Pengertian beberapa Tindak Tutur (klasifikasi tindak tutur)
1.
Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur
lokusi yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai dengan
makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. Tindak lokusi adalah
tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini sering disebut sebagai The
Act of Saying Something. Fokus lokusi adalah makna tuturan yang diucapkan,
bukan mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan itu.
2.
Tindak Tutur Ilokusi
Tindak ilokusi
adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan
sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi
merupakan tindak tutur yang terkait dengan maksud yang hendak disampaikan oleh
pembicara. Tindak ilokusi disebut juga sebagai The Act of Doing Something. Ilokusi merupakan tindak
tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan. Pertanyaan yang
diajukan berkenaan dengan tindak ilokusi adalah “untuk apa ujaran itu
dilakukan” dan sudah bukan lagi dalam tataran “apa makna tuturan itu?
Klasifikasi Tindak
Tutur Ilokusi
1)
Tindak tutur representatif
Tindak tutur
representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas
sesuatu yang diujarkan. Yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini adalah
tuturan-tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan,
menyebutkan, memberikan kesaksian, dan berspekulasi.
2)
Tindak tutur direktif
Tindak tutur
direktif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan maksud agar
mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.
Tuturan-tuturan yang termasuk jenis tindak tutur direktif adalah: memaksa,
mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan,
memerintah, memberi aba-aba, dan menantang.
3)
Tindak tutur ekspresif
Tindak tutur
ekspresif adalah tindak tutur yang diujarkan penutur dimaksudkan sebagai
evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Yang termasuk jenis
tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih,
mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung.
4)
Tindak tutur komisif
Tindak tutur
komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan sesuatu
yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk jenis tindak tutur
komisif adalah berjanji, bersumpah, mengancam, penolakan dan menyatakan
kesanggupan.
5)
Tindak tutur deklarasi
Tindak tutur
deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal
(status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Tuturan-tuturan dengan maksud mengesahkan,
memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat,
menggolongkan, mengampuni, dan
memaafkan termasuk jenis tindak tutur deklarasi.
3.
Tindak tutur perlokusi
Tindak tutur
perlokusi yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi
mitra tutur. Tindak perlokusi disebut sebagai The Act of Affecting Someone.
Sebuah tuturan yang diutarakan seseorang sering kali mempunyai daya pengaruh
atau efek bagi yang mendengarnya. Efek yang timbul ini bisa sengaja maupun
tidak sengaja. Tindak tutur yang pengujaran dimaksudkan untuk memengaruhi
mitra tutur inilah merupakan tindak perlokusi.
Pengertian beberapa Strategi Tindak Tutur
(Klasifikasi Strategi Tindak Tutur)
1.
TINDAK TUTUR LANGSUNG
Tindak tutur
langsung Secara formal, berdasarkan modusnya kalimat dibedakan menjadi kalimat
berita (deklaratif), kalimat tanya (introgatif), dan kalimat perintah
(imperatif). Secara konvensional kalimat berita digunakan untuk memberikan
sesuatu (informasi), kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat
perintah untuk menyatakan perintah, ajakan, permintaan, dan permohonan.
2.
Tindak tutur tidak langsung
Tindak tutur
tidak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya dan
disesuaikan dengan konteks yang mengikutinya. Misalnya, kalimat berita yang
seharusnya berfungsi untuk memberitakan sesuatu dapat digunakan untuk meminta
atau menyuruh. Begitu juga kalimat tanya yang seharusnya berfungsi untuk
menanyakan sesuatu dapat digunakan untuk meminta atau menyuruh
3.
TINDAK TUTUR TIDAK LITERAL
Tindak tutur
yang maksudnya tidak sama atau berlawanan dengan kata-kata yang menyusunnya.
4.
TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL
Tindak tutur
langsung literal ialah tindak tutur yang diutarakan dengan modus tuturan dan
makna yang sama dengan maksud pengutaraannya. Maksud memerintah disampaikan
dengan kalimat perintah, memberitakan dengan kalimat berita, dan menanyakan
sesuatu dengan kalimat tanya.
5.
TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG LITERAL
Tindak tutur
tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus
kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna kata-kata
yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh penutur.
6.
TINDAK TUTUR LANGSUNG TIDAK LITERAL
Tindak tutur
langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat
yang sesuai dengan maksud dan tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak
memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya.
7.
TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL
Tindak tutur
tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus
kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang ingin diutarakan.
CONTOH
ANALISIS KLASIFIKASI TINDAK TUTUR, STRATEGI TINDAK TUTUR, DAN PRINSIP
KESANTUNAN TINDAK TUTUR
Analisis tindak tutur dalam gambar caleg
Konteks:
pada waktu mendektai pemilu banyak orang menyalonkan dirinya sebagai calon
legislatif, masyarakat sudah terbiasa menjalani masa-masa tersebut, karena pada
masa mendekati pemilu banyak sepanduk-sepanduk gambar calon legislatif guna
memperkenalkan diri kepada masyrakat agar mendapat dukungan.
(1) Aris Sevenfo, S.E. ketua partai
Golkar Kec. Sukajadi Pekanbaru, caleg DPRD kota Pekanbaru, Dapil 1 (Kec.
Sukamaju, Senapelan, Pekanbau, limapuluh). Muda, santun dan bersahaja.
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi “Aris Sevenfo, S.E. ketua partai Golkar Kec. Sukajadi
Pekanbaru, caleg DPRD kota Pekanbaru, Dapil 1 (Kec. Sukamaju, Senapelan,
Pekanbau, limapuluh). Muda, santun dan bersahaja.” Merupakan sebuah pernyataan
tanpa disertai maksud untuk melakukan sesuatu apalagi untuk mempengaruhi para
pembaca.
2)
Analisis Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi “Aris Sevenfo, S.E. ketua partai Golkar Kec. Sukajadi Pekanbaru,
caleg DPRD kota Pekanbaru, Dapil 1 (Kec. Sukamaju, Senapelan, Pekanbau,
limapuluh). Muda, santun dan bersahaja.” Merupakan tindak tutur yang terkait
dengan maksud yang hendak disampaikan oleh Caleg bernama Aris Sevenfo, S.E.
kepada masyarakat atau pembaca. Selain memberi informasi tentang dirinya
sebagai caleg DPRD 2014-2019, juga berisi tindakan yaitu mengingatkan
masyarakat untuk memilih pemimpin yang muda, santun dan bersahaja.
Jika
dilihat bedasarkan klasifikasi tindak tutur ilokusi maka “Aris Sevenfo, S.E.
ketua partai Golkar Kec. Sukajadi Pekanbaru, caleg DPRD kota Pekanbaru, Dapil 1
(Kec. Sukamaju, Senapelan, Pekanbau, limapuluh). Muda, santun dan bersahaja.”
Termasuk ke dalam tindak tutur ilokusi representatif berupa tuturan menyatakan.
3)
Analisisi Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi “Aris Sevenfo, S.E. ketua partai Golkar Kec. Sukajadi
Pekanbaru, caleg DPRD kota Pekanbaru, Dapil 1 (Kec. Sukamaju, Senapelan,
Pekanbau, limapuluh). Muda, santun dan bersahaja.” Jika dituturkan kepada
masyaakat, tuturan ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menyuruh
masyarakat untuk memilih Aris Sevenfo, S.E., sebagai anggota DPRD 2014-2019.
Efek yang diharapkan adalah masyarakat memilih Aris Sevenfo, S.E. sebagai
anggota DPRD kota Pekanbaru.
- Analisis Strategi Tindak Tutur
“Aris
Sevenfo, S.E. ketua partai Golkar Kec. Sukajadi Pekanbaru, caleg DPRD kota
Pekanbaru, Dapil 1 (Kec. Sukamaju, Senapelan, Pekanbau, limapuluh). Muda,
santun dan bersahaja.” Termasuk ke dalam tindak tutur tidak langsung, karena
berbeda dengan modus kalimatnya dan disesuaikan dengan konteks yang
mengikutinya.
“Aris
Sevenfo, S.E. ketua partai Golkar Kec. Sukajadi Pekanbaru, caleg DPRD kota
Pekanbaru, Dapil 1 (Kec. Sukamaju, Senapelan, Pekanbau, limapuluh). Muda, santun
dan bersahaja.” Merupakan kalimat berita yang seharusnya berfungsi untuk
memberitakan, tetapi digunakan untuk meminta atau menyuruh masyarakat untuk
memilih Aris Sevenfo, S.E. sebagai anggota DPRD 2014-2019.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
pengamatan penulis dengan berpedoman pada skala pengukuran kesantunan Leech,
maka tuturan “Muda, santun dan bersahaja.” Tergolong pada pelanggaran skala
ketidaklangsungan. Hal ini disebabkan tuturan tersebut bersifat langsung dan
dianggap tidak sopan.
(2) Mohon dukungan dan doa restu, caleg
DPRD kota Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil: Kec. Tampan dan Payung Sekaki,
jangan lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Jika
dilihat berdasarkan tindak tutur lokusi “Mohon dukungan dan doa restu, caleg
DPRD kota Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil: Kec. Tampan dan Payung Sekaki,
jangan lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.” merupakan
tindak tutur berupa sebuah pernyataan tanpa disertai maksud apalagi untuk
memengaruhi pembaca.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Jika
dilihat berdasrkan tindak tutur ilokusi “Mohon dukungan dan doa restu, caleg
DPRD kota Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil: Kec. Tampan dan Payung Sekaki,
jangan lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.” tidak
hanya memberi informasi bahwa Hj. Nurmelly, S.Pd.I. caleg DPRD kota Pekanbaru
periode 2014-2015, Dapil: Kec. Tampan dan Payung Sekaki, Mohon dukungan dan doa
restu, jangan lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9. tetapi juga berisi
tindakan yaitu mengajak dan meminta masyarakat kota Pekanbaru sebagai pembaca
untuk mencoblos caleg DPRD No. 9.
Berdasarkan
klasifikasi tindak tutur ilokusi maka “Mohon dukungan dan doa restu, caleg DPRD
kota Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil: Kec. Tampan dan Payung Sekaki, jangan
lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.” termasuk ke dalam
tindak tutur ilokusi direktif meminta ditandai oleh tuturan “Jangan lupa April
2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.”
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Jika
dilihat berdasarkan tindak tutur perlokusi “Mohon dukungan dan doa restu, caleg
DPRD kota Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil: Kec. Tampan dan Payung Sekaki,
jangan lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.” tidak
hanya bermaksud memberitahu dan meminta dukungan dari masyarakat tetapi juga
efek yang diharapkan yaitu masyarakat mencoblos caleg DPRD kota Pekanbaru No. 9
Hj. Nurmelly, S.Pd.I.
- Analisis Strategi Tindak Tutur
“Mohon
dukungan dan doa restu, caleg DPRD kota Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil:
Kec. Tampan dan Payung Sekaki, jangan lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9
Hj. Nurmelly, S.Pd.I.” tergolong ke dalam strategi tindak tutur langsung.
“Mohon
dukungan dan doa restu, caleg DPRD kota Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil:
Kec. Tampan dan Payung Sekaki, jangan lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9
Hj. Nurmelly, S.Pd.I.” merupakan kalimat perintah ditandai oleh tuturan “Jangan
lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.”
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
pengamatan penulis tuturan “Mohon dukungan dan doa restu, caleg DPRD kota
Pekanbaru periode 2014-2015, Dapil: Kec. Tampan dan Payung Sekaki, jangan lupa
April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.” tergolong ke dalam
pelanggaran skala kesopanan Leech yaitu pelanggaran skala ketidaklangsungan.
Hal ini disebabkan oleh tuturan yang bersifat langsung. Pelanggaran skala
ketidaklangsungan, ditunjukan oleh tuturan “Mohon dukungan dan doa restu, jangan
lupa April 2014 tanggal 9 coblos No. 9 Hj. Nurmelly, S.Pd.I.”
(3) Mengabdi pada rakyat tanpa khianat,
PNS pilih Novi saja, contreng nami jamilna gambar partaina, Novi Herawati,
caleg PAN DPR-RI Bandung Barat dan Bandung, nomor 11 (Anu Panghandapna),
Mahasiswi hukum UNPAD alumni SD dan SMPN 1 Majalaya, SMUN Cipary.
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi “Mengabdi pada rakyat tanpa khianat, PNS pilih Novi saja,
contreng nami jamilna gambar partaina, Novi Herawati, caleg PAN DPR-RI Bandung
Barat dan Bandung, nomor 11 (Anu Panghandapna), Mahasiswi hukum UNPAD alumni SD
dan SMPN 1 Majalaya, SMUN Cipary.” Meupakan sebuah pernyataan tanpa terdapat
suatu maksud atau tindakan memengaruhi pembaca.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi “Mengabdi pada rakyat tanpa khianat, PNS pilih Novi saja,
contreng nami jamilna gambar partaina, Novi Herawati, caleg PAN DPR-RI Bandung
Barat dan Bandung, nomor 11 (Anu Panghandapna), Mahasiswi hukum UNPAD alumni SD
dan SMPN 1 Majalaya, SMUN Cipary.” Tidak sekedar memberi informasi tentang Novi
Herawati sebagai caleg DPR-RI, tetapi terdapat suatu tindakan yaitu mengajak
masyarakat untuk mencontreng caleg DPR-RI Novi Herawati dengan misis mengabdi
pada rakyat tanpa khianat.
“Mengabdi
pada rakyat tanpa khianat, PNS pilih Novi saja, contreng nami jamilna gambar
partaina, Novi Herawati, caleg PAN DPR-RI Bandung Barat dan Bandung, nomor 11
(Anu Panghandapna), Mahasiswi hukum UNPAD alumni SD dan SMPN 1 Majalaya, SMUN
Cipary.” Tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi direktif menyarankan ditandai oleh “pilih Novi saja.”
Tindak tutur direktif menyuruh ditandai oleh “contreng nami jamilna gambar
partaina, Novi Herawati.”
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi “Mengabdi pada rakyat tanpa khianat, PNS pilih Novi
saja, contreng nami jamilna gambar partaina, Novi Herawati, caleg PAN DPR-RI
Bandung Barat dan Bandung, nomor 11 (Anu Panghandapna), Mahasiswi hukum UNPAD
alumni SD dan SMPN 1 Majalaya, SMUN Cipary.” Dituturkan tidak sekedar memberi informasi,
menyarankan dan menyuruh, tetapi juga mengharapkan masyarakat sebagai pembaca
untuk memeberi efek berupa tindakan mencontreng Novi Herawati sebagai anggota
DPR-RI No. 11.
- Analisis Strategi Tindak Tutur
“Mengabdi
pada rakyat tanpa khianat, PNS pilih Novi saja, contreng nami jamilna gambar
partaina, Novi Herawati, caleg PAN DPR-RI Bandung Barat dan Bandung, nomor 11
(Anu Panghandapna), Mahasiswi hukum UNPAD alumni SD dan SMPN 1 Majalaya, SMUN
Cipary.” Setiap tuturan ada yang Tergolong ke dalam strategi tindak tutur tidak
langsung dan tindak tutur langsung. Tindak tutur tidak langsung ditandai dengan
tuturan “Mengabdi pada rakyat tanpa khianat.” Tindak tutur langsung ditunjukan
oleh tuturan atau kalimat “PNS pilih Novi saja, contreng nami jamilna gambar
partaina.”
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
pengamatan penulis tuturan “Mengabdi pada rakyat tanpa khianat, PNS pilih Novi
saja, contreng nami jamilna gambar partaina, Novi Herawati, caleg PAN DPR-RI
Bandung Barat dan Bandung, nomor 11 (Anu Panghandapna), Mahasiswi hukum UNPAD
alumni SD dan SMPN 1 Majalaya, SMUN Cipary.” Memiliki dua prinsip kesopanan
dengan berpedoman pada skala kesantunan Leech.
Tuturan
“Mengabdi pada rakyat tanpa khianat.” Termasuk ke dalam skala keuntungan dan
kerugian. Alasan penulis yaitu, karena tuturan tersebut lebih merugikan diri
penutur, sedangkan tuturan “PNS pilih Novi saja” termasuk ke dalam pelanggaran
skala ketidaklangsungan karena tuturan tersebut bersifat langsung. Selain
melanggar skala ketidaklangsungan tuturan “PNS pilih Novi saja” Juga melanggar
skala pilihan, karena penutur membatasi pilihan kepada mitratutur atau
masyarakat.
(4) Calon anggota DPR RI DAPIL DKI
Jakarta 2 (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri, Elizabeth untuk
masyarakat semua, Hj. Elizabeth, B. Sc. Wakil ketua umum IWAPI (Ikatan Wanuta
Pengusaha Indonesia).
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Analisis Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi “Calon anggota DPR
RI DAPIL DKI Jakarta 2 (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri,
Elizabeth untuk masyarakat semua, Hj. Elizabeth, B. Sc. Wakil ketua umum IWAPI
(Ikatan Wanuta Pengusaha Indonesia).” Merupakan sebuah pernyataan tanpa
terdapat maksud dan tujuan memengaruhi pembaca.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi “Calon anggota DPR RI DAPIL DKI Jakarta 2 (Jakarta
Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri, Elizabeth untuk masyarakat semua, Hj.
Elizabeth, B. Sc. Wakil ketua umum IWAPI (Ikatan Wanuta Pengusaha Indonesia).”
Merupakan tuturan yang tidak sekedar sebuah pernyataan dan memberikan informasi
tentang calon anggota DPR RI Hj. Elizabeth, B. Sc. Tuturan tersebut juga berisi
tindakan yaitu mengingatkan masyarakat bahwa calon DPR RI Elizabet, B. Sc. Akan
mengabdi untuk rakyat ditunjukan oleh kalimat “ Elizabeth untuk rakyat semua.”
Dilihat
dan berdasarkan pada klasifikasi tindak tutur ilokusi maka tuturan “Calon
anggota DPR RI DAPIL DKI Jakarta 2 (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar
Negeri, Elizabeth untuk masyarakat semua, Hj. Elizabeth, B. Sc. Wakil ketua umum
IWAPI (Ikatan Wanuta Pengusaha Indonesia).” Tergolong ke dalam tindak tutur
ilokusi komisif berjanji, ditunjukan kalimat “Elizabeth untuk rakyat semua.”
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka kalimat “Calon anggota DPR RI DAPIL DKI Jakarta 2
(Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri, Elizabeth untuk masyarakat
semua, Hj. Elizabeth, B. Sc. Wakil ketua umum IWAPI (Ikatan Wanuta Pengusaha
Indonesia).” Bukanlah tuturan yang hanya memberkan informasai memberi tahu
tetapi juga meminta untuk dipilih. Efek yang diharapkan yaitu masyarakat
memilih Elizabeth sebagai anggota DPR RI DKI Jakarta.
- Analisis Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
strategi tindak tutur maka tuturan atau kalimat “Calon anggota DPR RI DAPIL DKI
Jakarta 2 (Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri, Elizabeth untuk
masyarakat semua, Hj. Elizabeth, B. Sc. Wakil ketua umum IWAPI (Ikatan Wanita
Pengusaha Indonesia).” Termasuk ke dalam strategi tindak tutur tidak langsung
ditunjukan kalimat “Elizabeth untuk rakyat semua.” Modus kalimat yang digunakan
adalah kalimat deklaratif namun fungsinya sebagai janji kepada masyarakat.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesantunan Leech tuturan “Elizabeth untuk masyarakat semua.” Termasuk ke
dalam skala keuntungan dan kerugian karena tuturan tersebut merugikan diri
penutur untuk menyerahkan diri serta segala tindakan yang akan dilakukanya
untuk masyarakat.
(5) Pilih pemimpin santun beriman
Insaya Allah perubahan terwujud, pemilu 2009 beda, pilih dengan benar, bei
contengan yang pas, Saniman.
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi, maka kalimat “Pilih pemimpin santun beriman Insya Allah
perubahan terwujud, pemilu 2009 beda, pilih dengan benar, beri contengan yang
pas, Saniman.” Hanyalah sebuah pernyataan tanpa ada maksud dan tujuan
memengaruhi pembaca.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka kalimat “Pilih pemimpin santun beriman Insaya Allah
perubahan terwujud, pemilu 2009 beda, pilih dengan benar, beri contengan yang
pas, Saniman.” Merupakan tuturan atau kalimat yang tidak sekedar memberi
informasi cara memilih pemimpin tetapi juga mengandung tindakan yaitu
mengingatkan masyarakat atau pembaca bahwa pemimpin harus santun dan beriman
agar terwujud perubahan.
Jika
di lihat berdasarkan klasifikasi tindak tutur ilokusi maka kalimat “Pilih
pemimpin santun beriman Insaya Allah perubahan terwujud, pemilu 2009 beda,
pilih dengan benar, beri contengan yang pas, Saniman.” Merupakan kalimat atau
tindak tutur ilokusi direktif menyarankan ditunjukan oleh kalimat “Pilih
pemimpin santun beriman Insaya Allah perubahan terwujud, pilih dengan benar.”
Selain terdapat tindak tutur ilokusi direktif juga terdapat tindak tutur
ilokusi memerintah ditunjukan “beri contengan yang pas.”
3)
Tindak tutur perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka “Pilih
pemimpin santun beriman Insaya Allah perubahan terwujud, pemilu 2009 beda,
pilih dengan benar, beri contengan yang pas, Saniman.” Merupakan tindak tutur
tidak hanya bermaksud memberi informasi cara memilih pemimpin, tetapi juga
menyuruh agar memilih pemimpin yang santun dan beriman. Efek yang diharapkan
yaitu masyarakat memilih Saniman sebagai pemimpin yang santun dan beriman.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarka
klasifikasi strategi tindak tutur, maka tuturan ““Pilih pemimpin santun beriman
Insaya Allah perubahan terwujud, pemilu 2009 beda, pilih dengan benar, beri
contengan yang pas, Saniman.” Termasuk ke dalam strategi tindak tutur langsung
literal.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasrkan
skala kesopanan Leech, maka tuturan “Pilih pemimpin santun beriman Insaya Allah
perubahan terwujud, pemilu 2009 beda, pilih dengan benar, beri contengan yang
pas, Saniman.” Tergolong ke dalam pelanggaran skala pilihan. Karena hanya memberi
satu pilihan kepada pembaca atau masyarakat yaitu memilih pemimpin yang santun
beriman.
(6) Merakyat menunaikan amanat rakyat,
Ir. H. Rekso Wardoyo, M.S. caleg DPR RI Dapil Bengkulu.
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka kalimat atau tuturan “Merakyat menunaikan amanat
rakyat, Ir. H. Rekso Wardoyo, M.S. caleg DPR RI Dapil Bengkulu.” Semata-mata
merupakan sebuah pernyatan atau infomasi tanpa ada maksud dan tujuan
memengaruhi pembaca.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan “Merakyat menunaikan amanat rakyat, Ir. H.
Rekso Wardoyo, M.S. caleg DPR RI Dapil Bengkulu.” Merupakan kalimat yang tidak
hanya menyampaikan informasi tetapi juga terdapat tindakan mengingatkan
masyarakat atau pembaca untuk memilih Ir. H. Rekso Wardoyo, MS.
Tuturan
“Merakyat menunaikan amanat rakyat, Ir. H. Rekso Wardoyo, M.S. caleg DPR RI
Dapil Bengkulu.” Merupakan tindak tutur ilokusi representatif menyatakan, ditunjukan oleh tuturan “Merakyat
menunaikan amanat rakyat.”
3)
Tindak tutur perlokusi
Jika
dilihat berdasarkan pada tindak tutur perlokusi maka “Merakyat menunaikan
amanat rakyat, Ir. H. Rekso Wardoyo, M.S. caleg DPR RI Dapil Bengkulu.” Tidak
sekedar memberi informasai tentang pemimpin yang merakyat menunaikan amanat
tetapi juga menyuruh masyarakat atau pembaca untuk memilih pemimpin yang
merakyat dan menunaikan amanat rakyat. Efek yang diharapkan yaitu masyarakat
memilih Ir. H. Rekso Wardoyo, MS. Pemimpin yang merakyat dan menunaikan amanat
rakyat.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur, kalimat atau tuturan “Merakyat menunaikan
amanat rakyat” tergolong ke dalam strategi tindak tutur tidak langsung, karena
tuturan tersebut adalah kalimat pernyataan tetapi di dalamnya mengandung
tindakan menjalankan amanah.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesantunan Leech tuturan “Merakyat menunaikan amanat rakyat” termasuk ke
dalam skala ketidaklangsungan karena tuturan tersebut secara tidak langsung
menyatakan ada tindakan yaitu mengabdikan diri kepada rakyat.
(7) Dedi Harianto Lubis, S.H. caleg
DPRD Kota Pekanbaru dapil 1 (Sukajadi, Senapelan, Pekanbaru Kota, Limapuluh).
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka tuturan “Dedi Harianto Lubis, S.H. caleg DPRD Kota
Pekanbaru dapil 1 (Sukajadi, Senapelan, Pekanbaru Kota, Limapuluh).” Merupakan
kalimat pernyataan atau sekedar memberi informasai kepada masyarakat atau
pembaca tanpa memiliki maksud dan tujuan memengaruhi masyarakat atau pembaca.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
pada tindak tutur ilokusi maka tuturan “Dedi Harianto Lubis, S.H. caleg DPRD
Kota Pekanbaru dapil 1 (Sukajadi, Senapelan, Pekanbaru Kota, Limapuluh).”
Selain member informasi juga mengandung tindakan mengingatkan masyarakat bahwa
Dedi Harianto Lubis, S.H. caleg DPRD Kota Pekanbaru dapil 1.
- Analisis Strategi Tindak Tutur
Tuturan
atau kalimat “Dedi Harianto Lubis, S.H. caleg DPRD Kota Pekanbaru dapil 1
Sukajadi, Senapelan, Pekanbaru Kota, Limapuluh).” Merupakan tindak tutur
langsung deklaratif, karena modus kalimat yang digunakan adalah kalimat
deklaratif dan befungsi untuk memberikan informasi. Tindak tutur langsung
kalimat tersebut adalah tindak tutur langsung literal karena modus tuturan deklaratif
tersebut sesuai dengan maksud yang diutarakan.
(8) Suara Golkar suara rakyat.
Nursastro Salomo, S. Sos. Caleg DPRD Kab. Bangkep Dapil 1 ketua tani dan
nelayan partai Golkar Kab. Bangkep.
- Analisis Klasifiksi Tindak Tutur
1)
tindak Tutur Lokusi
berdasarkan
pada tindak tutur lokusi maka kalimat “Suara Golkar suara rakyat. Nursastro
Salomo, S. Sos. Caleg DPRD Kab. Bangkep Dapil 1 ketua tani dan nelayan partai
Golkar Kab. Bangkep.” Merupakan kalimat berupa pernyataan semata atau informasi
semata tanpa ada maksud dan tujuan untuk memengaruhi masyarakat.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan “Suara Golkar suara rakyat. Nursastro Salomo,
S. Sos. Caleg DPRD Kab. Bangkep Dapil 1 ketua tani dan nelayan partai Golkar
Kab. Bangkep.” Tidak sekedar memberikan informasi tentang suara rakyat tetapi
juga berisi tindakan mengingatkan masyarakat atau pembaca bahwa suara golkar
berasal dari rakyat dantentunya untuk rakyat. Tuturan “Suara Golkar Suara
Rakyat.” Tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi deklaratif menyatakan.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur, maka tuturan “Suara Golkar Suara Rakyat”
adalah strategi tindak tutur langsung
karena dalam tuturan “Suara Golkar Suara Rakyat” memberikan informasi secara
langsung bahwa Golkar terbentuk karena adanya suara rakyat. Tergolong dalam
tindak tutur langsung literal.
(9) Mohon doa restu dan dukungan
- Analisis klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi, maka tuturan “Mohon doa restu dan dukungan” merupakan
pernyataan atau informasi semata tanpa ada maksud dan tujuan memengaruhi
masyarakat.
2)
Tindak tutur ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan atau kalimat “Mohon doa restu dan dukungan”
tidak sekedar memberikan informasi. D i dalam tuturan “Mohon doa restu dan
dukungan” juga terdapat tindakan yaitu meminta masyarakat atau pembaca untuk
memberikan restu dan dukungan kepada Armen Saputra, S. Kom. Tindak tutur
ilokusi kalimat tersebut adalah tindak tutur ilokusi direktif meminta dan
memohon.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka tuturan “Mohon doa restu dan dukungan” tidak
dimaksudkan hanya memberikan informasi, tetapi juga meminta dan menyuruh
masyarakat atau pembaca untuk memberi restu dan dukungan kepada Armen Saputra
S. Kom. Efek yang diharapkan yaitu masyarakat atau pembaca memberi restu dan
dukungan dengan tindakan memilih Armen Saputra S. Kom. Sebagai anggota DPRD
kota Pekanbaru.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur maka tuturan “Mohon doa restu dan dukungan.”
Termasuk kedalam strategi tindak tutur
langsung karena modus kalimat yang digunakan adalah kalimat imperatif
meminta dan berfungsi untuk meminta yakni meminta restu dan dukungan, kalimat
tersebut tergolong dalan tindak tutur langsung literal.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesopanan Leech, tuturan “Mohon doa dan dukungan” termasuk ke dalam
sekala ketidaklangsungan. Karena tuturan “Mohon doa dan dukungan” secara tidak
langsung tidak sekedar meminta doa dan dukungan, melainkan ada tindakan yang
harus dilkukan oleh mitra tutur atau masyarakat. Tindakan tersebut yaitu
memberikan suara pilihan atau memilih penutur pada hari pemilu.
(10)
Mohon
doa dan Pilihanya
- Analisis Klasifikasi tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Hampir
sama dengan contoh tuturan pada contoh terdahulu. Berdasarkan tindak tutur
lokusi maka tuturan “Mohon doa dan Pilihanya” dalam tindak tutur lokusi hanya
berupa informasi tanpa maksud dan tujuan apa pun.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi, maka kalimat “Mohon doa dan Pilihanya.” Tidak hanya berupa informasi, tetapi terdapat
tindakan meminta doa dan meminta masyarakat untuk menjatuhkan pilihan
kepada Tidak hanya berupa informasi,
tetapi terdapat tindakan meminta doa dan meminta masyarakat untuk menjatuhkan
pilihan kepada H. Yurisnan, S.E. Berdasarkan klasifikasi tindak tutur ilokusi,
maka tuturan “Mohon doa dan Pilihanya” tergolong kedalam tindak tutur ilokusi
direktif meminta.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi, maka kalimat “Mohon doa dan Pilihanya.” Tidak hanya
dimaksudkan untuk memberikan informasi tetapi juga untuk meminta doa dan
dukungan kepada H. Yurisnan, S.E. efek yang diharapkan oleh penutur yaitu masyarakat
memberi doa dan mendukung penutur dengan bentuk memilih penutur sebagai anggota
DPRD kota Pekanbru.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
strategi tindak tutur, kalimat atau tuturan “Mohon doa dan pilihan” termasuk ke
dalam strategi tindak tutur tidak langsung. Karena maksud sebenarnya penutur
tidak hanya meminta penutur atau masyarakat hanya memberikan doa dan menentukan
pilihan saja melainkan juga mengharapkan mitratuturmemilih penutur.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesopanan Leech, tuturan “Mohon doa dan pilihan” termasuk ke dalam sekala
ketidaklangsungan. Karena tuturan “Mohon doa dan pilihan” secara tidak langsung
tidak sekedar meminta doa dan pilihan, melainkan ada tindakan yang harus
dilkukan oleh mitra tutur atau masyarakat. Tindakan tersebut yaitu memberikan
suara pilihan atau memilih penutur pada hari pemilu.
(11)
Mohon
doa restu dan dukungannya
- Analisis klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi, maka tuturan “Mohon doa restu dan dukungannya ” merupakan
pernyataan berupa informasi semata tanpa ada maksud dan tujuan memengaruhi
masyarakat.
2)
Tindak tutur ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan atau kalimat “Mohon doa restu dan dukungan”
tidak sekedar memberikan informasi. D i dalam tuturan “Mohon doa restu dan
dukungan” juga terdapat tindakan yaitu meminta masyarakat atau pembaca untuk
memberikan restu dan dukungan kepada Erma Wati. Tndak tutur ilokusi kalimat
tersebut adalah tindak tutur ilokusi direktif meminta dan memohon.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka tuturan “Mohon doa restu dan dukungannya” tidak
dimaksudkan hanya memberikan informasi, tetapi juga meminta dan menyuruh
masyarakat atau pembaca untuk memberi restu dan dukungan kepada Erma Wati. Efek
yang diharapkan yaitu masyarakat atau pembaca memberi restu dan dukungan dengan
tindakan memilih Erma Wati sebagai anggota DPRD kota Pekanbaru.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur maka tuturan “Mohon doa restu dan
dukungannya.” Termasuk kedalam strategi tindak tutur langsung karena modus kalimat yang digunakan
adalah kalimat imperatif meminta dan berfungsi untuk meminta yakni meminta
restu dan dukungan, kalimat tersebut tergolong dalan tindak tutur langsung
literal.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesopanan Leech, tuturan “Mohon doa restu dan dukungannya” termasuk ke
dalam sekala ketidaklangsungan. Karena tuturan “Mohon doa restu dan
dukungannya” secara tidak langsung tidak sekedar meminta doa dan dukungan,
melainkan ada tindakan yang harus dilkukan oleh mitra tutur atau masyarakat.
Tindakan tersebut yaitu memberikan suara pilihan atau memilih penutur pada hari
pemilu.
(12)
Saatnya
hati nurani bicara, bekerja untuk rakyat
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka kalimat “Saatnya hati nurani bicara, bekerja untuk
rakyat.” Hanya sebuah pernyataan tanpa maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan “Saatnya hati nurani bicara, bekerja untuk
rakyat.” Tidak hanya berupa pernyataan saja tetapi juga berisi tindakan mengingatkan
masyarakat atau pembaca bahwa hati nurani berhak untuk terlibat dalam berbuat,
serta bekerja untuk rakyat. Kalimat “Saatnya hati nurani bicara, bekerja untuk
rakyat“ merupakan tindak tutur ilokusi direktif mengajak.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi, kalimat “Saatnya hati nurani bicara, bekerja untuk
rakyat.” Tidak hanya dimaksudkan memberikan informasi tetapi juga meminta dan
mengajak masyarakat untuk mrnggunakan hati nurani dalam memilih pemimpin yang
mau bekerja untuk rakyat. Efek yang diharapkan yaitu masyarakat memilih dan
mencoblos nomor urut 2 A. Ilhamdi Nor, S. Sos.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
strategi tindak tutur, maka kalimat “Saatnya hati nurani bicara, bekerja untuk
rakyat” merupakan strategi tindak tutur tidak langsung.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesopanan Leech, tuturan “Saatnya hati nurani bicara, bekerja untuk
rakyat” terdiri atas dua tuturan. Tuturan “Saatnya hati nurani bicara” dan
“Bekerja untuk rakyat”. Tuturan “Saatnya hati nurani bicara” termasuk ke dalam
skala kesantunan pilihan, karena memberikan pilihan bebas seuai hati mintratutur.
Sedangkan tuturan “Bekerja untuk rakyat” termasuk ke dalam sekala keuntungan
dan kerugian. Hal ini karena penutur merugikan dirinya untuk masyarakat.
(13)
Bersih,
Peduli, Profesional
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka tuturan “ Bersih, peduli, profesional” hanya sebuah
pernyataan tanpa maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasrkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan “
Bersih, Peduli, profesional” tidak hanya berupa pernyataan semata tetapi
terdapat tindakan di dalamnya yaitu mengingatkan masyarakat untuk memilih
pemimpin yang bersih, peduli dan profesional. Tuturan “Bersih, peduli,
Profesional” termasuk tindak tutur ilokusi representatif.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
strategi tindak tutur maka tuturan “Bersih, peduli, profesional” tergolong
dalam strategi tindak tutur langsung.
(14)
Selamat
datang ketua majelis nasional bapak Surya Paloh dan Ketua umum DPD Beserta
Rombongan
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka tuturan “Selamat datang ketua majelis nasional bapak
Surya Paloh dan Ketua umum DPD Beserta Rombongan.” Merupakan sebuah informasi
tanpa ada maksud tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Tindak
tutur ilokusi maka tuturan atau kalimat “Selamat datang ketua majelis nasional
bapak Surya Paloh dan Ketua umum DPD Beserta Rombongan.” Selain memberi
informasi tentang kedatangan Surya Paloh sebagai ketua majelis nasional, juga
berisi tindakan mengingatkan orang lain untuk menyambut kedatangan Surya Paloh.
Berdasarkan klasifikasi tindak tutur ilokusi maka tergolong dalam tindak tutur
ilokusi ekspresif, karena mengucapkan tuturan selamat datang.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan tindak
tutur perlokusi maka kalimat “Selamat datang ketua majelis nasional bapak Surya
Paloh dan Ketua umum DPD Beserta Rombongan.”
(15)
Mohon
doa restu dan dukungan, Insaya Allah menjadi wakil rakyat yang amanah dan
bermartabat
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi, kalimat “Mohon doa restu dan dukungan, Insaya Allah
menjadi wakil rakyat yang amanah dan bermartabat.” Merupakan sebuah pernyataan
tanpa memiliki suatu maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka kalimat “Mohon doa restu dan dukungan, Insaya Allah
menjadi wakil rakyat yang amanah dan bermartabat.” Tidak hanya bermaksud
memberikan informasi tetapi juga mengandung tindakan yaitu menyatakan
permohonan. Kalimat “Mohon doa restu dan dukungan, Insaya Allah menjadi wakil
rakyat yang amanah dan bermartabat.” Tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi
direktif berupa permohonan dan tindak tutur ilokusi komisis berjanji. Tindak
tutur ilokusi direktif permohonan ditunjukan oleh tutuan “Mohon doa restu dan
dukungan”, sedangkan tindak tutur ilokusi komisif berjanji ditunjukan tuturan “Insaya
Allah menjadi wakil rakyat yang amanah dan bermartabat.”
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka kalimat “Mohon doa restu dan dukungan, Insaya Allah
menjadi wakil rakyat yang amanah dan bermartabat. Tidak hanya memberikan
informasi tetapi sekaligus meminta atau memohon dukungan. Efek yang diharapkan,
masyarakat bertindak memberi restu dan dukungan kepada Drs. H. Bambang
Mudjiono.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur maka kalimat “Mohon doa restu dan dukungan,
Insaya Allah menjadi wakil rakyat yang amanah dan bermartabat.” Tergolong dalam
strategi tindak tutur langsung. Yaitu tindak tutur yang menggunakan modus
kalimat permintaan untuk menyatakan permintaan atau permohohonan.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesantunan Leech, tuturan “Mohon doa restu dan dukunga” tergolong ke
dalam sekala ketidaklangsungan. Sedangkan tuturan “Insaya Allah menjadi wakil
rakyat yang amanah dan bermartabat.” Tergolong ke dalam skala keuntungan dan
kerugian karena penutur akan amanah menjalankan keinginan rakyat.
(16)
Demi
masa depan yang bersih, adil, penuh kejujuran, keterbukaan, kedamaian dan
kepercayaan! Ayooo pilih No. Urut 25.
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi, tuturan “Demi masa depan yang bersih, adil, penuh
kejujuran, keterbukaan, kedamaian dan kepercayaan! Ayooo pilih No. Urut 25.”
Merupakan sebuah pernyataan tanpa memiliki maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Dilihat
dari segi tindak tutur ilokusi maka kalimat “Demi masa depan yang bersih, adil,
penuh kejujuran, keterbukaan, kedamaian dan kepercayaan! Ayooo pilih No. Urut
25.” Tidak hanya berupa informasi tetapi mengandung tindakan yaitu mengajak
dengan cara meyakinkan. Kalimat tersebut termasuk ke dalam klasifikasi tindak
tutur ilokusi direktif mengajak ditunjukan oleh tuturan “Ayooo pilih No. Urut
25.” Setelah meyakinkan dengan tuturan “Demi masa depan yang bersih, adil,
penuh kejujuran, keterbukaan, kedamaian dan kepercayaan!”
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka kalimat “Demi masa depan yang bersih, adil, penuh
kejujuran, keterbukaan, kedamaian dan kepercayaan! Ayooo pilih No. Urut 25.”
Selain memberi informasi dan bermaksud memberi tahu tentang masa depan yang
baik, tetapi sekaligus meminta masyarakat atau pembaca untuk memilih Koramen H.
Sirait, M.A.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur, maka kalimat “Demi masa depan yang bersih,
adil, penuh kejujuran, keterbukaan, kedamaian dan kepercayaan! Ayooo pilih No.
Urut 25.” Merupakan strategi tindak tutur langsung. Ditunjukan oleh tuturan
“Ayooo Pilih No. Urut 25!”
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesantunan Leech, tuturan “Demi masa depan yang bersih, adil, penuh
kejujuran, keterbukaan, kedamaian dan kepercayaan! Ayooo pilih No. Urut 25.”
Tergolong ke dalam pelanggaran skala ketidaklangsungan.
(17)
Mari
berjuang bersama untuk Jawa Tengah yang sehat dan sejahtera, Pilih gerindara
nomor 6 coblos Roy Manik nomor 6
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka kalimat di bawah ini
Mari
berjuang bersama untuk Jawa Tengah yang sehat dan sejahtera
Pilih
gerindara nomor 6 coblos Roy Manik nomor 6
Merupakan
pernyataan tanpa memiliki maksud tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdsarkan
rindak tutur ilokusi maka kalimat tebal di bawah ini
Mari berjuang bersama untuk Jawa
Tengah yang sehat dan sejahtera
Pilih gerindara nomor 6 coblos Roy
Manik nomor 6
Selain
memberi informasi, juga berisi tindakan mengajak pembaca untuk berjuang.
Berdasrkan jenisnya tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi direktif mengajak
ditandai oleh kata “Mari”.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Mari berjuang bersama untuk Jawa
Tengah yang sehat dan sejahtera
Pilih gerindara nomor 6 coblos Roy
Manik nomor 6
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka kalimat yang dicetak tebal tersebut, tidak hanya bermaksud memberikan
pernyataan atau informasi tetapi sekaligus mengajak. Efek yang diharapkan oleh
penutur yaitu agar pembaca memilih Roy Manik sebagai anggota DPR RI jawa
Tengah, dan bersama-sama berjuang untuk Jawa Tengah.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur, kalimat
“Mari berjuang bersama untuk Jawa
Tengah yang sehat dan sejahtera
Pilih gerindara nomor 6 coblos Roy
Manik nomor 6”
Tergolong
kedalam strategi tindak tutur langsung literal. Hal ini disebabkan karena modus
kalimat yang digunakan yaitu kalimat ajakan berfungsi menyatakan ajakan.
(18)
Insya
Allah jika dipercaya siap mengawal perubahan
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka tuturan “Insya Allah jika dipercaya siap mengawal
perubahan.” Hanya berupa pernyataan untuk menyampaikan informasi tanpa memiliki
maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan “Insya Allah jika dipercaya siap mengawal
perubahan.” Tidak sekedar memberi informasi tetapi terdapat tindakan mengajak
pembaca untuk memberi amanat kepada Andi Sudirman, S.H. dengan memilih dirinya.
Tindak tutur ilokusi tuturan trsebut merupakan tindak tutur ilokusi komisif
menyatakan kesanggupan.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi, tuturan “Insya Allah jika dipercaya siap mengawal
perubahan.” Tidak hanya dimaksudkan memberi informasi kepada pembac bahwa Ia
siap mengemban amanah, tetapi sekaligus meminta restu dan dukungan. Efek yang
diharapkan yaitu pembaca memilih atau memberikan suara kepada Andi Sudirman,
S.H. untuk menjadi anggota DPRD.
- Analisis Klasifikasi Strategi tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi strategi tindak tutur, maka tuturan atau kalimat “Berkat ijin Tuhan
yang maha esa dan selaksa dukungan doa restu, pemilik dan penguasa keadilan,
menentukan perubahan dan pembaharuan di NKRI, betapapun besar nilai dan arti
suatu perjuangan.” Merupakan strategi tindak tutur tidak langsung.
(19)
Kalau
bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi kalimat “Kalau bukan kita siapa lagi?
Kalau
bukan sekarang, kapan lagi?” merupakan sebuah pernyataan tanpa memiliki maksud
dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka kalimat “Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan
sekarang, kapan lagi?” tidak hanya memberi informasi tetntang kesempatan tetapi
terdapat tindakan yaitu mengajak pembaca untuk memanfaatkan kesempatan yang ada
demi kebaikan. Dilihat dari segi jenis tindak tutur ilokusi maka kalimat
tersebut tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi direktif memerintah.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka kalimat “Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan
sekarang, kapan lagi?” merupakan tuturan yang tidak hanya bermaksud memberi
tahu tetapi juga sekaligus meminta dukungan agar pembaca memilih Ir. Mustafa
Alwi. Efek yang di hrapkan yaitu pembaca melakukan tidakan memilih Ir. Mustafa
Alwi pada hari pemilu.
- Analisis Klasifikasi Strategi Tindak Tutur
Berdasarkan
klasifikasi tindak tutur maka kalimat “Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan
sekarang, kapan lagi?” merupakan kalimat yang tergolong dalam strategi tindak
tutur tidak langsung karena menggunakan kalimat tanya untuk memerintah.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesantunan Leech, tuturan “Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan
sekarang, kapan lagi?” tergolong ke dalam sekala ketidak langsungan, karena
secara tidak langsung penutur menginginkan mitratutur memilih penutur namun
penutur menggunakan kalimat tanya bukan kalimat perintah.
(20)
Berkat
ijin Tuhan yang maha esa dan selaksa dukungan doa restu, pemilik dan penguasa
keadilan, menentukan perubahan dan pembaharuan di NKRI, betapapun besar nilai
dan arti suatu perjuangan.
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka tuturan “Berkat ijin Tuhan yang maha esa dan selaksa
dukungan doa restu, pemilik dan penguasa keadilan, menentukan perubahan dan
pembaharuan di NKRI, betapapun besar nilai dan arti suatu perjuangan.”
Merupakan sebuah pernyataan tanpa ada maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi maka tuturan “Berkat ijin Tuhan yang maha esa dan selaksa
dukungan doa restu, pemilik dan penguasa keadilan, menentukan perubahan dan
pembaharuan di NKRI, betapapun besar nilai dan arti suatu perjuangan.” Tidak
hanya sebuah pernyataan yang memberikan informasi tetapi juga berisi tindakan
meminta doa dan dukungan kepada pembaca. Berdasarkan klasifikasi tindak tutur ilokusi maka tindaktutur ilokusi
tersebut tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi representatif menyatakan.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasrkan
tindak tutur perlokusi maka tuturan atau kalimat “Berkat ijin Tuhan yang Maha Esa
dan selaksa dukungan doa restu, pemilik dan penguasa keadilan, menentukan
perubahan dan pembaharuan di NKRI, betapapun besar nilai dan arti suatu
perjuangan.” Tidak hanya bermaksud
menyatakan sesuatu tetapi sekaligus meminta dukungan kepada pembaca. Efek yang
diharapkan yaitu pembaca bertindak memilih Henry Prihantono, S.H.,M.H.
