Tujuan
- Untuk mengetahui apa itu Multiple Intelegences.
- Untuk mengetahui pengembangan Multiple Intelegences.
- Untuk mengetahui cara menerapkan pendekatan Multiple Intelegences.
- Untuk mengetahui keunggulan pendekatan Multiple Intelegences.
- Untuk mengetahui kelemahan pendekatan Multiple Intelegences.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pendekatan Multiple Intelegences
Teori multiple
intelligences adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah
penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat bergantung pada pengenalan,
pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar. Teori
multiple intelligences bukan hanya mengakui perbedaan individual untuk
tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan penilaian, tetapi juga menganggap
serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar, bahkan menarik dan sangat
berharga. Teori Multiple Intelligences digunakan sebagai pendekatan
pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang
bertautan dengan kompetensi peserta didik.
Pada awalnya
teori mengenai multiple intelligences ini hanya menjadi konsumsi para psikolog,
namun pada saat ini teori ini telah berkembang menjadi alat yang digunakan
banyak kalangan, termasuk dalam hal ini mereka yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan. Para pendidik (guru) mencoba menerapkan teori ini menjadi salah
satu model pembelajaran yang dapat diterapkan langsung pada proses
pembelajaran. Maka teori tersebut dikembangkan menjadi pendekatan belajar multiple intelegences.
Pendekatan pembelajaran Multiple
Intelligences pada praktiknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri
siswa seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada
standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian
penggunaan pendekatan pembelajaran Multiple Intelligences tetap berada pada
posisi yang selalu menguntungkan bagi siswa yang menggunakannya. Satu hal yang
pasti, siswa akan keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang
potensial pada salah satu atau lebih dari sembilan jenis kecerdasan yang
dimilikinya.
Pendekatan multiple intelegensi juga
dikatakan sebagai pendekatan yang mengacu pada kecerdasan ganda atau kecerdasan
yang dibawa sejak lahir oleh seorang individu. Menurut Gardner, Intelegensi (kecerdasan) diartikan sebagai kemampuan untuk
memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting
yang beragam dan dalam situasi yang nyata (1983-1993). Menurutnya suatu kemampuan disebut intelegensia (kecerdasan) jika:
1.
Menunjukkan suatu kemahiran dan
keterampilan seseorang dalam memecahkan
persoalan dan kesulitan yang
ditemukan dalam hidupnya.
2.
Ada unsur pengetahuan dan keahlian.
3.
Bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang.
4.
Kemampuan itu
dasarnya adalah unsur biologis,
yaitu karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau
training,
5.
Kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di
dalam pendidikan dapat dikembangkan.
Adapun pokok-pokok pikiran yang
dikemukakan Gardner adalah:
a.
Manusia
memiliki kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya.
b.
Kecerdasan
selain dapat berubah dapat juga diajarkan kepada orang lain.
c.
Kecerdasan
merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada
sistem otak atau pikiran manusia.
d.
Pada tingkat
tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh maknanya, dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam
kecerdasan manusia bekerja secara bersama-sama.
2.2.
Pengembangan Teori Multiple Intelegences (kecerdasan ganda)
Teori
kecerdasan ganda yang telah dikembangkan selama lima belas tahun terakhir ini
menantang keyakinan lama tentang makna cerdas. Gardner berpendapat bahwa
kebudayaan kita telah terlalu banyak memusatkan perhatian pada pemikiran verbal
dan logis, kemampuan yang secara tipikal di nilai dalam tes kecerdasan dan
mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya ada
sembilan kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai
cara berpikir yang penting yang merupakan pengembangan dari kecerdasan ganda. Kesembilan kecerdasan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
Keterangan:
- Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan
dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita,
penyair, dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi,
menyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.
- Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis-matematis adalah
kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan,
akuntan, dan pemogram komputer. Ciri-ciri orang yang cerdas secara
logis-matematis mencakup kemampuan penalaran, mengurutkan, berpikir dalam
tentang sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual
atau pola numerik, dan pandangan hidupnya
umumnya bersifat rasional.
- Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial mencakup berpikir
dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali
berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan
para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Orang dengan
tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang
tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu
hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam tiga dimensi.
- Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk
mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal juga
dimiliki orang yang peka nada,
dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dapat
mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
- Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan
dan kepekaan terhadap alam sekitar. Kemampuan yang tinggi untuk membedakan
berbagai jenis tumbuhan secara mendalam. Kemampuan untuk menghubungkan materi
pelajaran dengan fenomena alam.
Seseorang yang
memiliki kecerdasan naturalis ini sangat menyukai binatang ataupun
tanaman. Pembicaraan dengannya akan makin menarik dan kreatif jika dimulai
dengan mengangkat tema tentang binatang dan alam. Bahkan membawa binatang atau
tanaman tertentu di dalam proses pembelajaran adalah hal yang disukainya. Kecerdasan
ini banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seorang yang tinggal di
pedalaman mampu membedakan daun-dauan yang dapat dimakan, daun yang digunakan
sebagai tanaman obat atau tanaman yang
mengandung racun.
- Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Adalah kecerdasan fisik, kecerdasan ini
mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani
benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan
kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Orang
dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan dalm menjahit, bertukang,
atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan
kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah
orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam,
dan berminat atas segala sesuatu.
- Kecerdasan Antarpribadi
Ini adalah kemampuan untuk memahami dan
bekerja sama dengan orang lain.
Kecerdasan ini terutama menuntut untuk mencerap dan tanggap terhadap suasan
hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi,
kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecendrungannya dan
kemungkinan keputusan yang akan diambil. Profesional, guru, teraphis, politisi umunya memiliki kecerdasan
ini.
- Kecerdasan Intrapribadi (Dalam diri sendiri )
Orang yang kecerdasan intrapribadinya
sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan
berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk
memperkaya dan membimbing
hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli
teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi,
atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya mereka sangat
mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar,
mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja
sendiri dari pada bekerja dengan orang lain.
- Kecerdasan Eksistensialis
Kecerdasan eksistensialis adalah
kecerdasan yang cenderung memandang masalah-masalah dari sudut pandang yang
lebih luas dan menyeluruh serta menanyakan ”untuk apa” dan ”apa dasar” dari
segala sesuatu. Kecerdasan ini banyak dijumpai pada para filusuf. Mereka mampu
menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya di dunia ini dan apa tujuan hidupnya.
Jika
kita tautkan kesembilan kecerdasan yang dimiliki manusia tersebut dalam
pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa “Sebaiknya Multiple Intelligence
(kecerdasan ganda) digunakan dan diterapkan sebagai pendekatan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran”. Setiap manusia (peserta didik) tentu akan memiliki
potensi yang sesuai dengan salah satu kecerdasan di atas. Dengan demikian, maka
diharapkan salah satu potensi kompetensi dari peserta didik dapat muncul dan
dapat dikembangkan.
2.3.
Penerapan Pendekatan Multiple Intelegences
2.3.1
Penerapan Pendekatan Multiple Intelegences
Dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam
penerapan multiple intelligences secara praktis di sekolah, Mikarsa dkk.
(2007:729-730) menjelaskan, bahwa terdapat tujuh tahapan pembelajaran yang
harus ditempuh untuk mengembangkan kurikulum pembelajaran dengan menggunakan model
multiple intelligences. Ketujuh tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
- Fokuskan topik atau tujuan khusus, tetapkan apakah tujuan berskala besar (untuk jangka panjang) atau bertujuan khusus (mendorong rencana pendidikan siswa secara individual). Tujuan harus dinyatakan secara jelas dan singkat.
- Munculkan pertanyaan multiple intelligences, misalnya:
·
Bagaimana menggunakan lisan atau kata?
·
Bagamana cara menggunakan alat visual,
warna, metafora?
·
Bagaimana saya terlibat secara fisik dan
berbagai pengalaman?
·
Bagaimana saya melibatkan siswa dengan
rekan sebaya?
- Pertimbangkan segala kemungkinan, pikirkanlah metode dan materi yang tepat bahkan juga yang tidak tepat.
- Curah pendapat, kemukakan segala gagasan yang ada dalam pikiran dan usahakan satu ide untuk satu kecerdasan kemudian konsultasikan untuk membantu menstimulasi pikiran.
- Pilihlah aktivitas yang cocok, setelah semua gagasan lengkap maka tentukan pendekatan yang benar-benar operasional dalam adegan pendidikan.
- Kembangkan urutan tindakan, dengan menggunakan pendekatan yang telah dipilih, rancanglah rencana pelajaran dan tetapkan alokasi waktu untuk setiap hari pelajaran.
- Implementasikan rencana, kumpulkan materi yang dibutuhkan, pilihlah waktu yang tepat, kemudian laksanakan rencana belajar. Modifikasi dapat dilakukan selama proses implementasi strategi.
Berdasarkan
penjelasan Mikarsa dkk. mengenai tahapan pengembangan kurikulum dengan
menggunakan multiple intelligences tersebut, maka dapat digarisbawahi bahwa
dalam pembelajaran dengan menggunakan model multiple intelligences ini harus
mencakup dari langkah-langkah di atas, baik itu memunculkan pertanyaan multiple
intelligences, mengadakan curah pendapat, maupun mengembangkan aktivitas
belajar. Langkah-langkah ini diimplementasikan pada proses pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas.
2.3.2. Penerapan
Pendekatan Multi Intelegences Dalam Pembelajaran
Penerapan
pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus memerhatikan
beberapa langkah, meliputi:
- Mengidentifikasi elemen-elemen Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya memasukkan program seni ke dalam kurikulum.
- Meninjau kembali sistem teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa yang terabaikan.
- Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.
- Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode pembelajaran.
- Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.
Richards
dan Rodgers (2001: 118) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan model
multiple intelligences pada proses pembelajaran. Tahapan yang dimaksud yaitu
sebagai berikut:
- Tahap membangkitkan intelligence, tahap ini merupakan suatu proses pengalaman belajar melalui pengalaman mult iindrawi yaitu dengan menyentuh, mencium, mencicipi, melihat, dan juga siswa dapat peka untuk memahami banyak segi sifat benda dan kegiatan di dunia yang mengelilingi mereka.
- Tahap memperkuat intelligence, yaitu tahap dimana siswa memperkuat dan meningkatkan kecerdasan secara sukarela mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang mereka pilih sendiri dan mendefinisikan dengan orang lain, sifat dan konteks pengalaman benda-benda dan peristiwa-peristiwa.
- Tahap mengajar dengan/untuk intelligence, pada tahap ini terhubung tingkatan kecerdasan itu untuk fokus terhadap kelas. Ini dilakukan melalui lembar kerja dan proyek-proyek kelompok kecil dan diskusi dalam aktivitas belajar siswa.
- Tahap transfer dari intelligence siswa, tahap ini bercermin pada pengalaman belajar tiga tahap sebelumnya dan berkaitan dengan isu-isu ini dan tantangan di luar kelas atau dunia nyata.
Berdasarkan
pemaparan di atas mengenai tahapan model multiple intelligences, bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model ini dapat diimplementasikan dalam proses
pembelajaran dengan tahapan yang dikembangkan oleh Mikarsa dkk. sudah terangkum
kedalam tahapan multiple intelligences yang dikemukakan Richards dan Rodgers
yaitu tahap membangkitkan intelligence, memperkuat intellingence, mengajar
dengan/untuk intelligence, dan tahap transfer dari intelligence siswa. Di
samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan
Multiple Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal
berikut:
- Persepsi tentang siswa harus diubah
Selama ini kita selalu memiliki persepsi
terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain.
Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian
kepada berbagai macam cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan
masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita
harus menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat
kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan
belajar yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka,
mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari
kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.
- Guru membutuhkan dukungan dan waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.
Jika proses pembelajaran ingin mencapai
tujuan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan yang seimbang, maka jam belajar yang selama ini hanya cukup untuk
menguasai pengetahuan saja harus diubah dengan memperluas jam belajar. Hal ini
perlu dilakukan tiada lain untuk:
·
Memberi dukungan dan melakukan praktek.
·
Meminta guru tertentu yang memiliki
kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk memberikan pelatihan.
·
Mengintegrasikan para spesialis yang
memiliki keahlian dalam bidang tertentu.
·
Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai
bahan perbandingan proses pembelajaran.
- Pendekatan Multiple Intelligence dan Pembelajaran
Kurikulum pada dasarnya berfokus pada
pengetahuan yang mendalam dan pengembangan kemampuan. Dalam hal ini,
pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang
harus mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau
penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat siswa.
- Diperlukan pendekatan baru terhadap proses penilaian
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas penilaian, yaitu:
·
Bagaimana menilai kecerdasan siswa;
·
Bagaimana meningkatkan penilaian secara
umum dalam hal kognitif, apektif, dan psikomotorik;
·
Bagaimana melibatkan siswa dalam proses
penilaian.
- Praktik profesional menuju ke arah perkembangan
Tingkat profesionalime para pendidik
perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam menentukan
model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan kompetensi
siswa.
2.4.Keunggulan
Pendekatan Multiple Intelegences
Model
multiple intelligences ini, mampu menjembatani proses pembelajaran yang
membosankan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa tidak
hanya dijejali materi dan teori-teori semata. Akan tetapi, dengan model
multiple intelligences siswa dihadapkan pada kenyataan bahwa materi dan
teori-teori yang mereka terima memang dapat mereka temui di dalam kehidupan
keseharian mereka, sehingga memberikan kesan yang mendalam dalam kehidupan
mereka. Adapun keunggulan dan manfaat penerapan model multiple intelligences
dalam proses pembelajaran di sekolah, seperti penjelasan yang disampaikan oleh
Susanto (2005:74) sebagai berikut:
- Guru dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukkan dapat menjadi pintu masuk yang vital terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
- Dengan menggunakan model multiple intelligences, guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
- Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
- Siswa akan mampu menunjukkan dan berbagi tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang spesialis.
- Pada saat guru mengajar untuk memahami, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
2.5.Kelemahan
Pendekatan Multiple Intelegences
- Membutuhkan tenaga guru yang banyak karena guru harus bekerja keras menyediakan atau memberi peluang pada siswa untuk mengapresiasikan kompetensinya pada bidang yang diminati siswa, dan harus menumbuhkan semangat belajar siswa untuk mengetahui di bidang apa siswa berbakat.
- Peran serta orang tua dan masyarakat sangat dibutuhkan agar dapat mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat, sementara karakter siswa berbeda-beda, ada yang susah besosialisasi bahkan ada yang sama sekali tidak mau beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
- Guru harus ekstra membimbing Siswa agar mau menunjukkan berbagi kelebihan yang dimilikinya. Serta harus memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang spesialis.
- Pada saat guru mengajar, guru harus benar-benar profesional dalam memilih dan memilah sumber bahan belajar agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
BAB
3 PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
- Pendekatan pembelajaran Multiple Intelligences adalah penekadan belajar yang memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan pendekatan pembelajaran Multiple Intelligences bagi siswa akan menjadikan siswa keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari sembilan jenis kecerdasan yang dimilikinya.
- Kecerdasan Multiple Intelegences telah di kembangkan oleh Gradner menjadi bsembilan bagian yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan Logis-Matematis, kecerdasan Spasial, kecerdasan Musikal, kecerdasan Naturalis, kecerdasan Kinestetik-Jasmani, kecerdasan Antarpribadi, kecerdasan Intrapribadi (Dalam diri sendiri ), dan kecerdasan Eksistensialis
- Pendekatan Multiple Intelegences dapat diterapkan untuk merumuskan kurikulum dan dapat juga diterapkan pada proses pemebelajaran di kelas.
a. Penerapan
pendekatan Multiple Intelegences dalam merumuskan kurikulum ada beberapa
langkah yaitu:
1. Fokuskan
topik atau tujuan khusus
2. Munculkan
pertanyaan multiple intelligences
3. Mempertimbangkan
penggunaan metode dan materi kurikulum
4. Konsultasikan
pendapat pada anggota ketika hendak merumuskan kurikulum
5. Pilih
aktivitas yang cocok di terapkan sebagai isi kurikulum
6. Kembangkan
segala tindakan untuk merancang rencana pembelajaran secara urut
7. Terapkan
rencana , serta kumpulkan materi yang dibutuhkan, perubahan isi kurikulum bisa
diubah ketika proses penerapan kurikulum berlangsung.
b. Penerapan
pendekatan Multiple Intelegences dalam pembelajaran ada beberapa langkah yaitu:
1. Membangkitkan
intelegences
2. Memperkuat
intelegences
3. Mengajar
dengan intelegences
4. Transfer
dari intelegences siswa
- Keunggulan pendekatan Multiple Intelegences yaitu:
1. Guru
dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses
pengajaran secara luas.
2. Siswa mendpat kesempatan besar untuk belajar
sesuai kebutuhan dan minatnya.
3. Dapat meningkatkan peran orang tua dalam
mendukung proses belajar mengajar.
4. Dapat mengetahui kemampuan/kelebihan setiap
siswa.
5. Memberikan pengalaman belajar positif pada
siswa.
5.
Kelemahan pendekatan Multiple Intelegences yaitu:
1. Membutuhkan tenagadan kemampuan guru yang ekstra
2. Membutuhkan
peran orangtua yang super
3. Membutuhkan
bimbingan guru yang ekstra
4. Guru
harus memiliki sifat profesional yang mantab, bukan guru sembarangan
3.2.
Saran
Terkait
dengan pendekatan belajar Multiple Intelegences penulis menyarankan kepada
semua pihak sekolah seperti kepala sekolah, guru serta pegawai sekolah
yang lain untuk menggunakan pendekatan belajar Multiple Intelegen dalam pengembangan
kurikulum serta penggunaan model pendekatan belajar. Pendekatan belajar Multi
Intelegences adalah pendekatan belajar yang memicu kompetensi siswa yang telah
di milikinya sejak lahir atau kemampuan bawaan untuk terus berkembang sesuai
dengan kesiapan peserta didik untuk melakukanya. Untuk mendorong peserta didik
agar peserta didik siap mengembangkan kemampuanya itu, maka penulis menyarankan
kepada pihak sekplah untuk menggunakan pendekatan belajar Multi Intelegences
yang mampu membantu guru dalam membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Daftar
Pustaka
Campbell,
Linda dkk. 2004.
Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence. Depok:
Intuisi Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar