PEMFOKUSAN
MAKNA KALIMAT
Fokus
kalimat adalah upaya penonjolan, penegasan, pementingan, penekanan,
pengkonsentrasian pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan.
2.1.
Fokus dengan Intonasi
Pemfokusan dengan intonasi lebih nyata dalam
bahasa ragam lisan karena intonasi dapat dirasakan. Dalam ragam tulis intonasi
tentu tidak dapat didengar. Perhatikan contoh,bagian yang diberi intonasi dicetak tebal.
Contoh:
- Kakek membaca komik di kamar.
Tekanan
diberikan pada kata kakek, maka
dalam katalimat tersebut yang membaca
komik adalah kakek, bukan orang lain.
- kakek membaca komik di kamar.
Tekanan
diberikan pada kata membaca, maka
yang dilakukan oleh kakek adalah membaca.
- kakek membaca komik di kamar.
Tekanan
diberikan pada kata komik, maka yang
dibaca oleh kakek adalah komik.
- kakek membaca komik di kamar.
Tekanan
diberikan pada kata di kamar, maka
kakek membaca di kamar, bukan di tempat lain.
2.2. Fokus dengan Partikel
Partikel
yang ada untuk menyatakan fokus adalah yang,
serta gabungan pun dan lah. Aturanya
sebagai berikut:
- partikel yang ditempatkan di antara subjek dan predikat dalam sebuah kalimat. Contoh:
1) siska
yang datang tadi pagi.
makna
kalimat tersebut lebih terfokus pada Siska.
2) Dia
yang mengambil bukumu.
maknanya
lebih terfokus pada kata dia.
3) Mereka
yang dicurigai polisi.
maknanya lebih terfokus pada kata mereka.
- Partikel gabungan lah- yang ditempatkan di antara subjek dan predikat pada sebuah kalimat verbal atau kalimat ajektivfal. Partikel gabungan lah- yang lebih tegas daripada yang yang dibicarakan di atas. Contoh:
1) Dialah yang datang kemarin.
2) Kamilah yang ditegur beliau.
3) Orang
itulah yang memberitahukan.
Kalimat
partikel gabungan lah- biasanya diikuti oleh klausa penjelas yang
diwakili kata bukan. Jadi, kalimat di
atas menjadi:
1) Dialah
yang datang kemarin, bukan orang lain.
2) Kamilah
yang ditegur beliau, bukan Saudara.
3) Orang
itulah yang memberitahukan, bukan ayahmu.
- Partikel gabungan pun-lah digunakan dengan aturan: partikel pun diletakan pada akhir subjek –lah ditempatkan pada akhir predikat yang berupa verba intransitif. Contoh:
1) Buronan
itupun keluarlah dari tempat persembunyianya.
2) Diapun
melompatlah dengan cepat.
3) Siska
pun tersenyumlah dengan manisnya.
2.3. Fokus dengan Kata Keterangan
Kata
keterangan dapat digunakan untuk pemfokusan makna kalimat adalah kata memang, sebenarnya, sebetulnya, dan sesungguhnya. Contoh:
- Memang dia belum tahu apa-apa. (fokus makna pada keseluruhan kalimat)
- Dia memang belum tahu apa-apa. (fokus makna pada subjek dia)
- Dia belum tahu apa-apa memang. (fokus makna pada belum tahu apa-apa)
- Sebenarnya yang bersalah bukan dia.
yang
bersalah sebenarnya bukan dia
- Sebetulnya kami sudah tahu dari dulu.
Kami
sebetulnya sudah tahu dari dulu
- Sesungguhnya yang harus diperiksa bukan jaksa itu saja.
- yang harus diperiksa sesungguhnya bukan jaksa itu saja.
2.4. Fokus dengan Konjungsi Penegas
Konjungsi
penegas yang dapat digunakan untuk pemfokusan makna kalimat adalah kata bahkan, apalagi, dan lagipula. Ketiga kata ini lazim
digunakan di muka klausa kedua pada sebuah kalimat majemuk koordinatif. Contoh:
- kikir dan pelitnya bukan main, bahkan untuk makan sendiripun dia enggan mengeluarkan uang.
- Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang kamu bayangkan, apalagi kalau kami enggan mengeluarkan uang pelicin.
- Kiranya lebih baik uang ini kita gunakan dulu untuk membeli sembako daripada membayar langganan listrik. Lagipula sekarang baru tanggal sepuluh.
2.5. Fokus Makna dengan Permutasi
Permutasi
adalah memindahkan unsur kalimat ke posisi depan karena unsur tersebut ingin
difokuskan maknyanya. Dalam permutasi, unsur kalimat yang ingin difokuskan
maknanya dipindahkan keposisi awal kalimat.
- Pemindahan Predikat
Kalau
fokus makna ingin ditekankan pada fungsi predikat, maka fungsi predikat
ditempatkan pada awal kalimat. Namun, pemindahan fungsi predikat tidak begitu
saja dapat dilakukan, karena karus diperhatikan dulu kategori kata (frasa) yang
menduduki fungsi predikat.
1) Kalau
predikatnya berupa verba transitif, maka pemindahan predikat dapat dilakukan
seperti contoh
Keluar buronan itu dari persembunyianya
P S Ket.
Agar
lebih fokus pada predikat itu maka ditambahkan partikel lah. Contoh
(1) Keluarlah
buronan itu dari persembunyianya.
(2) Berangkatlah
mereka pagi-pagi sekali.
(3) Muncullah
Siska dengan tiba-tiba.
2) Kalau
predikatnya berupa verba transitif, maka predikat beserta objeknya harus
dipindahkan sekaligus, dan bila ingin diberi partikel lah, partikel itu harus dirangkaikan dengan objek. Contoh:
(1) Menulis
suratlah dia kepada sahabatnya.
(2) Sambil
menunggu mereka, mengisi teka-teki silanglah saya di ruang itu.
(3) Makan
baksolah kami di warung itu, karena kami sangat lapar.
3) Kalau
predikatnya berupa kategori ajektiva atau frasa ajektifal, maka predikat hanya
bisa dipindahkan ke posisi awal kalau subjeknya bersifat khas atau berupa
maujud tertentu. Contoh:
(1) Gemuk
orang itu (dari:orang itu gemuk)
(2) Sangat
sedih ibuku tadi pagi (dari: Ibuku sangat sedih tadi pagi)
(3) Tinggi
sekali gunung itu (dari: gunung itu sangat tinggi)
Predikat
seperti pada contoh kalimat “Gunung tinggi” atau “orang gemuk” tidak dapat
dipindah ke posisi awal kalimat, sebab subjeknya tidak bersifat khas atau
tertentu.jadi susunanya :
Tinggi gunung
Gemuk orang
Tidak
dapat diterima sebagai kalimat
4) Kalau
predikatnya berupa kategori nomina, maka predikat itu dapat dipindahkan ke
posisi awal kalimat kalau subjeknya bersifat khas atau tertentu. Misalnya:
(1) Pegawai
swasta ayahku. (kalimat asal: Ayahku pegawai swasta.)
(2) Kendaraan
umum becak itu. (kalimat asal: Becak itu kendaraan umum.)
(3) Binatang
anjing itu. (kalimat asal: Anjing itu binatang)
Kalau
subjeknya tidak bersifat khas atau tertentu seperti dalam kalimat “Anjing binatang.”
Dan “Becak itu kendaraan umum.” Makapredikatnya tidak dapat dipindahkan ke
posisi awal, sebab kalimat berikut tidak diterima.
Binatang anjing
Kendaraan umum becak
5) Kalau
predikatnya berupa kata bilangan atau frase bilangan, maka predikat itu dapat
dipindahkan ke posisi awal. Contoh:
(1) Sejuta
rupiah harganya. (kalimat awal: Harganya sejuta rupiah).
(2) Lima
ekor anak kucing itu. (kalimat awal : Anak kucing itu lima ekor).
(3) Seratus
kilo meter jaraknya. (kalimat awal: Jaraknya seratus kilo meter).
6) Kalau
predikatnya berupa farasa depan, maka predokat itu tidak dapat dipindahkan ke
posisi awal kalimat. Contoh:
(1) Ke
pasar ayahnya. (kalimat awal: Ayahnya ke pasar).
(2) Di
kamar nenekku. (kalimat awal: Nenekku di kamar).
(3) Dari
luar negeri barang itu. (kalimat awal: Barang itu dari luar negeri).
- Pemindahan Objek
Objek
sebuah kalimat aktif transitif tidak dapat dipindahkan ke posisi awal kalimat
karena objek tersebut terikat erat dengan predikatnya. Jadi, kalau mau
dipindahkan harus beserta predikatnya. Contoh:
(1) Membaca
komik nenek tua itu. (kalimat awal: Nenek tua itu membaca komik.)
(2) Menendang
bola adikku. (kalimat awal: Adikku menendang bola).
(3) Membawa
buku tulis Siska. (kalimat awal: Siska membawa buku tulis).
Jadi,
sebenarnya di sini bukan pemindahan objek, melainkan pemindahan predikat.
Namun,
kita dapat memindahkan objek kalau objek itu beradapada sebuah kalimat pasif.
Contoh:
(1) Oleh
pers masalah itu terlalu dibesar-besarkan. (kalimat awal: Masalah itu terlalu
dibesar-besarkan oleh pers).
(2) Oleh
pemerintah rancangan undang-undang itu telah diajukan kepada DPR. (kalimat
awal: Rancangan undang-undang itu telah
diajukan kepada DPR oleh pemerintah).
(3) Oleh
kakek uang itu diserahkan kepada nenek. (kalimat awal: Uang itu diserahkan
kepada nenek oleh kakek).
- Pemindahan Pelengkap
Pelengkap
tidak dapat dipindahkan ke posisi awal, karena tugas pelengkap itu melengkapi
predikat. Jadi, pelengkap harus selalu berada di belakang predikat. Contoh:
(1) Air
botol itu berisi. (kalimat awal: Botol itu berisi air).
(2) Polisi
menjadi abangnya. (kalimat awal: Abangnya menjadi polisi).
(3) Penlanggaran
tindakan itu merupakan. (kalimat awal: Tindakan itu merupakan pelanggaran)
2.6. Fokus Makna dengan Kontras
Makna
Fokus
makna dapat juga dilakukan dengan mengontraskan dua bagian kalimat. Bagiat
pertama merupakan suatu tindakan atau keadaan, lalu bagian kedua menyatakan
kebalikan dari bagian pertama. Contoh:
- Anjing mudah dilatih, kucing lebih bandel.
- Jalan-jalan di kota mulus dan licin, sedangkan dikampung-kampung berlubang dan kotor.
- Kakaknya cersas dan rajin, padahal dia bodoh dan malas.
Daftar
Rujukan
Chaer,
Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia
(Pendekatan Proses). Jakarta:
Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar