Tinkerbell INFORMASI DARIKU: Mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Kamis, 18 September 2014

Mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana



A. Diksi, Makna Idiomatik, Ungkapan, Peribahasa
Ø  Diksi ialah pilihan kata. Artinya, seseorang memilih dan menggunakan kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Ø  Makna idiomatik adalah kata yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Misal kambing hitam , dalam kalimat dalam peristiwa itu hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka tidak tahu apa-apa.
Ø Ungkapan adalah kiasan tentang keadaan atau kelakuan  seseorang dengan diungkapkan sepatah kata. Contoh : orang itu berhati jantan ( artinya berani)
Ø Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
    Contoh : seperti air dengan minyak
B. Makna Denotatif dan konotatif
        Makna denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. Kata makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut , dikunyah, dan ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga makna umum.
        Makna konotatif ialah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Contoh kata putih bisa bermakna suci atau tulus tapi juga dapat bermakna menyerah atau polos.
C. Penggunaan Majas dalam Karya sastra
Ø  Majas perbandingan
Ø  Majas  sindiran
Ø  Majas penegasan
Ø  Majas pertentangan

D. Memberi Tanggapan terhadap Prosa
    Seseorang dapat memberi tanggapan terhadap sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam bentuk resensi. Resensi adalah tulisan berisi ulasan, penilaian, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya sastra. Tujuan penulisan resensi adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan karya fiksi atau nonfiksi.
    Dalam meresensi prosa, penulis resensi dapat pula mengupas sedikit mengenai unsur ekstrinsik prosa yang diresensi. Unsur-unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut:
(1) latar belakang pengarang
(2) tujuan membuat karya
(3) kondisi sosial budaya dan lingkungan yang memengaruhi karya itu tercipta
(4) kultur budaya pengarang
(5) pengalaman pengarang
Di samping mengamati unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, kita juga harus melihat keunggulan dan kelemahan karya sastra tersebut. Keunggulan bukan hanya dari sisi cerita saja tapi juga dari segi fisik buku, misalnya gambar sampul, ilustrasi, pembagian subjudul, atau kualitas kertas. Demikian juga pada aspek kelemahan atau kekurangannya.

Contoh resensi novel:
KISAH KEHIDUPAN MANUSIA
Judul : Belenggu
Pengarang : Armin Pane
Penerbit : Dian rakyat
Tahun : 1983, Cetakan XVII 1995
 
        Novel karya Armijn Pane dengan tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya urung menjadi salah satu novel klasik modern Indonesia yang harus dibaca oleh orang terpelajar di Indonesia.
        Armijn Pane ialah seorang romantikus yang suka mengembara dalam jiwanya. Ia identik dengan zaman baru. Hal ini memengaruhi isi cerita ini sehingga dianggap sebagai sesuatu yang baru. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya menelusuri cerita demi cerita.
        Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai pengarang lain. Tokoh Sumartini digambarkan sebagai seorang modern yang mandiri dan memiliki ego yang tinggi. Rohayah digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penyayang, penuh perhatian, tetapi memiliki masa lalu yang kelam. Gaya bahasa yang dipergunakan dianggap sebagai gaya yang baru dan berbeda. Pengarang novel ini banyak menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang membuat para pembacanya tidak mengerti dan harus menerka sendiri maksudnya.
Di dalam karyanya, pengarang pandai menyelipkan ungkapan-ungkapan yang disusun secara menarik sehingga menimbulkan suasana romantik.
       
        Para tokoh yang dilukiskan dalam novel ini hampir menyerupai karikatur karena terlalu berlebihan. Dalam melukisnya, pengarang melukiskan pikiran dan semangatnya. Gambaran Armijn terhadap tokohnya tidak tegas dan konsekuen. Namun demikian, buku ini membawa kemajuan bagi sastra Indonesia karena cara penyampaiannya yang unik. Tidak rugi kita mencoba membacanya.
        Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya, pengarang mengajarkan kita untuk berbagi dan berkorban untuk orang lain. Hal yang menarik dari cerita ini permainan perasaan pengarang yang memberikan suasana romantis. Pengarang menyelipkan pertanyaan yang tersirat dari awal hingga akhir cerita.
        Namun dengan segala keindahan dan kelebihannya, buku ini membuat kesulitan bagi pembacanya untuk menangkap maksud pengarang karena banyaknya menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat membuat cerita ini terasa berat. Meski demikian cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.

(Panduan Materi SMA/MA UAN dari Strategi Sukses oleh Agus P. 165-167)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar