Tinkerbell INFORMASI DARIKU: Agustus 2014
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Minggu, 24 Agustus 2014

MENYUNTING KARANGAN

MENYUNTING KARANGAN

1. Menyunting karangan berarti memperbaiki karangan berdasarkan kaiidah-kaidah yang benar.
2. Kaidah-kaidah yang harus diperbaiki atau diperhatikan dalam sebuah karangan adalah sebagai berikut.
a. Ejaan, hendakya menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
b. Tanda baca, ketepatan penggunaan dan penempatan tanda baca, misalnyan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda petik satu (’….’), tanda petik dua (”….”), dan sebagainya.
c. Diksi, yaitu pilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat.
d. Kalimat, yaitu keefektifan kalimat.
e. Paragraf, yaitu keterpaduan dan keruntutan paragrraf.
f. Keterbacaan karangan.
g. Sistematika penyajian.
h. Kebenaran konsep materi karangan.
3. Kegiatan menyunting dilakukan salah satunya untuk mempersiapkan naskah yang baik dan benar sebelum diterbitkan.
4. Naskah-naskah tersebuut biasanyan berupa buku, majalah, surat kabar, tabloid, dan sebagainya.
5. Kegiatan menyunting naskah juga kkegiatan mengedit naskah.
6. Orang yang berprofesi mengedit naskah disebut editor.
Contoh menyunting karangan
Naskah sebelum disunting
Merawat tanaman hias
Tanaman hias adalaah merupakan tanaman yang berfungsi untuk menambah keindahan. Tanaman hias dapat diletakkan didalam atau diluar ruangan baik dirumah, dikantor, atau dimana saja. Banyak berbagai jenis tanaman hias yang dijualdengan harga bervaresi. Agar tanaman hias dapat tampil dengan indah harus dirawat dengan baik.Dalam merawat harus mengeetahui karaakteristik dan kebutuhan tanaman. Sebagai contoh misalnya merawat tanaman anggrek harus mengetahui sifat-sifat dan kebutuhan tanaman anggrek tersebut sehingga tanaman anggrek itu dapat tumbuh dengan sehat. Demikian juga untuk merawat tanaman hias yang lain juga harus mengetahui dan memahami sifat-sifat serta kebutuhan tanaman. Pada dasarnya setiap jenis tanaman hias memiliki sifat-sifat dan kebutuhan yang berlainan antara satu dengan tanaman lainnya. Misalnya tanaman teratai tanaman bunga kamboja kedua jenis tanaman tersebut memiliki sifat dan kebutuhan yang berbeda-beda. Tanaman teratai seharusnya ditanam dikolam atau tempat berair sedangkan tanaman kamboja tidak membutuhkan banyak air sehingga tidak ditanam didalam kolam seperti halnya tanaman teratai.
7. Karangan tersebut belum memenuhi standar karangan yang baik dan benar karena ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan misalnya sebagai berikut.
a. Penulisan kalimat pada awal sebuah paragraph seharusnya sedikit menjorok masuk, bukan rata kiri.
b. Penulisan judul karangan tersebut tidak tepat, judul karangan seharusnya ditulis menggunakan huruf capital pada setiap awal kata. Judul karangan seharusnya diletakkan ditengan atau centering. Penulisan judul yang benar untuk karangan tersebut adalah Merawat Tanaman Hias.
c. Kalimat pertama pada karangan tersebut tidak efektif karena terdapat penggunaan kata yang mubazir, yaitu kata adalah dan merupakan. Kedua kata tersebut bermakna sama sehingga seharusnya digunakan salah satunya.
d. Pada kalimat kedua terdapat kesalahan penulisan kata didalam dan diluar. Penulisan yang benar adalah dengan memisahkan antara kata di dan kata dalam dan di dengan kata luar. Kata di pada kedua kata tersebut berfungsi sebagai kata depan dan menunjukan tempat. Selain itu, pada kalimat tersebut juga terdapat kesalahan pada penggunaan tanda baca, seharusnya sebelum kata baik diletakkan tanda koma (,).
e. Pada kalimat ketiga juga ditemukan kesalah ejaan pada penulidan kata bervareasi. Kata tersebut tidak baku. Penulisan kata bervareasi yang benar adalah bervariasi.
Selain hal-hal tersebut, masih banyak ditemukan kesalahan penulisan yang lain.
8. Berikut ini adalah alur kerja seorang editor buku dalam sebuah perusahaan penerbit ketika menyunting/mengedit sebuah naskah.
a. Membaca naskah secara tuntas dengan tujuan mengetahui gambaran keseluruhan isi naskah. Ini penting agar sang penyunting juga memahami konsep naskah/ buku yang diinginkan oleh penulis. Seorang editor tidak boleh begitu saja mengunabah sebuah naskah tanpa mengetahui konsep yang diinginkan oleh penulis. Hal itu disebabkan, sebuah buku menunjukan identitas penulisnya. Jika buku diubah terlalu dalam oleh sang editor, dikhawatirkan cirri khas penulis akan jilang. Hal ini terutama berlaku bagi buku-buku umum.
b. Menandai bagian-bagian yang meragukan. Bagian-bagian yang meragukan ini bisa diberi tanda dengan pensil berikut keterangan ataupun catatan singkat. Kemudian, seorang editor perlu berkonsultasi dengan penulis untuk membahas ”temuan-temuan” tersebut. Tujuannya adalah untuk mencari titik temu.
c. Editor mengeksekusi naskah dengan memperbaiki beberapa temuan sebelumnya perbaikan tersebut, misalnya dalam hal konsep maupun kebahasaan.
d. Editor berdiskusi dengan bagian art kreatif untuk membahas konsep buku yang akan diterbitkan tersebut berkaitan dengan naskah grafika : gambar, desain isi, desain kover, dan tata letak.
Berikut adalah hasil suntingan terhadap karangan tersebut.
Merawat Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan tanaman yang berfungsi untuk menambah keindahan. Tanaman hias dapat diletakkan di dalam atau di luar ruanga, baik di rumah, di kantor, atau di mena saja. Berbagai jenis tanaman hias dijual dengan harga bervariasi. Agar tamanan hias dapat tampil dengan indah, harus dirawat dengan baik.
Dalam merawat tanaman hias, seseorang harus mengetahui karakteristikdan kebutuhan tanaman. Sebagai contoh, misalnya merawat tanaman anggrek, seseorang harus mengetahui sifat-sifat dan kebutuhan tersebut sehingga dapat tumbuh dengan sehat. Demikian juga untuk merawat tanaman hias yang lain juga harus mengetahui sifat-sifat dan kebutuhannya.
Pada dasarnya setiap jenis tanaman hias memiliki sifat-sifat dan kebutuhan yang berlainan. Misalnya, tanaman teratai atau tanaman bunga kamboja. Kedua jenis tanaman tersebut memiliki sifat dan kebutuhan yang berbeda. Tanaman teratai seharusnya ditanam di kolam atau tempat berair, sedangkan tanaman kamboja tidak membutuhkan banyak air sehingga seharunya tidak ditanam di dalam kolam seperti halnya tanaman teratai.


Sumber
Madera, Ketut. "Menyunting Karangan". http://maderaindo.blogspot.com/2010/09/menyunting-karangan.html?showComment=1408865543865#c1531831762311054570. Rabu, 8 September 2010.

PENGERTIAN MENYUNTING

Pengertian Dan Penjelasan Penyuntingan Naskah

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penyuntingan Naskah

Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah
1.    menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
2.    merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah).
3.    menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali.
Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.
Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah melaporkan hasil kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas untuk kemudian diterbitkan. Dalam proses penyiapan penerbitan laporan itu terlibat penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca.
Salah satu tugas pokok penerbit adalah menerbitkan naskah pengarang/penulis menjadi buku. Definisi naskah sendiri menurut KBBI (2007:776) adalah
1.    karangan yang masih ditulis dengan tangan
2.    karangan seseorang yang belum diterbitkan
3.    bahan-bahan berita yang siap untuk diset
Perlu ditekankan sekali lagi bahwa tugas penyunting karya terbatas pada pengolahan naskah menjadi suatu bahan yang siap , dan menawasi pelaksaan segi teknis sampai naskah tadi . penyunting bukan penerbit, jadi mereka tidak bertanggung jawab atas masalahkeuangan, penyebaluasan serta pengelolaan suatu penerbitan. Para penyunting bertanggung jawab atas isi dan bukan atas produksi bahan yang diterbitkan.

B.    Tujuan Penyuntingan

Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai berikut.
1.    Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak.
2.    Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik.
3.    Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik. minat pembaca.
4.    Untuk memastikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat.
Dalam penyuntingan, kita mengenal dua tahap penyuntingan, yaitu penyuntingan substansif dan penyuntingan kopi. Berdasarkan tahap-tahap penyuntingan yang ada, maka ada beberapa tujuan lain dari penyuntingan.

1.    Penyuntingan Substantif
Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah untuk memastikan hasrat atau idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat, dan sejelas yang mungkin. Semasa membuat penyuntingan subtantif, editor akan membaca taipskrip sepintas lalu dengan memberikan tumpuan kepada kandungan, pendekatan secara menyeluruh, bahasa, susunan atau konsep taipskrip berkenaan.
Berdasarkan hal diatas, editor akan membuat teguran dan cadangan kepada penulis untuk sama ada melengkapkan taipskrip, menulis semula, menyusun semula, menggugurkan atau memotong bahagian teks atau ilustrasi yang tidak perlu, dan membuat tambahan.
Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa penyuntingan substantif:
a)    Tajuk tepat dan jelas
b)    Pembahagian bab dan tajuk kecil jelas
c)    Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan paragraf.
d)    Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf.
e)    Taipskrip tidak bertentangan dengan undang-undang, moral dan agama.
f)    Penguasaan bahasa, keselarasan istilah dan ejaan.
g)    Bahan awalan, teks dan akhir hendaklah lengkap mengikut halamankandungan.
h)    Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat keizinan.

2.    Penyuntingan Copy
Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan semua halangan yang wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan oleh penulis. Penyuntingan kopi memerlukan perhatian yang teliti terhadap setiap butiran di dalam taipskrip.
Editor perlu berpengetahuan tentang apa yang patut disunting dan gaya yang patut diikuti di samping mempunyai kebolehan untuk membuat keputusan dengan cepat, lojik, dan yang boleh dipertahankan. Semasa membuat suntingan kopi, editor akan membaca taipskrip berkenaan dengan teliti, iaitu membaca perkataan demi perkataan, ayat demi ayat, baris demi baris dan kadang-kadang melihat huruf demi huruf. Kebanyakan daripada masa penyuntingan itu, editor akan berurusan dengan hal penyusunan, bahasa dan kebolehbacaan taipskrip itu.
Tahapan dalam penyuntingan kopi:
a)    Membuat penyuntingan baris demi baris.
b)    Memberi tumpuan khusus kepada fakta dan bahasa.
c)    Memastikan keselarasan ejaan, istilah dan gaya bahasa.
d)    Memastikan ketepatan dan keselarasan ilustrasi dan bahan lain dalam teks tersebut.
Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa penyuntingan kopi:
a)    Fakta - Pastikan semua butiran dalam teks betul. Editor perlu menyemak dengan teliti untuk memastikan ketepatan. Kadang-kadang kesilapan fakta boleh berlaku semasa teks ditaip.Contohnya, papan lapis menjadi papan lapik dan tidak mahal harganya menjadi mahal harganya.Selain itu ada sesetengah pernyataaan yang tidak tepat dan berunsur negatif sehingga boleh membawa kepada tindakan undang-undang.
b)    Bahasa, bahasa yang dimaksud mencakup.
1)    Diksi ialah pemilihan penggunaan kata-kata. Dalam hal ini editor kopi perlu memastikan
2)    kata-kata yang dipilih berkesan dari segi maksud dan
3)    kata-kata yang dipilih sesuai dengan laras bahasa yang digunakan.
C.    Kode Etik Penyuntingan Naskah
Dalam penyuntingan naskah, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan penyunting naskah sebelum mulai menyunting.Dengan demikian, tidak terjadi persoalan/masalah di kemudian hari, terutama dalam kaitannya dengan penulis/pengarang.Rambu-rambu ini merupakan pedoman/pegangan bagi penyunting dalam menyunting naskah.Rambu-rambu inilah yang kita sebut “Kode Etik Penyuntingan Naskah”.Adapun kode etik dalam penyuntingan naskah adalah:
1. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum mulai menyunting naskah.
2.  Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.
3.  Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
4.  Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
5.  Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
6.  Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah disuntingnya.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting yakni menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).Sedangkan naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan atau     karangan seseorang yang belum diterbitkan.


Sumber
Abaswatawalla."Pengertian dan Penjelasan Penyuntingan Naskah". http://abasawatawalla01.blogspot.com/2012/12/penyuntingan-naskah.html.2012.