Tinkerbell INFORMASI DARIKU: September 2014
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Kamis, 18 September 2014

Mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana



A. Diksi, Makna Idiomatik, Ungkapan, Peribahasa
Ø  Diksi ialah pilihan kata. Artinya, seseorang memilih dan menggunakan kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Ø  Makna idiomatik adalah kata yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Misal kambing hitam , dalam kalimat dalam peristiwa itu hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka tidak tahu apa-apa.
Ø Ungkapan adalah kiasan tentang keadaan atau kelakuan  seseorang dengan diungkapkan sepatah kata. Contoh : orang itu berhati jantan ( artinya berani)
Ø Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
    Contoh : seperti air dengan minyak
B. Makna Denotatif dan konotatif
        Makna denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. Kata makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut , dikunyah, dan ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga makna umum.
        Makna konotatif ialah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Contoh kata putih bisa bermakna suci atau tulus tapi juga dapat bermakna menyerah atau polos.
C. Penggunaan Majas dalam Karya sastra
Ø  Majas perbandingan
Ø  Majas  sindiran
Ø  Majas penegasan
Ø  Majas pertentangan

D. Memberi Tanggapan terhadap Prosa
    Seseorang dapat memberi tanggapan terhadap sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam bentuk resensi. Resensi adalah tulisan berisi ulasan, penilaian, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya sastra. Tujuan penulisan resensi adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan karya fiksi atau nonfiksi.
    Dalam meresensi prosa, penulis resensi dapat pula mengupas sedikit mengenai unsur ekstrinsik prosa yang diresensi. Unsur-unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut:
(1) latar belakang pengarang
(2) tujuan membuat karya
(3) kondisi sosial budaya dan lingkungan yang memengaruhi karya itu tercipta
(4) kultur budaya pengarang
(5) pengalaman pengarang
Di samping mengamati unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, kita juga harus melihat keunggulan dan kelemahan karya sastra tersebut. Keunggulan bukan hanya dari sisi cerita saja tapi juga dari segi fisik buku, misalnya gambar sampul, ilustrasi, pembagian subjudul, atau kualitas kertas. Demikian juga pada aspek kelemahan atau kekurangannya.

Contoh resensi novel:
KISAH KEHIDUPAN MANUSIA
Judul : Belenggu
Pengarang : Armin Pane
Penerbit : Dian rakyat
Tahun : 1983, Cetakan XVII 1995
 
        Novel karya Armijn Pane dengan tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya urung menjadi salah satu novel klasik modern Indonesia yang harus dibaca oleh orang terpelajar di Indonesia.
        Armijn Pane ialah seorang romantikus yang suka mengembara dalam jiwanya. Ia identik dengan zaman baru. Hal ini memengaruhi isi cerita ini sehingga dianggap sebagai sesuatu yang baru. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya menelusuri cerita demi cerita.
        Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai pengarang lain. Tokoh Sumartini digambarkan sebagai seorang modern yang mandiri dan memiliki ego yang tinggi. Rohayah digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penyayang, penuh perhatian, tetapi memiliki masa lalu yang kelam. Gaya bahasa yang dipergunakan dianggap sebagai gaya yang baru dan berbeda. Pengarang novel ini banyak menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang membuat para pembacanya tidak mengerti dan harus menerka sendiri maksudnya.
Di dalam karyanya, pengarang pandai menyelipkan ungkapan-ungkapan yang disusun secara menarik sehingga menimbulkan suasana romantik.
       
        Para tokoh yang dilukiskan dalam novel ini hampir menyerupai karikatur karena terlalu berlebihan. Dalam melukisnya, pengarang melukiskan pikiran dan semangatnya. Gambaran Armijn terhadap tokohnya tidak tegas dan konsekuen. Namun demikian, buku ini membawa kemajuan bagi sastra Indonesia karena cara penyampaiannya yang unik. Tidak rugi kita mencoba membacanya.
        Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya, pengarang mengajarkan kita untuk berbagi dan berkorban untuk orang lain. Hal yang menarik dari cerita ini permainan perasaan pengarang yang memberikan suasana romantis. Pengarang menyelipkan pertanyaan yang tersirat dari awal hingga akhir cerita.
        Namun dengan segala keindahan dan kelebihannya, buku ini membuat kesulitan bagi pembacanya untuk menangkap maksud pengarang karena banyaknya menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat membuat cerita ini terasa berat. Meski demikian cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.

(Panduan Materi SMA/MA UAN dari Strategi Sukses oleh Agus P. 165-167)

Rabu, 10 September 2014

Eksposisi



TEKS EKSPOSISI
Teks eksposisi diartikan sebagai teks yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Teks eksposisi membahas dan mengandung beberapa kegiatan. Kegiatan itu seperti merumuskan, menguraikan, membandingkan, menghubungkan, menafsirkan, menilai, dan menyimpulkan.
Teks eksposisi dilengkapi dengan pendapat para ahli, contoh, dan fakta-fakta. Bahkan, teks eksposisi juga dilengkapi dengan media-media visual, seperti tabel, grafik, dan peta. Teks eksposisi bertujuan menyampaikan informasi berdasarkan fakta-fakta secara teratur, logis dan saling bertautan. Hal tersebut dengan maksud untuk menjelaskan suatu ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu hubungan sebab-akibat dan sebagainya agar diketahui oleh orang lain.
Karakteristik teks eksposisi yang menjadi ciri khasnya, yaitu:
1.      Memaparkan/menjelaskan
2.      Menyajikan fakta-fakta
3.      Menggunakan kata-kata lugas/tidak berbelit-belit
4.      Memberi informasi/wawasan kepada pembaca
Struktur teks Eksposisi dibedakan menjadi dua yaitu:
1

2.      Struktur eksposisi
a.       Pernyataan pendapat (tesis): Pada bagian ini, berisikan pendapat atau prediksi sang penulis yang tentunya berdasarkan sebuah fakta.
b.      Argumentasi : Alasan penulis berdasarkan/berisikan fakta-fakta yang dapat mendukung pendapat atau prediksi sang penulis.
c.       Penegasan ulang pendapat: bagian akhir dari sebuah teks eksposisi yang berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini pula bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan supaya pendapat atau prediksi sang penulis dapat terbukti.

Bentuk teks eksposisi
Berdasrkan bentuknya teks eksposisi dapat dibedakan sebagai berikut.
1.      berita,
2.      resep,
3.      artikel
4.      laporan
5.      buku pelajaran
Ragam bentuk teks eksposisi tersebut memiliki struktur yang berbeda-beda. Teks berita disusun dengan pola 5W+H1. Teks resep disusun atas paparan alat, bahan serta lagkah-langkah. Teks laporan disusun atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Secara umum, beragam bentuk teks eksposisi tersebut ditandai oleh kesamaan yaitu penggunaan kata-kata lugas yakni kata-kata yang bermakna apa adanya, tidak mengandung makna kias atau penambahan-penambahan arti dari maksud sebenarnya.
Ciri bahasa teks eksposisi
1.      Bahasanya ilmiah        : mengandung pengetahuan/ilmu/informasi
2.      Bahasanya baku          : sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
3.      Terdapat kata istilah    : kata atau gabungan kata yang mengungkapkan makna
4.      Terdapat kata leksikal : kata yang maknanya diterangkan dalam kamus
5.      Terdapat kata pronomina : kata yang menggantikan orang atau benda, seperti aku, kamu, dia, kita,  kalian, mereka.
6.      Kalimat langsung        : kalimat yang diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju. Kalimat langsung ditandai dengan pemakaian tanda petik (" ... ").


Contoh teks eksposisi
Sebanyak 150 siswa SMA dari JawaBarat, DKI Jakarta, Lampung, dan Banten, mengadakan kunjungan seni budaya bertajuk “Jejak Tradisi Daerah Tasikmalaya” pada 20-21 Juni 2014. Siswa mengunjungi sentra kerajinan batik, kelom geulis, payung geulis, serta kampung adat tasik malaya.
Kegiatan ini adalah program rutin yang diselenggarakan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung. Sebelumnya, BPSNT  juga melakukan kunjungan ke kota tua Jakarta, Candi Batu Jaya di Karawang, dan Kampung Adat Sinaresmi di Sukabumi.
Kepala BPSNT, Toto Sucipto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang keanekaragaman budaya dan arti penting dari kreativitas di masyarakat. Ia berharap siswa bia mengambil semangat dari setiap kerja keras dan kreativitas pelaku usaha dan masyarakat adat. “Banyak tradisi yang kini nyaris punah. Padahal, banyak pesan dan warisan dari tradisi itu yang memberikan karakteristik bangsa,” kata Toto.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, dan Olahraga Kota Tasikmalaya Tantan Rustandi mengtakan kunjungan ini diharapkan bisa mempromosikan keunggulan Tasikmalaya. Ia mengatakan sektor UKM seperti kelom dan payung adalah khas Tasikmalaya yang tidak ditemukan di daerah lain.ia berharap, peminat dari kalangan generasi muda bisa terbangun dan membuat warisan tradisi tetap terjaga (kompas.com).

Sumber rujukan
1.      Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
2.       Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
3.      Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X (kelompok wajib). Jakarta: Erlangga.
4.      Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5.      Apriyansah, Bintang. 2013. “Ciri-ciri Bahasa Teks Eksposisi” http://bintangapriansyah.wordpress.com/2013/11/20/ciri-ciri-teks-eksposisi-bahasa-indonesia/. 20 November.

Senin, 08 September 2014

CONTOH RPP KURIKULUM 2013 EDISI TERBARU KD 01 UNTUK SMK


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(01)



Satuan Pendidikan    
:
SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru

Kelas/Semester
:
X/1

Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia

Topik
:
Kritik dan Humor dalam Layanan Publik
Teks Anekdot

Jumlah Pertemuan
:
1x pertemuan


Alokasi Waktu
:
4x45 menit



A
Kompetensi Inti


1.
Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya.


2.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.


3.
Memahami,  menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.


4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.



B.
Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.

2.1
Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, ingkungan, dan kebijakan.

3.1
Memahami isi teks anekdot.
a.   Memahami struktur teks anekdot
b.   Memahami kaidah teks anekdot
c.   Menginterpretasi makna kata dalam teks anekdot

4.1
Menginterpretasi struktur teks anekdot.
a.   Menginterpretasi makna istilah dalam teks anekdot.
b.   Menginterpretasi makna ungkapan dalam teks anekdot
c.   Menginterpretasi makna teks anekdot



Memahami kaidah teks anekdot.
C.
Tujuan Pembelajaran


Setelah membaca beberapa contoh teks anekdot, mendiskusikan, berlatih dengan jujur, disiplin, sopan, bertanggung jawab, santun maka siswa dapat :


a.
 Memahami isi teks anekdot yang dibacanya.


b.
 Memahami struktur teks anekdot.


c.
 Memahami kaidah teks anekdot.


d.
 Menginterpretasi makna kata dalam teks anekdot.


e.
 Menginterpretasi makna istilah dalam teks anekdot.


f.
 Menginterpretasi makna ungkapan dalam teks anekdot.


g.
 Menginterpretasi makna teks anekdot.



D.
Materi Pembelajaran


a.
Pengenalan teks anekdot dan pemahaman isinya.


b.
Pemahaman struktur teks anekdot.


c.
Pemahaman kaidah teks anekdot.


d.
Interpretasi makna kata dalam teks anekdot


e.
Interpretasi makna istilah dalam teks anekdot.


f.
Interpretasi makna ungkapan dalam teks anekdot.


g.
Interpretasi makna teks anekdot.


E.
Metode Pembelajaran


Metode diskusi kelompok dan Penugasan




F.
Media. Alat dan sumber belajar


1. Media : Media Elektronik (internet) dan cetak
2. Alat : Infokus, internet
3. Sumber belajar :
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
b. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.


G.
Kegiatan Pembelajaran


Tahapan
Kegiatan
Waktu


Pendahuluan
1.
Siswa merespon  salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
10 menit

2.
Siswa menerima informasi  tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3.
Siswa menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang  akan dilaksanakan.


4.
Siswa menerima pengarahan bahwa melalui tema pembelajaran ini agar dapat mengembangkan sikap santun, jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan cinta damai.







Kegiatan Inti
(150 menit)











Mengamati
20 menit

5.
Siswa membaca contoh  teks anekdot.


6.
Siswa secara kelompok mencermati uraian yang berkaitan dengan  struktur teks anekdot (abstrak, orientasi, krisis, respon, coda).

7.
Siswa mendengarkan pembacaan  contoh teks anekdot yang lain.

8.
Siswa secara kelompok mencermati ciri-ciri teks anekdot berdasarkan isi dan strukturnya.

Mempertanyakan
25 menit

9.
Siswa secara kelompok mempertanyakan struktur teks anekdot (abstrak, orientasi, krisis, respon, coda).


10.
Siswa secara kelompok mempertanyakan ciri-ciri teks anekdot berdasarkan isi dan strukturnya.

11.
Siswa secara kelompok membuat pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks anekdot.


Mengeksplorasi
35 menit

12.
Siswa secara kelompok berdiskusi untuk menemukan struktur teks anekdot (abstrak, orientasi, krisis, respon, coda).



13.
Siswa secara kelompok berdiskusi untuk menemukan ciri teks anekdot berdasarkan isi dan strukturnya.

14.
Siswa secara kelompok berdiskusi untuk menjelaskan makna kata, istilah, ungkapan dalam teks anekdot.

Mengasosiasikan
30 menit


15.
Siswa secara kelompok berdiskusi untuk menyimpulkan hasil temuan terkait dengan struktur (abstrak, orientasi, krisis, respon, coda) dan ciri teks anekdot dalam diskusi kelas dengan saling menghargai, bekerja sama, dan bertanggung jawab.


16.
Siswa secara kelompok berdiskusi untuk menyimpulkan hasil temuan terkait makna kata, istilah, dan ungkapan dalam teks anedot, dalam diskusi kelas dengan saling menghargai, bekerja sama, dan bertanggung jawab.

Mengomunikasikan
40 menit

17.
Siswa secara kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok terkait dengan struktur (abstrak, orientasi, krisis, respon, coda) dan ciri bahasa teks anekdot (pertanyaan retoris, proses material, dan konjungsi temporal).


18.
Siswa lain menanggapi presentasi teman/ kelompok lain secara santun, kritis, dan bertanggung jawab.

19.
Siswa secara kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok terkait dengan makna kata, istilah, ungkapan dalam teks anedot dengan rasa percaya diri.

20.
Siswa lain menanggapi presentasi teman/ kelompok lain secara santun, kritis, dan bertanggung jawab.








Penutup
21.
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran terkait dengan teks anekdot.




20 menit


22.
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.


23.
Siswa menjawab pertanyaan tentang teks anekdot yang diberikan oleh guru.


24.
Siswa mengerjakan tugas-tugas tambahan terkait dengan teks anekdot yang diberikan oleh guru. (Pekerjaan Rumah)


25.
Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.



H.
Penilaian


1.
Penilaian Proses



Lembar Pengamatan Sikap (Terlampir)





Pedoman Penilaian:



Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5
Penafsiran angka : 1. sangat kurang, 2. kurang, 3. cukup, 4. baik, 5. amat baik






Nilai Akhir Siswa:









2.
Penilaian Hasil



Indikator
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Struktur teks anekdot (tulis)
Tertulis
Laporan
1. Bacalah teks anekdot yang berjudul “Anekdot Hukum Peradilan” dalam Buku Paket Bahasa Indonesia kelas X, kemudian tentukan struktur teks tersebut!
2. Tulis ulanglah anekdot “Anekdot Hukum Peradilan” tersebut dalam bentuk uraian monolog dengan mengubah semua kalimat tidak langsung pada dialog menjadi kalimat langsung!
3. Bandingkan teks yang kalian buat dengan milik teman kalian. Setelah itu, perbaikilah pekerjaan kalian agar menjadi sempurna dalam hal struktur dan ragam bahasa yang diisyaratkan.
Struktur teks anekdot (lisan)
Unjuk kerja
Keterampilan berbicara
4.   Presentasikan di depan kelas, hasil diskusi kelompok terkait ciri dan struktur teks anekdot!
5.   Komentarilah hasil penampilan temanmu secara santun, kritis, dan bertanggung jawab!
Menginterpretasi makna teks (tulis)
Tertulis
menulis
6.   Jelaskan makna kata, istilah, dan ungkapan bercetak miring dalam teks anekdot yang berjudul “Anekdot Hukum Peradilan” di Buku Paket Bahasa Indonesia kelas X!
7.   Bandingkan penjelasan yang kalian buat dengan milik teman kalian . Setelah itu, perbaikilah pekerjaan kalian agar menjadi sempurna dalam hal interpretasi makna kata, istilah, dan ungkapan dalam teks anekdot!
Menginterpretasi makna teks (lisan)
Unjuk kerja
Keterampilan berbicara
8.   Presentasikan di depan kelas, hasil diskusi kelompok terkait dengan makna kata, istilah, dan ungkapan dalam teks anekdot!
9.   Komentarilah hasil penampilan temanmu secara santun, kritis, dan bertanggung jawab!



Pedoman  Penilaian:


1.
Tulis Ulang Teks Anekdot



Nama
Kelas
Judul
:
:
:




Skor
Kriteria
Komentar
Isi
27-30
Sangat baik-sempurna:menguasai topik tulisan; substantif; abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda;relevan dengan topik yang dibahas


                     
22-26
Cukup-baik:cukup menguasai permasalahan; cukup memadai;pengembangan tesis terbatas;relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci



17-21
Sedang-cukup: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai

13- 16
Sangat kurang-kurang:tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai

Struktur  Teks
27-30
Sangat baik-sempurna: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; uritan logis(abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda) kohesif

22-26
Cukup-baik:kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis; tetapi tidak lengkap

17-21
Sedang-cukup:tidak lancar; gagasan kacau atau ytidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis

13- 16
Sangat kurang-kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai

Kosa Kata
18-20
Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih;pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat

14-17
Cukup-baik: penguasaan kata memadai;pilihan, bentuk,dan penggunaan kata /ungkapan kadang-kadang salah; tetapi tidak mengganggu

10-13
Sedang-cukup: penguasaannkata terbatas sering terjadi kesalahan bentuk pilihan dan penggunaan kosa kata/ungkapan makna membingungkan atau tidaj jelas

7-9
Sangat kurang-kurang:pengetahuan tentang kosakata/ungkapan dan pembentukan kata rendah; tidak layak dinilai

Mekanik
18-20
Sangat baik-sempurna:menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf

14-17
Cukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna

10-13
Sedang-cukup:sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur

7-9
Sangat kurang-kurang:tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan; tanda baca; penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai




Nilai Akhir Siswa:









2.
Presentasi Kelompok




Skor
Kriteria
Komentar
Argumen
27-30
Sangat baik-sempurna:menguasai topik tulisan; substantif; abstraksi^orientasi^krisis^ reaksi^koda;relevan dengan topik yang dibahas.



22-26
Cukup-baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai;pengembangan tesis terbatas;relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci.



17-21
Sedang-cukup: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.

13- 16
Sangat kurang-kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai.

Penampilan
27-30
Sangat baik-sempurna: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik; uritan logis(abstraksi^orientasi^krisis ^reaksi^koda) kohesif.

22-26
Cukup-baik: cukup lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis; tetapi tidak lengkap

17-21
Sedang-cukup: tidak lancar; gagasan kacau atau tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis

13- 16
Sangat kurang-kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai

Bahasa
18-20
Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih;pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan diksi tepat.

14-17
Cukup-baik: penguasaan kata memadai;pilihan, bentuk,dan penggunaan kata /ungkapan kadang-kadang salah tetapi tidak mengganggu, cukup cermat dalam memilih diksi dan kosa kata.

10-13
Sedang-cukup: penguasaan kata terbatas sering terjadi kesalahan bentuk pilihan dan penggunaan kosa kata/ungkapan makna membingungkan atau tidak jelas, kurang cermat memilih diksi dan kosa kata.

7-9
Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata/ungkapan dan pembentukan kata rendah; tidak cermat memilih diksi dan kosa kata.

Isi
18-20
Sangat baik-sempurna: sangat  menguasai materi penulisan; sudah menunjukkan kemampuan berpikir logis yang baik, sudah mencantumkan pendapat narasumber secara benar, terhindar cari unsur plagiat.

14-17
Cukup-baik: cukup  menguasai materi penulisan; sudah menunjukkan kemampuan berpikir logis, sudah mencantumkan pendapat narasumber, terhindar cari unsur plagiat.


10-13
Sedang-cukup: kurang  menguasai materi penulisan; terdapat kesalahan berpikir, sumber bacaan kurang lengkap, logika kadang-kadang  kurang dapat dipertanggungjawabkan.

7-9
Sangat kurang-kurang: tidak menguasai materi penulisan; terdapat banyak kesalahan berpikir, tidak mencantumkan sumber bacaan, logika membingungkan.








Nilai Akhir Siswa:























Mengetahui,                                                                                       
Wakil Kurikilum                                                                                   Guru Mata Pelajaran
           
           




Drs. Zamri                                                                                           Neli Puspawati, S. Pd
NKTAM. 758 329                                                                                NKTAM. 1145160