Tinkerbell INFORMASI DARIKU: PEMFOKUSAN MAKNA KALIMAT
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Selasa, 13 Mei 2014

PEMFOKUSAN MAKNA KALIMAT


PEMFOKUSAN MAKNA KALIMAT
Fokus kalimat adalah upaya penonjolan, penegasan, pementingan, penekanan, pengkonsentrasian pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan.
2.1. Fokus dengan Intonasi
 Pemfokusan dengan intonasi lebih nyata dalam bahasa ragam lisan karena intonasi dapat dirasakan. Dalam ragam tulis intonasi tentu tidak dapat didengar. Perhatikan contoh,bagian yang  diberi intonasi dicetak tebal.
Contoh:
  1. Kakek membaca komik di kamar.
Tekanan diberikan pada kata kakek, maka dalam katalimat tersebut  yang membaca komik adalah kakek, bukan orang lain.
  1. kakek  membaca komik di kamar.
Tekanan diberikan pada kata membaca, maka yang dilakukan oleh kakek adalah membaca.
  1. kakek membaca komik di kamar.
Tekanan diberikan pada kata komik, maka yang dibaca oleh kakek adalah komik.
  1. kakek membaca komik di kamar.
Tekanan diberikan pada kata di kamar, maka kakek membaca di kamar, bukan di tempat lain.
2.2. Fokus dengan Partikel
Partikel yang ada untuk menyatakan fokus adalah yang,  serta gabungan pun dan lah. Aturanya sebagai berikut:
  1. partikel yang ditempatkan di antara subjek dan predikat dalam sebuah kalimat. Contoh:
1)      siska yang datang tadi pagi.
makna kalimat tersebut lebih terfokus pada Siska.
2)      Dia yang mengambil bukumu.
maknanya lebih terfokus pada kata dia.
3)      Mereka yang dicurigai polisi.
maknanya  lebih terfokus pada kata mereka.
  1. Partikel gabungan lah- yang ditempatkan di antara subjek dan predikat pada sebuah kalimat verbal atau kalimat ajektivfal. Partikel gabungan lah-  yang lebih tegas daripada yang yang dibicarakan di atas. Contoh:
1)      Dialah yang datang kemarin.
2)      Kamilah yang ditegur beliau.
3)      Orang itulah yang memberitahukan.
Kalimat partikel gabungan lah-  biasanya diikuti oleh klausa penjelas yang diwakili kata bukan. Jadi, kalimat di atas menjadi:
1)      Dialah yang datang kemarin, bukan orang lain.
2)      Kamilah yang ditegur beliau, bukan Saudara.
3)      Orang itulah yang memberitahukan, bukan ayahmu.
  1. Partikel gabungan pun-lah digunakan dengan aturan: partikel pun diletakan pada akhir subjek –lah ditempatkan pada akhir predikat yang berupa verba intransitif. Contoh:
1)      Buronan itupun keluarlah dari tempat persembunyianya.
2)      Diapun melompatlah dengan cepat.
3)      Siska pun tersenyumlah dengan manisnya.
2.3. Fokus dengan Kata Keterangan
Kata keterangan dapat digunakan untuk pemfokusan makna kalimat adalah kata memang, sebenarnya, sebetulnya, dan sesungguhnya. Contoh:
  1. Memang dia belum tahu apa-apa. (fokus makna pada keseluruhan kalimat)
  2. Dia  memang belum tahu apa-apa. (fokus makna pada subjek dia)
  3. Dia belum tahu apa-apa memang. (fokus makna pada belum tahu apa-apa)
  4. Sebenarnya  yang bersalah bukan dia.
yang bersalah sebenarnya bukan dia
  1. Sebetulnya kami sudah tahu dari dulu.
Kami sebetulnya sudah tahu dari dulu
  1. Sesungguhnya yang harus diperiksa bukan jaksa itu saja.
  2. yang harus diperiksa sesungguhnya bukan jaksa itu saja.
2.4. Fokus dengan Konjungsi Penegas
Konjungsi penegas yang dapat digunakan untuk pemfokusan makna kalimat adalah kata bahkan, apalagi, dan lagipula. Ketiga kata ini lazim digunakan di muka klausa kedua pada sebuah kalimat majemuk koordinatif. Contoh:
  1. kikir dan pelitnya bukan main, bahkan untuk makan sendiripun dia enggan mengeluarkan uang.
  2. Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang kamu bayangkan, apalagi kalau kami enggan mengeluarkan uang pelicin.
  3. Kiranya lebih baik uang ini kita gunakan dulu untuk membeli sembako daripada membayar langganan listrik. Lagipula sekarang baru tanggal sepuluh.
2.5. Fokus Makna dengan Permutasi
Permutasi adalah memindahkan unsur kalimat ke posisi depan karena unsur tersebut ingin difokuskan maknyanya. Dalam permutasi, unsur kalimat yang ingin difokuskan maknanya dipindahkan keposisi awal kalimat.
  1. Pemindahan Predikat
Kalau fokus makna ingin ditekankan pada fungsi predikat, maka fungsi predikat ditempatkan pada awal kalimat. Namun, pemindahan fungsi predikat tidak begitu saja dapat dilakukan, karena karus diperhatikan dulu kategori kata (frasa) yang menduduki fungsi predikat.
1)      Kalau predikatnya berupa verba transitif, maka pemindahan predikat dapat dilakukan seperti contoh
Keluar buronan itu dari persembunyianya
P                   S                           Ket.
Agar lebih fokus pada predikat itu maka ditambahkan partikel lah. Contoh
(1)   Keluarlah buronan itu dari persembunyianya.