- Analisis klasifikasi Strategi Tindak Tutur
sifikasi
strategi tindak tutur maka kalimat “Berkat ijin Tuhan yang maha esa dan selaksa
dukungan doa restu, pemilik dan penguasa keadilan, menentukan perubahan dan
pembaharuan di NKRI, betapapun besar nilai dan arti suatu perjuangan.” Termasuk
ke dalam tindak tutur tidak langsung.
- Analisis Prinsip Kesopanan
Berdasarkan
skala kesantunan Leech, tuturan “Berkat ijin Tuhan yang maha esa dan selaksa
dukungan doa restu, pemilik dan penguasa keadilan, menentukan perubahan dan
pembaharuan di NKRI, betapapun besar nilai dan arti suatu perjuangan.”
Tergolong ke dalam skala ketidaklangsungan, karena secara tidak langsung dari
tuturan tersebut menginginkan ada tindakan yang dilakukan oleh mitratutur atau
masyarakat.
(21)
Utuk
perubahan Jawa Timur pilih No. Urut 8, Memberikan 10% gaji untuk kepentingan
fakir miskin dan anak yatim. Muda, cerdas, jujur, dan amanah, Peduli wong cilik,
Nasionalis – religius, Tidak pernah ada kejayaan jatuh dari langit. Kejayaan
harus direbut dengan keringat dan kerja
keras
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Bedasarkan
tindak tutur lokusi maka tuturan berikut
“Untuk
perubahan Jawa Timur pilih No. Urut 8
Memberikan
10% gaji untuk kepentingan fakir miskin dan anak yatim
Muda,
cerdas, jujur, dan amanah
Peduli
wong cilik
Nasionalis
– religius
Tidak
pernah ada kejayaan jatuh dari langit
Kejayaan
harus direbut dengan keringat dan kerja
keras”
Merpakan
sebuah pernyataan atau informasi tanpa memiliki maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasarkan
tindak tutur ilokusi, tuturan berikut
“Untuk
perubahan Jawa Timur pilih No. Urut 8
Memberikan
10% gaji untuk kepentingan fakir miskin dan anak yatim
Muda,
cerdas, jujur, dan amanah
Peduli
wong cilik
Nasionalis
– religius
Tidak
pernah ada kejayaan jatuh dari langit
Kejayaan
harus direbut dengan keringat dan kerja
keras”
tidak
sekedar bermaksud memberi informasi, tetapi juga berisi tindakan perintah yang
ditunjukan dengan tuturan “Untuk perubahan Jawa Timur pilih No. Urut 8”, berisi
tindakan berjanji ditunjukan oleh tuturan “Memberikan 10% gaji untuk
kepentingan fakir miskin dan anak yatim.”, berisi tindakan mengingatkan bahwa
untuk memperoleh kejayaan harus bekerja kras ditunjukan oleh tuturan “Tidak
pernah ada kejayaan jatuh dari langit, Kejayaan harus direbut dengan keringat
dan kerja keras.”
Berdasarkan
klasifikasi tindak tutur ilokusi maka kalimat di atas tergolong ke dalam tindak
tutur ilokusi representatif menyebutkan ditunjukan oleh tuturan “muda, cerdas,
jujur, dan amanah” sebagai sifat pemimpin yang baik. Dalam tuturan tersebut ada
juga yang tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi direktif menyuruh, ditunjukan
oleh tuturan “Untuk perubahan Jawa Timur pilih No. Urut 8.” Selain tindak tutur
ilokusi representatif dan direktif, tuturan
di atas asa juga yang tergolong ke dalam tindak tutur ilokusi komisif berjanji
ditunjukan oleh tuturan “Memberikan 10% gaji untuk kepentingan fakir miskin dan
anak yatim.”
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi maka tuturan di bawah ini
“Untuk
perubahan Jawa Timur pilih No. Urut 8
Memberikan
10% gaji untuk kepentingan fakir miskin dan anak yatim
Muda,
cerdas, jujur, dan amanah
Peduli
wong cilik
Nasionalis
– religius
Tidak
pernah ada kejayaan jatuh dari langit
Kejayaan
harus direbut dengan keringat dan kerja
keras”
Tidak
hanya bermaksud memberikan informasi saja tetapi ada tindakan mengingatkan
menyuruh, dan berjanji kepada pembaca. Efek yang diharapkan oleh penutur yaitu
pembaca bertindak memilih caleg DPRD Jatimpada hari Pemilu.
(22)
Mohon
dukungan agar dipilih sebagai wakil rakyat Kab. Ketapang dan KKU di DPRD Prov.
Kalbar periode 2014-2019
- Analisis Klasifikasi Tindak Tutur
1)
Tindak Tutur Lokusi
Berdasarkan
tindak tutur lokusi maka tuturan atau kalimat “Mohon dukungan agar dipilih
sebagai wakil rakyat Kab. Ketapang dan KKU di DPRD Prov. Kalbar periode
2014-2019.” Hanya sebuah pernyataan tanpa memiliki maksud dan tujuan tertentu.
2)
Tindak Tutur Ilokusi
Berdasrkan
tindak tutur ilokusi maka kalimat “Mohon dukungan agar dipilih sebagai wakil
rakyat Kab. Ketapang dan KKU di DPRD Prov. Kalbar periode 2014-2019.” Merupakan
kalimat yang tidak hanya bertujuan memberikan informasi tetapi juga berisi
tindakan meminta doa dan dukungan kepada pembaca agar memberi doa dan memilih
Edi Vinsensius Petebang, S. Sos. Sebagai anggota DPRD Prov. Kalbar. Tindak
tutur ilokusi tersebut termasuk ke dalam tindak tutur ilokusi direktif yaitu
meminta dan mengajak.
3)
Tindak Tutur Perlokusi
Berdasarkan
tindak tutur perlokusi, tuturan “Mohon dukungan agar dipilih sebagai wakil
rakyat Kab. Ketapang dan KKU di DPRD Prov. Kalbar periode 2014-2019.” Tidak
hanya bermaksud memohon dukungan tetapi sekaligus meminta pembaca untuk memilih
Edi Vinsensius Petebang, S. Sos. Sebagai anggota DPRD Prov. Kalbar.
- Analisis Strategi Tindak Tutur
Kalimat
“Mohon dukungan agar dipilih sebagai wakil rakyat Kab. Ketapang dan KKU di DPRD
Prov. Kalbar periode 2014-2019.” Tergolong ke dalam strategi tindak tutur
langsung.
- Analisis Prinsip Kesopanan.
Kalimat
“Mohon dukungan agar dipilih sebagai wakil rakyat Kab. Ketapang dan KKU di DPRD
Prov. Kalbar periode 2014-2019.” Termasuk ke dalam pelanggaran skala
ketidaklangsungan.
untuk klasifikasi strategi tindak tutur(secara langsung dan tak langsung) itu menggunakan teori siapa ya? tolong infonya.. makasihh. karna tdk ada daftar pustaka.
BalasHapus