Tinkerbell INFORMASI DARIKU: 2015
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Selasa, 24 Maret 2015

Teknik Persuasif



Aristoteles dalam Rakhmat (2011:7) menyatakan bahwa ada tiga teknik untuk memengaruhi yaitu teknik ethos,teknik pathos,dan teknik logos.
4.2.2.1  Teknik Ethos
Ethos didefinisikan sebagai perihal yang dapat dipercaya atau kredibilitas dari seorang komunikator atau penulis. Sifat-sifat seorang komunikator atau penulis memberi nilai terhadap kata-kata yang digunakaya untuk memberi dukungan terhadap pendapat yang dimilikinya. Menurut Aristoteles dalam Rakhmat (2011:7) menyatakan, “Anda harus sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa Anda memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat.” Kredibilitas seorang komunikator sangat menentukan keefektifannya dalam berkomunikasi. Kredibilitas tersebut ditentukan dan dinilai oleh para komunikan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya.
Berkomunikasi merupakan langkah yang tepat untuk menyampikan gagasan, bertukar informasi bahkan untuk memengaruhi orang lain. Dengan adanya teknik ethos maka gagasan yang diutarakan oleh seorang komunikator dapat lebih meyakinkan komunikan. Hal ini disebabkan komunikator menunjukkan adanya pengetahuan yang luas, kepribadian yang baik, dan status yang terhormat di depan komunikan. Boast dan Martin (2001:101) menyatakan, “Walaupun kita sudah memiliki peralatan baru yang canggih dan berteknologi tinggi, di pikiran dan benak kita harus ada karakter yang akan menangani hal tersebut secara bertanggung jawab. Karakter itu dikenal dengan nama etos”.
Seorang komunikator yang sedang menyampaikan gagasannya, tidak hanya dinilai dari kata-kata yang mengandung pengetahuannya saja, tetapi ada hal lain yang menjadi pokok penilian dari komunikan. Beberapa hal yang mendukung penyampaian gagasan komunikator juga sangat berpengaruh, seperti penampilan komunikator mulai dari cara berpakaian, cara berbicara, serta gerak-gerik dan mimik yang dilakukannya juga sangat penting. Dengan demikian penampilan dalam berkomunikasi sangat perlu untuk diperhatikan agar komunikan yakin pada gagasan yang disampaikan.
Penampilan seorang komunikator merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi baiknya penilaian seorang komunikan terhadap komunikator dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan penampilan dan karakter sesorang yang baik akan membuat orang lain mudah tertarik. Effendy (2003:352) menyatakan Ethos mutlak harus dimiliki oleh setiap komunikator, oleh karena apabila seorang komunikator tidak memiliki ethos, setiap komunikasi yang ia lakukan besar kemungkinan akan menimbulkan efek bumerang (boomerang effect).
Freeley dalam Effendy (2003:353) menyebutkan komponen-komponen ethos sebagai berikut:
a.       Competence (kemampuan/kewenangan);
b.      Integrity (Integritas/kejujuran); dan
c.       Good will (tenggang rasa).
 Contoh teknik ethos, seorang motivator yang hadir dalam sebuah acara talk show akan diyakini bahwa ia adalah seorang motivator jika setiap gagasan yang disampaikanya luas dan penyampaiannya menggunakan gerak-gerik yang sesuai, serta dapat mendorong orang lain berbuat seperti apa yang disampaikanya. Selain itu, orang tersebut berpakaian layaknya seorang motivator bukan orang yang memiliki profesi lainnya.
4.2.2.2  Teknik Pathos
Teknik pathos merupakan cara persuasif dengan menggunaan perasaan. Menurut Effendy (2003:352) menyatakan, “Berarti imbauan emosional (emotional appeals) yang ditunjukkan oleh seorang rhetor dengan menampilkan gaya dan bahasanya yang membangkitkan kegairahan, dengan semangat yang berkobar-kobar pada khalayak. Seorang komunikator dituntut mampu menyesuaikan keadaan dan suasana emosi para pendengarnya. Sejalan dengan Effendy, Aristoteles dalam Rakhmat (2011:7) menyatakan “Anda harus menyentuh hati khalayak: perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang mereka (pathos).” Imbauan pathos juga merupakan himbauan pesan emosional meliputi: keinginan-keinginan untuk sesuatu hal yang berhubungn dengan nafsu, kemarahan, penderitaan, kesenangan, takut, cemas, dan lain-lainnya. Ritonga (2005:56) menyatakan imbauan pesan emosional yaitu,
Pesan emosional adalah pesan yang memaparkan pernyataan emosi positif atau menyenangkan (seperti rasa cinta, keindahan, kasih sayang, kebanggaan, percaya diri, kesenangan dan sejenisnya.) dan negatif (seperti rasa takut, nafsu, rasa bersalah, malu, marah, penderitaan, cemas, dan sejenisnya) tanpa mengacu pada bukti atau data.

Pembicaraan yang dapat menyentuh perasaan harus diperhatikan oleh seorang komunikator. Emosi yang meliputi perasaan, harapan, kebencian, dan kasih sayang harus dapat ditunjukan oleh seorang komunikator sesuai dengan situasi dan suasana pembicaraan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan dan bahasa-bahasa yang menyentuh bertujuan agar komunikan terpengaruh. Rakhmat dalam Ritonga (2005:56) menyatakan “Imbauan pesan emosional oleh komunikator menggunakan pernyataan-pernyataan dan bahasa-bahasa yang menyentuh.”
Pathos memberika manfaat yang baik bagi para komunikator, karena dengan pathos komunikator akan lebih mudah membujuk komunikan.Boast dan Martin (2001:99) menyatakan, “Manfaat menggunakan pathos adalah memotivasi dan membangkitkan semangat.” Contoh: “Tidurlah Nak, walau hanya berbantal lengan. Semoga mimpimu indah”.
4.2.2.3  Teknik Logos
Logos  adalah cara persuasif dengan menggunakan logika atau akal. Aristoteles dalam Rakhmat (2011:7) menyatakan “Anda meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti. Di sini Anda mendekati khalayak lewat otaknya.” Sejalan dengan Aristoteles, Boast dan Martin (2001:94) menyatakan bahwa logos atau bukti logis mempunyai dua aspek yaitu data informasi berupa fakta-fakta, dan alasan rasionalisasi, logika yang membentuk data ke dalam bentuk yang logis.
 Suatu pesan dalam komunikasi sebenarnya tidak hanya sebatas mendorong emosi khalayak. Suatu pesan dapat pula dikatakan persuasif manakala menyentuh akal khalayak. Effendy (2003:352) menyatakan, Logos mengandung arti ‘imbauan logis (logical appeals) yang ditujunjukkan oleh orator bahwa uraianya masuk akal sehingga patut diikuti dan dilaksanakan oleh khalayak. Memengaruhi seseorang dengan menyentuh akalnya dapat dilakukan dengan menunjukkan fakta menggunakan pemilihan kata yang sesuai dengan kenyataan. Abidin (2013:17) menyatakan bahwa logos merupakan pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh komunikator dengan benar, dalam arti memiliki bukti dan contoh yang benar-benar ada untuk mendukung pembicaraan di hadapan  khalayak. 

Rujukan


Abidin, Yusuf Zainal. 2013. Pengantar Retorika. Bandung: Pustaka Setia.
Boast, Wiliam M. dan Benjamin Martin. 1997. Pemimpin Perubahan. Terjemahan oleh Pudji Sumargo. 2001. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. 
 

Jumat, 09 Januari 2015

Menyuntig Teks Laporan Hasil Observasi



Ø  Menyunting Teks Laporan Hasil Observasi
                    Menyunting merupakan langkah terakhir dari tahap penyusunan suatu teks. Penyuntingan dilakukan bertujuan untuk mendapat teks yang lebih baik dan terhindar dari kesalahan-kesalahan.
Ø  Langkah menyunting teks laporan hasil observasi
                        Dalam menyunting teks laporan hasil observasi langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi sifat-sifat laporan hasil observasi yaitu:
1. Impersonal
Impersonal  atau tidak bersifat pribadi, di tandai dengan penggunaan kata ganti bersifat umum, misalnya pengarangnya menggunakan kata  pengamat, penulis untuk menyatakan dirinya.
2. Objektif
            Objektif berarti bersifat apa adanya dengan mengemukakan sejumlah fakta.
3. Bahasa lugas
            Ragam bahasa dalam teks laporan hasil observasi harus bersifat lugas. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkap secara tegas.
4. Sistematis logis
            Laporan hasil oservasi harus disusun secara sistematis  dan logis yang ditandai hubungan antar bagian tulisan itu.

Rujukkan
Kosasih, Engkos. 2013. cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X(kelompok wajib). Jakarta:Erlangga.