(2)   Berangkatlah mereka pagi-pagi sekali.
(3)   Muncullah Siska dengan tiba-tiba.
2)      Kalau predikatnya berupa verba transitif, maka predikat beserta objeknya harus dipindahkan sekaligus, dan bila ingin diberi partikel lah, partikel itu harus dirangkaikan dengan objek. Contoh:
(1)   Menulis suratlah dia kepada sahabatnya.
(2)   Sambil menunggu mereka, mengisi teka-teki silanglah saya di ruang itu.
(3)   Makan baksolah kami di warung itu, karena kami sangat lapar.
3)      Kalau predikatnya berupa kategori ajektiva atau frasa ajektifal, maka predikat hanya bisa dipindahkan ke posisi awal kalau subjeknya bersifat khas atau berupa maujud tertentu. Contoh:
(1)   Gemuk orang itu (dari:orang itu gemuk)
(2)   Sangat sedih ibuku tadi pagi (dari: Ibuku sangat sedih tadi pagi)
(3)   Tinggi sekali gunung itu (dari: gunung itu sangat tinggi)
Predikat seperti pada contoh kalimat “Gunung tinggi” atau “orang gemuk” tidak dapat dipindah ke posisi awal kalimat, sebab subjeknya tidak bersifat khas atau tertentu.jadi susunanya :
Tinggi gunung
Gemuk orang
Tidak dapat diterima sebagai kalimat
4)      Kalau predikatnya berupa kategori nomina, maka predikat itu dapat dipindahkan ke posisi awal kalimat kalau subjeknya bersifat khas atau tertentu. Misalnya:
(1)   Pegawai swasta ayahku. (kalimat asal: Ayahku pegawai swasta.)
(2)   Kendaraan umum becak itu. (kalimat asal: Becak itu kendaraan umum.)
(3)   Binatang anjing itu. (kalimat asal: Anjing itu binatang)
Kalau subjeknya tidak bersifat khas atau tertentu seperti dalam kalimat “Anjing binatang.” Dan “Becak itu kendaraan umum.” Makapredikatnya tidak dapat dipindahkan ke posisi awal, sebab kalimat berikut tidak diterima.
Binatang anjing
Kendaraan umum becak
5)      Kalau predikatnya berupa kata bilangan atau frase bilangan, maka predikat itu dapat dipindahkan ke posisi awal. Contoh:
(1)   Sejuta rupiah harganya. (kalimat awal: Harganya sejuta rupiah).
(2)   Lima ekor anak kucing itu. (kalimat awal : Anak kucing itu lima ekor).
(3)   Seratus kilo meter jaraknya. (kalimat awal: Jaraknya seratus kilo meter).
6)      Kalau predikatnya berupa farasa depan, maka predokat itu tidak dapat dipindahkan ke posisi awal kalimat. Contoh:
(1)   Ke pasar ayahnya. (kalimat awal: Ayahnya ke pasar).
(2)   Di kamar nenekku. (kalimat awal: Nenekku di kamar).
(3)   Dari luar negeri barang itu. (kalimat awal: Barang itu dari luar negeri).
  1. Pemindahan Objek
Objek sebuah kalimat aktif transitif tidak dapat dipindahkan ke posisi awal kalimat karena objek tersebut terikat erat dengan predikatnya. Jadi, kalau mau dipindahkan harus beserta predikatnya. Contoh:
(1)   Membaca komik nenek tua itu. (kalimat awal: Nenek tua itu membaca komik.)
(2)   Menendang bola adikku. (kalimat awal: Adikku menendang bola).
(3)   Membawa buku tulis Siska. (kalimat awal: Siska membawa buku tulis).
Jadi, sebenarnya di sini bukan pemindahan objek, melainkan  pemindahan predikat.
Namun, kita dapat memindahkan objek kalau objek itu beradapada sebuah kalimat pasif. Contoh:
(1)   Oleh pers masalah itu terlalu dibesar-besarkan. (kalimat awal: Masalah itu terlalu dibesar-besarkan oleh pers).
(2)   Oleh pemerintah rancangan undang-undang itu telah diajukan kepada DPR. (kalimat awal:  Rancangan undang-undang itu telah diajukan kepada DPR oleh pemerintah).
(3)   Oleh kakek uang itu diserahkan kepada nenek. (kalimat awal: Uang itu diserahkan kepada nenek oleh kakek).
  1. Pemindahan Pelengkap
Pelengkap tidak dapat dipindahkan ke posisi awal, karena tugas pelengkap itu melengkapi predikat. Jadi, pelengkap harus selalu berada di belakang predikat. Contoh:
(1)   Air botol itu berisi. (kalimat awal: Botol itu berisi air).
(2)   Polisi menjadi abangnya. (kalimat awal: Abangnya menjadi polisi).
(3)   Penlanggaran tindakan itu merupakan. (kalimat awal: Tindakan itu merupakan pelanggaran)
2.6. Fokus Makna dengan Kontras Makna
Fokus makna dapat juga dilakukan dengan mengontraskan dua bagian kalimat. Bagiat pertama merupakan suatu tindakan atau keadaan, lalu bagian kedua menyatakan kebalikan dari bagian pertama. Contoh:
  1. Anjing mudah dilatih, kucing lebih bandel.
  2. Jalan-jalan di kota mulus dan licin, sedangkan dikampung-kampung berlubang dan kotor.
  3. Kakaknya cersas dan rajin, padahal dia bodoh dan malas.
Daftar Rujukan
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:   Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar