Bagian 5 Pemuda Kebanggaan
*** Rasus mulai mengejek Bawon dengan
semangat “ Adi Pratama, apakabar lu? Udah lama kita gak ketemu, nech gue
kenalin cewek cantik ama lu, namanya Raisa Adi Sasono, lu belum kenalkan?”,
semua teman Rasus tertawa geli melihat tingkah Rasus yang menjadi aneh, karena
semua teman rasus sudah mengetahui maksud Rasus mengajak Raisa nonton vestival
bareng di lapangan. “Baba, apa kabar, gimana berteman ama Rasus, serukan?,
orangnya pinter, rajin, suka menjaga kebersihan dan selalu melaksanakan
kewajibanya pada Allah,” seru Bawon yang memanggil Raisa dengan panggilan
sayang yang ia berikan pada Raisa yaitu “Baba”, Raisa hanya tersenyum lalu
mengangguk, mengiyakan dan membenarkan pernyataan Bawon. Tiba-tiba Rasus pergi
meninggalkan Raisa dan Bawon, membiarkan mereka ngobrol dan mungkin membirkan
mereka mengingat kenangan indah mereka, Rasus merasa segan pada teman karibnya
itu jika ia menyatakan perasaanya pada Raisa, “Won, maapin aku ye, kali ini
masalah hati,” gumam Rasus saat memperhatikan Bawon dan Raisa asik bercerita dn
bernostalgia.
Rasus perlahan mendekati Raisa dan Bawon
yang tengah asik bercerita tentang kehidupan mereka setelah mengakhiri hubungan
yang mereka jalin di SMP. “Sa, yuk aku anter kamu pulang, udah jam 10, saya
tidak enak jika harus mengantar kamu lebih malam lagi,” ajak Rasus pada Raisa,
Raisa mengangguk dan menyempatkan dirinya pamit pada Bawon sang mantan pacar ”Ati-ati Sus,anak
gadis orang tuh,” ledek teman-teman Rasus. Kira-kira lima menit lagi mereka
sampai di rumah Raisa, setelah lama terdiam akhirnya Rasus angkat bicara “Sa,
kamu masih sayang ya ama Adi?” berharap Raisa menjawab tidak, “Hemmm, ya aku
masih sayang ama dia tapi rasa sayang ku sepertinya lebih besar untuk orang
yang akhir-akhir ini dekat ama aku Sus, kamu kenapa tanya gitu?” jawab Raisa,
fikiran rasus mengembara dan menebak siapakah orang yang dimaksud oleh Raisa
hal itu membuat ia tidak langsung menjawab pertanyaan Raisa sampai Raisa
menepuk punggung Rasus, “Sus, kamu kenapa?”, Rasus langsung tersadar “oh, kita
sudah sampai Sa, maaf ya saya tidak ikut masuk, saya hanya mengantar sampai
depan pintu saja, salam buat Ayah dan Ibu dan bilang juga saya minta maaf
karena terlambat pulang,”, Raisa mengerti apa yang diinginkan Rasus lalu
mengangguk dan menjawab salam dari Rasus.
Setelah acara vestival malam itu, Rasus
tidak pernah melihat Raisa lagi. Dua hari berturut-turut Rasus berusaha mencari
Raisa kerumahnya namun pintu dan jendela rumah Raisa tertutup rapat, sepertinya
penghuni rumah itu sudah lama tidak berada di rumah. Rasus mendengar kabar
kalau Raisa sekarang berada di Bandung, sebab ia diterima di peguruan tinggi di
sana yaitu Universitas Indonesia.
Ternyata Rasus juga diterima di sebuah
perguruan tinggi negeri sebagai
Mahasiswa Undangan di Sumbar yaitu Universitas Negeri Padang dengan Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris. Rasus merantau sama seperti Raisa, Rasus mengikuti
perkuliahan dengan Baik dan benar sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh
pihak Universitas. Rasus kuliah menngunakan uang pemerintah karena ia mendapat
beasiswa Bidik Misi yang membiayai kuliahnya sampai ia tamat nanti.
Tiga tahun sudah Rasus berada di Sumbar
begitu juga Raisa yang berada di Bandung. Rasasus selalu setia pada perasaanya
yaitu hanya menyukai Raisa, walaupun banyak sekali teman di kampusnya yang
menyatakan suka pada Rasus. Berbeda dengan Raisa yang memiliki pacar seorang
seniornya, tampan dan baik hati seperti Rasus, namanya Dion, anak pejabat di
Bandung.
Tiba waktunya bagi Rasus untuk mencari
bahan Skripsi untuk langkah akhir perkuliahanya. Ia berusaha dengan semangat
agar Skripsinya cepat selesai, Alhamdulillah tepat pada waktunya ia yusidium
dengan nilai yang memuaskan, bersamaan dengan dibacakanya nilai ujian skripsi,
pembimbing Rasus mengucapkan selamat dan memberi sebuah amplop yang lekas Rasus
terima dengan senang hati, “Thank’s Sir, U’re side is true, Ihave to believe my
self,” pembimbing Rasus tersenyum dan memeluk Rasus erat-erat.
Rasus sangat terkejut dan hampir pingsan
saat membaca kertas dari amplom yang diterimanya siang tadi kertas itu
bertuliskan “You is a good man, You can continue your study in America”.
Alhamdulillah seru Rasus dalam sujud sukur membuat semua teman di kosnya lari
ke kamar Rasus, “Re’U ok friend?,” tanya salah seorang teman Rasus padanya,
“yeah, is so good,”. Rasus menceritakan semua itu pada teman-temanya dan
terutama pada kedua orangtuanya di kampung, sebenarnya ia ingin menyampaikanya
pada Raisa tapi ia bingung harus bagaimana.
Sekarang Rasus sudah kuliah di Amerika,
sementara Raisa sudah menjadi Sekretaris di sebuah perusahaan terkenal di
jakarta. Rasus mulai gaul dan pandai menggunakan fasilitas yang diberi oleh
pemerintah untuknya, Rasus sudah memiliki akun Facebook yang kemudian ia beri
tahu pada teman-temanya di kampung, semua teman-temanyapun ia buatkan akun
Facebook begitu juga dengan kedua adiknya, hal itu mempermudah Rasus untuk
berkomunikasi dengan semua orang yang ia sayang di kampung. Semua penduduk di
kampung mengenal siapa Rasus, walau Rasus sangat jarang Pulang kampung karena
harus menyiapkan Studinya itu. Selain itu, Rasus juga sangat pandai menggunakan
kesempatan yang ada untuk bekerja, sehingga Rasus menjalani dua kegiatan yang
berbeda yaitu kuliah dan bekerja sebagai asisten dosen di kampusnya.
Suatu hari, Rasus membuka akun
Facebooknya, ia terkejut karena membaca sebuah pesan di dinding Facebooknya,
pesan itu dari Daffa adiknya, “Mas, add akun teman Daf dong Mas, neh alamatnya Sa binti Sasono cepetya mas,” Rasus
terus berfikir apa maksud Daffa menginginkan dirinya berteman dengan Sa teman
fb nya. Tidak lama kemudian Rasus pun menurut pada perintah adiknya itu, tidak
lama permintaanya dikonfirmasi oleh Sa teman daffa. Rasus melihat profil teman
Daffa, ia tidak mengenal siapa teman Daffa itu, namun tiba-tiba Sa mengajak
Rasus chatting “Rasus Ade Wijaya, how
re’U?, can u speak Indonesia language?”, “yea, I’m fine and l can, what
is u’re nem?” jawab Rasus dan balik bertanya, “Aku, Sa teman kamu, Raisa Adi
Sasono orang yang tinggal di kampung kamu desa Sumber Jaya,” jawab Raisa,
“Raisa, apakabar mu di sana, di mana sekarang raga mu berada?, Dion Anggara
orang yang cukup terkenal di sini, Kapan kalian hendak melangsungkan ikatan
suci?” Rasus bertanya pada Raisa dalam keadaan sedih dan hati teriris membuat
Rasus yang tidak pernah menangis meneteskan air mata, yah betapa hancurnya hati
Rasus saat ia mengetahui status Raisa di Fb yang bertunangan denag Dion
Anggara, anak pejabat kaya yang sangat terkenal di Bandung. Lama rasanya Rasus
menunggu jawaban dari Raisa, membuatnya jenuh dan menutup akun fb-nya lalu
keluar dari kamar menuju sebuah supermarket yang sangat ramai pengunjungnya, ia
berusaha melupakan kejadian tadi dan berjanji tidak akan membuka akun fb-nya
lagi agar tidak mengetahui kabar tentang Raisa****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar