Tinkerbell INFORMASI DARIKU: Produksi Ujaran
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Selasa, 25 Maret 2014

Produksi Ujaran


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam berkomunikasi terdapat suatu proses yang harus dilakukan oleh individu yakni proses memroduksi ujaran. Dalam berkomunikasi seorang individu membutuhkan mental, proses mental ini menyangkut beberapa aspek. Aspek pertama berkaitan dengan asumsi individu tentang pengetahuan interlokutor dan aspek ke dua adalah prinsip kooperatif.  
  Banyak  langkah-langkah yang harus dilalui dalam memroduksi ujaran. Langkah-langkah tersebut di antaranya bisa berupa cara memroduksi konstituen, kalimat dan wacana. Dengan adanya langkah-langkah yang harus dilalui dalam memroduksi ujaran maka kami menyimpulkan bahwa masalah dalam proses memroduksi ujaran harus dibahas secara detail dan terinci.

1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah Langkah Umum Dalam Memroduksi Ujaran?
2. Apa Saja Rincian Produksi Ujaran?
3. Apakah Hubungan Antara Komprehensi-Produksi?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk Mengetahui Langkah Umum Dalam Memroduksi Ujaran.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Rincian Produksi Ujaran.
3. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Komprehensi-Produksi.


BAB 2 PEMBAHASAN

Dalam berkomunikasi, penutur asli memerlukan mental yang rinci dari tingkat wacana sampai pada pelaksanaan artikulasinya. Proses mental ini menyangkut beberapa aspek. Aspek pertama berkaitan dengan asumsi tentang pengetahuan interlokutor (orang yang diajak bicara), suatu kalimat tidak akan mempunyai makna apa-apa bagi pendengar bila semua informasi yang ada di dalamnya adalah informasi baru.
Aspek ke dua adalah prinsip kooperatif. Penutur harus memberikan informasi yang pas, jelas, benar, tidak ambigu, dan sebagainya. di samping itu, penutur juga harus memerhatikan aspek pragmatik ujaranya, contohnya bahasa penutur etnik Jawa, kalimat “ Ibu arep tindak endi?” bermakna lebih benar dan lebih diterima bila diucapkan oleh anak kepada ibu. Namun, kalimat “Ibu arep lungo nang endi?” akan bermakna tidak benar dan tidak dapat diterima bila diucapkan oleh anak kepada ibu.
2.1. Langkah Umum Dalam Memroduksi Ujaran
Proses dalam ujaran dibagi menjadi empat tingkat, yaitu:
  1. Tingkat pesan, di mana pesan yang akan disampaikan diproses
Pada tingkat pesan, penutur mengumpulkan nosi-nosi dari makna yang ingin disampaikan. Contohnya pada kalimat Tutik sedang menyuapi anaknya. Nosi-nosi yang ada pada benak penutur adalah :
a)      Adanya seseorang
b)      Orang tersebut wanita
c)      Dia sudah menikah
d)     Dia mempunyai anak
e)      Dia sedang melakukan suatu perbuatan
f)       Perbuatan itu adalah memberi makan pada anaknya.
  1. Tingkat fungsional, di mana bentuk leksikal dipilih lalu diberi peran dan fungsi sintaktik,
Pada tingkat fungsional, yang diproses ada dua hal. Pertama memilih bentuk leksikal yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan dan informasi gramatikal untuk masing-masing bentuk leksikal tersebut. Pada kalimat Tutik sedang menyuapi anaknya. kata Tutik merupakan nama perempuan yang dikenal yang digunakan sebagai pelaku perbuatan, perbuatan yang dilakukan menggunakan verba suap, anaknya  merupakan resipien.
Proses kedua adalah memberikan fungsi pada kata-kata yang telah dipilih tersebut. proses ini menyangkut hubungan sintaktik atau fungsi gramatikal. Kata Tutik menjadi fungsi subjek, kata anaknya menduduki fungsi objek.
  1. Tingkat posisional di mana konstituen dibentuk dan afiksasi dilakukan
 Pada tingkat pemrosesan posisional, diurutkan pada bentuk leksikal untuk ujaran yang akan di keluarkan. Pengaturan ini bukan berdasarkan pada jajaran yang linier, tetapi pada kesatuan makna yang hierarkis pada contoh kalimat Tuti sedang menyuapi anaknya. kata sedang bertautan dengan menyuapi. Begitu juga dengan –nya  bertautan dengan anak. Setelah pengaturan selesai, diproseslah afiksasi yang relevan, contohnya pada verba suap harus ditambah dengan sufiks –i.

