Bagian 6 Pemuda Kebanggaan
****Rasus selalu merenung menghabiskan waktu istirahatnya di
malam hari, selain itu Rasus juga mulai malas menghubungi adiknya, Daffa.
Seiring berjalanya waktu Rasus mulai melupakan Raisa dan mau membuka hatinya
untuk orang lain, ia mampu menepis semua rasa sayangnya pada Raisa bahkan ia
juga mampu seharian penuh tidak berada di kamar yang disediakan khusus untuknya
dari pemerintah, padahal semua isi kamar sangat lengkap membuat kamar itu
nyaman untuk dihuni. Rasus mampu meninggalkan semua kegiatan rutinya setiap
hari, ia mengganti kegiatan rutin itu dengan berdiam diri di dalam gedung
perpustakaan kampus yang amat sangat luas dan banyak diisi buku-buku yang
lengkap membahas semuanya kehidupan, dari sains, eksak dan lain-lain.
Telah penuh satu tahun Rasus menjalani kegiatan barunya
itu, dalam kebiasaanya membaca buku dan mengumpulkan data di pustaka kampusnya
membuat Rasus sangat terbantu dalam menyelesaikan kuliahnya. Ya betapa tidak,
dalam satu bulan menjelang akhir perkuliahan Rasus telah selesai menyusun Tesis,
lalu mendapat nilai yang memuaskan setelah melewati sidang pertanggung jawaban
atasa apa yang ia susun di dalam Tesisnya. Kepuasan dan rasa bahagia Rasus
ternyata dirasakan oleh pemerintah dan semua orang terdekatnya terutama kedua
orang tua Rasus, dan ternyata Raisa juga bahagia mendengar kabar keberhasilan
Rasus.
Rasus pulang kampung dengan gelar yang sangat membuat
bangga semua penduduk kampung yaitu Master of Art.Gelar yang dimiliki Rasus
tidak membuat Rasus menyombogkan diri kepada semua orang, malah ia semakin
ramah dan berwibawa, masih mau bergaul dengan teman di kampungnya baik teman
yang berpendidikan atau tidak berpendidikan sama sekali. Rasus masih mau
memungut sampah dan membuang sampah itu pada tempatnya saat ia melihat sampah
bertebaran yang merusak pemandanganya di manapun ia berada hal itu membuat
banyak sekali perusahaan asing yang ingin merekrut Rasus untuk dijadikan orang
sepesial dalam berbisnis karena selain berkecimpung di bidang pendidikan ia
juga mahir dalam bidang bisnis.
Hampir setiap hari Rasus menerima surat dari perusahaan
yang ada di kota-kota besar dalam negeri dan luar negeri. Rasus tidak tergiur
sedikitpun pada tawaran yang diberikan oleh semua perusahaan yang menginginkan
Rasus, Rasus malah lebih memilih melamar kerja pada sebuah sekolah tingkat SMA
yang tidak jauh dari rumahnya yaitu SMA tempat ia sekolah dulu bersama dengan
Raisa.Rasus memulai hidup barunya dengan mengajar di sekolah dekat rumahnya
itu, ia merasa senang dapat mengajar di tanah kelahiranya itu, sampai suatu
hari ayah Rasus menanyakan kapan ia menikah, Rasus sedikit tercengang mendengar
pertanyaan ayahnya, bertambah terkejut lagi ketika ibunya menyampaikan
keinginanya, yaitu ingin melihat rasus menikah dengan gadis yang ada di desanya
dan ingin cepat menimang cucu dari putranya itu. Rasus sedikit menolak
keinginan kedua orang tuanya, ia juga menyampaikan keinginanya yaitu ingin
lebih dulu membahagiakan kedua orang tuanya dan kedua adiknya yang masih
sekolah, i menyatakan ingin membiayai kedua orang tuanya naik haji dan ingin
membiayai kebutuhan kedua adiknya. Hal tersebut benar-benar Rasus buktikan, ia
menerima sebuah tawaran dari perusahaan yang terkenal di Jakarta, ia pergi
meninggalkan kampungnya untuk bekerja sungguh-sungguh,****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar