- Apakah ada perbedaan antara makna referensial dan nonreferensial?
Jawab:
Ada, perbedaan antara makna referensial
denga n nonreferensial terletak pada ada atau tidaknya referensi dari kata-kata
yang bermakna. Makna Referensial
adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau memiliki referen
(acuan), makna referensial dapat disebut juga makna kognitif, karena memiliki
acuan. Dalam makna ini memiliki hubungan dengan konsep mengenai sesuatu yang
telah disepakati bersama (oleh masyarakat bahasa).
Makna nonreferensial adalah makna yang
tidak memiliki referensi atau acuan. Bila sebuah kata memiliki referen maka
kata tersebut disebut kata yang memiliki makna referensial, sedangkan bila
sebuah kata tidak memiliki referen maka disebut kata yang memiliki makna
nonreferensial. Referen adalah sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata atau
untaian kata dalam kalimat atau konteks tertentu (KBBI:1153).
contoh
kata bermakna referensial:
baju
dan jilbab memiliki referen yaitu
sejenis pakaian sebagai pelindung anggota tubuh
contoh
kata bermakna nonreferensial
karena
dan tetapi
kata
karena dan tetapi termasuk kata bermakna nonreferensal. Dalam hal ini kata preposisi dan konjungsi serta kata
tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau tugas tapi tidak memiliki makna.
- Mengapa makna afektif lebih terasa secara lisan daripada tulisan?
Jawab:
Makna afektif adalah makna yang
berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi, baik
terhadap lawan bicara maupun objek yang dibicarakan. Dalam makna afektif terlihat
adanya reaksi yang berhubungan dengan perasaan pendengar atau pembaca setelah
mendengar atau membaca sesuatu. Perasaan yang muncul dapat positif atau
negatif.
Contoh
Dasar tikus!
Kata tikus jika
dilisankan oleh seseorang di hadapan mitratutur memiliki makna yang berkaitan
dengan nilai rasa yaitu berhubungan dengan penghinaan terhadap koruptor dan disamakan martabatnya
dengan tikus yang suka mencuri. Sedangkan jika disampaikan secara tertulis
makna yang terkandung dalam kata tersebut tidak terlalu terasa oleh perasaan.
Maka yang menyebabkan makna afektif lebih terasa
secara lisan karena makna afektif berkaitan dengan perasaan penutur secara
langsung kepada mitra tutur. Perasaan penutur akan tersampaikan secara langsung
ketika penutur melisankan kata-kata yang mewakili perasaanya secara lisan tidak melalui tulisan.
- Jelasakan perbedaan makna stilistika pada kata guru, dosen, pengajar , dan insturuktur!
Jawab:
Makna stilistika adalah ilmu yang
mempelajari bahasa dalam karya sastra dengan menggunakan rumus linguistik.
Stilistika memiliki dua sifat yaitu (1) menyalahkan karya sastra jika karya
sastra tersebut bertentangan dengan rumus linguistik yang digunakan, (2)
membenarkan karya sastra dengan cara menggunakan atau menggantikan kalimat karya sastra yang
salah tersebut dengan kalimat yang
sesuai dengan rumus linguistik yang digunakan (Roziah, S.Pd., M.A.).
Makna stilistika pada kata guru, dosen,
pengajar, dan instruktur berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan
adanya perbedaan sosial dan bidang kegiatan di dalam masyarakat. Maka yang
membedakan makna stilistika kata guru, dosen, pengajar, dan instruktur dilihat
dari status atau kedudukanya di dalam
masyarakat yaitu:
Guru : orang yang pekerjaannya mengajar.
Dosen
: tenaga pengajar pada perguruan
tinggi.
Pengajar : orang yang mengajar.
Instruktur : orang yang bertugas megajarkan sesuatu dan sekaligus
memberikan bimbingan.
- Jelaskan perbedaan mendasar antara idiom penuh dan idiom sebagian!
Jawab:
Idiom penuh adalah idiom yang
unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu
makna.
Contoh:
Angkat tangan = menyerah
Ringan kepala = mudah mengerti dan memahami
Gulung tikar = berarti bangkrut.
Idiom
sebagian masih menampakkan salah satu unsur dengan makna leksikalnya.
Contoh:
Kabar burung
= kabar atau berita yang belum tentu
kebenarannya.
Daftar hitam = daftar nama orang yang terlibat dalam tindak kejahatan.
Daftar hitam = daftar nama orang yang terlibat dalam tindak kejahatan.
Dalam hal ini, kata kabar dan daftar masih dapat
dikembalikan pada makna sebenarnya. Kata kabar pada kata kabar burung tetap bermakna kabar dan kata daftar pada kata daftar hitam tetap bermakna daftar.
Inilah yang disebut idiom sebagian.
- Jelaskan idiomatikal dan peribahasa!
Jawab:
Idiomatikal adalah makna sebuah satuan
bahasa (entah kata, frasa atau kalimat) yang “menyimpang” dari makna leksikal
atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Contohnya gulung tikar yang dewasa ini
bukan bermakna seseorang yang melipat atau menggulung tikar karena tikar
tersebut sudah tudak digunakan, melainkan bermakna bangkrut.
Peribahasa adalah makna sebuah satuan
bahasa yang masih dapat diramalkan karena adanya asosiasi atau tautan antara
makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur pembentuk peribahasa itu dengan makna
lain yang menjadi tautanya. Peribahasa bersifat memperbandingkan atau
mengumpamakan maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contohnya, tong kosong nyaring bunyinya. Peribahasa
tersebut bermakna orang yang tiada berilmu biasanya banya berbicara.
- Jelaskan perbedaan makna leksikal dan makna kata!
Jawab:
Makna leksikal adalah makna yang sesuai
dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra, atau makna
yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Sedangkan makna kata adalah
hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Makna leksikal merupakan jenis dari
makna kata.
- Jelaskan maksud yang sama antara idiom ungkapan dengan metafora!
Jawab:
Maksud yang sama antara idiom, ungkapan,
dan metafora yaitu ketiganya merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan makna
sebuah satuan bahasa yang “menyimpang” dari makna leksikal atau makna
gramatikal unsur-unsur pembentuknya.
Perbedaanya yaitu, penggunaan idiom dilihat
dari segi makna, yaitu “menyimpangnya” makna idiom dari makna leksikal
dan makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya. Penggunaan ungkapan dilihat
dari segi ekspresi kebahasaan, yaitu dalam usaha penutur untuk
menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa
tertentu yang dianggap paling tepat dan paling kena. Sedangkan penggunaan
metafora dilihat dari segi digunakanya sesuatu untuk memperbandingkan yang lain
dengan yang lain. umpamanya matahari
dikatakan atau dibandingkan sebagai raja
siang.
- Jelaskan perbedaan makna leksikal dan makna denotatif!
Jawab:
Makna leksikal adalah makna yang sesuai
dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indra, atau makna
yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Sedangkan makna denotatif
adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut pengelihatan,
penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainya. Perbedaan anatara
makna leksikal dengan makna denotatif yaitu: makna leksikal merupakan sebatas
makna yang dihasilkan dari observasi alat indra sedangkan makna denotatif
diperoleh berdasarkan observasi alat indra dan pengalaman lainaya.
- Jelaskan mengapa makna konotatif bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu!
Makna konotatif merupakan makna yang
bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Makna konotasi sebuah kata
dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok
masyarakat yang lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian
kelompok masyarakat tersebut. Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu : (1)
Konotasi positif merupakan kata yang
memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan dan (2) Konotasi negatif
merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
1) Makna
konotasi bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu karena sebuah kata dapat berbeda
maknanya dalam satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainya.
2) Makna
konotatif bisa berubah dari waktu ke waktu juga bisa karena disebabkan adanya
sifat manusia untuk memperhalus pemakaian bahasa.
Contoh
: budak
Pada
masa Rasulullah kata budak atau hamba sahaya adala orang yang melayani semua
keinginan para raja. Istilah budak pada zaman sekarang berubah menjadi pembantu
yang sering diperintah majikannya di rumah-rumah, bahkan ada juga yang
menyebutnya asisten.
- Jelaskan makna kolokatif!
Makna kolokatif adalah makna yang
berkenaan dengan makna dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai
“tempat” yang sama dalam sebuah frase (lokasi=tempat). Misalnya kita dapat
mengatakan gadis itu cantik; bunga itu indah; dan pemuda itu tampan. Tetapi
kita tidak dapat mengatakan gadis itu tampan; bunga itu molek; dan pemuda itu
cantik. Kita lihat walaupun indah, cantik tampan dan molek mempunyai “makna”
yang sama, tetapi masing-masing terikat dengan kata-kata tertentu dalam suatu
frase.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
thanks
BalasHapusThanks
BalasHapus