  1. Tingkat fonologi, di mana struktur fonologi ujaran itu diwujudkan.                                                  Pada tingkat terakhir, yaitu tingkat fonologi, menerapkan aturan fonotatik bahasa yang bersangkutan. Kata Tutik mengikuti aturan fonotatik bahasa Indonesia. Namun Ketuiek tidak. proses fonologis ini tidak sederhana karena tersangkut proses biologis dan neurologis.

2.2.  Rincian Produksi Ujaran

  1. Perencanaan Produksi Wacana
Pada umumnya wacana dibagi menjadi dua yaitu dialog dan monolog. Perbedaan pada dua wacana ini terletak pada ada tidaknya interaksi antara pembicara dengan pendengar. Dalam dialog paling tidak terdapat dua pelaku yakni yang bicara dengan yang diajak bicara, interlokutornya. Dalam wacana monolog hanya ada satu pelaku, kalau wacana itu lisan, hanyaada satu pembicara, kalau wacana itu tulis, hanya penulis sebagai pelakunya. Baik dialog atau monolog mempunyai aturan yang rumit umumnya diikuti orang, meskipun belum tentu dengan sadar.
a)      Wacana Dialog
Dalam proses wacana dialog terdapat empat unsur yaitu:
(a)    Personalia, pada unsur personalia minimal harus ada dua partisipan, yakni pembicara dan interlokutor (orang yang diajak bicaara). Tidak mustahil pula adanya pendengar (side participants), yakni orang lain yang bisa juga ikut serta dalam pembicaraan itu. di samping itu, personalia juga dapat mencakup Ibystanders, yakni partisipan  yang mempunyai akses terhadap apa yang dibicarakan oleh pembicara dan interlokutor dan kehadiranya diakui. Terakhir adalah penguping, yakni partisipan yang juga mempunyai akses terhadap percakapan itu tetapi kehadiranya tidak diakui-artinya bisa saja dia ada di kamar sebelah tetapi mendengar percakapan tersebut.
b)      Latar bersama, merujuk padaa anggapan bahwa pembicara maupun interlokutornya sama-sama memiliki prasuposisi dan pengetahuan yang sama. Kesamaan dalam pengetahuan inilah yang dinamakan latar bersama.
 
BAB 3 PENUTUP
3.1. Simpulan
1.      Dalam meroduksi ujaran memerlukan mental yang rinci dari tingkat wacana sampai pada pelaksanaan artikulasinya.
2.      Aspek di dalam memroduksi ujaran yaitu asumsi tentang pengetahuan interlokutor dan prisip kooperatf.
3.      Rincian produksi ujaran terdiri atas tiga bagian yaitu perencanaan produksi wacana, kalimat dan konstituen.
4.      Perencanan produksi wacana terdiri atas wacana dialog dan wacana monolog.
5.      Perencanaan produksi kalimat terdisi atas muatan proposional, muatan ilokusioner dan struktur tematik.
6.      Dalam produksi ujaran harus memahami hubungan antara komprehensi-produksi

3.2. Saran
            Kami selaku penulis makalah menyarankan pada pembaca agar pembaca benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan produksi ujaran, baik dari langkah-langkah umum memroduksi ujaran, rincian produksi ujaran dan hubungan antara komrehensi-produksi. Sebab, semakin paham kita dalam memroduksi ujaran maka semakin baik kita dalam memroduksi ujaran dan akan semakin baik pula ujaran yang kita hasilkan. Demikian saran yang dapat kami berikan.

Daftar Pustaka

Dardjowidjojo, Soenjono. 2010. Psiko Linguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Unika Atma Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar