Tinkerbell INFORMASI DARIKU: ANALISIS TERJEMAHAN QS. SURAT AL FATIHAH AYAT KE 5 BERDASARKAN ILMU SEMANTIK
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Sabtu, 03 Mei 2014

ANALISIS TERJEMAHAN QS. SURAT AL FATIHAH AYAT KE 5 BERDASARKAN ILMU SEMANTIK


Mengapa terjemah Qs. Al fatihah ayat ke 5 berbunyi “Tunjukilah kami jalan yang lurus” bukan “Tunjikilah kami jalan yang benar”?

Berhubungan dengan matakuliah Semantik Bahasa Indonesia yang mengkaji tentang makna, maka penulis harus terlebih dahulu mememahami terjemah  Qs. Al Fatihah ayat ke 5 beserta tafsir dari ayat tersebut melalui beberapa sumber atau pendapat orang yang pandai menafsir ayat-ayat Al quran. Jika dilihat dari segi bahasa Indonesia maka perlu berpedoman pada kaidah atau pengertian dalam bahasa Indonesia. Setelah itu penulis berusaha memaknai maksud dari ayat tersebut dari sumber yang penulis peroleh dengan berpedoman pada Semantik Bahasa Indonesia karena penulis berusaha memahami makna dari terjemah Qs. Al- fatihah ayat ke 5 dari segi Semantik.

Berikut penulis kutip tafsiran Qs. Al Fatihah ayat ke 5 dari alamat blog http://muslim.or.id/al-quran/tafsir-surat-al-fatihah.html
Makna “Tunjukilah kami jalan yang lurus”
“Tunjukilah, bimbinglah dan berikanlah taufik kepada kami untuk meniti shirathal mustaqiim yaitu jalan yang lurus.” Jalan lurus itu adalah jalan yang terang dan jelas serta mengantarkan orang yang berjalan di atasnya untuk sampai kepada Allah dan berhasil menggapai surga-Nya. Hakikat jalan lurus (shirathal mustaqiim) adalah memahami kebenaran dan mengamalkannya.
Oleh karena itu ya Allah, tunjukilah kami menuju jalan tersebut dan ketika kami berjalan di atasnya. Yang dimaksud dengan hidayah menuju jalan lurus yaitu hidayah supaya bisa memeluk erat-erat agama Islam dan meninggalkan seluruh agama yang lainnya. Adapun hidayah di atas jalan lurus ialah hidayah untuk bisa memahami dan mengamalkan rincian-rincian ajaran Islam. Dengan begitu doa ini merupakan salah satu doa yang paling lengkap dan merangkum berbagai macam kebaikan dan manfaat bagi diri seorang hamba. Oleh sebab itulah setiap insan wajib memanjatkan doa ini di dalam setiap rakaat shalat yang dilakukannya. Tidak lain dan tidak bukan karena memang hamba begitu membutuhkan doa ini (Tafsir Karimir Rahman, hal. 39).

Selain memahami tafsir tersebut  perlu diketahui dan dipahami pula pengertian atau devinisi “Jalan Lurus dan jalan benar” menggunakan pedoman dalam bahasa Indonesia. Depdiknas menyatakan bahwa jalan adalah tempat untuk lalulintas orang (kendaraan dsb.) (KBBI, 2008:558), sedangkan lurus adalah memanjang hanya di satu arah, tanpa belokan atau lengkungan(KBBI, 2008:851) , jalan lurus adalah benar menurut peraturan (KBBI, 2008:559). Benar adalah sesuai sebagaimana adanya (seharusnya) betul, tidak salah (KBBI, 2008:167).

Berdasarkan pemahaman penulis terhadap definisi jalan lurus dari tafsir dan KBBI, maka penulis menyimpulkan mengapa dalam terjemahan Qs. Al Fatihah ayat ke 5 menggunakan  “jalan yang lurus” bukan “jalan yang benar “ dari segi Semantik bahasa Indonesia. Kesimpulanya yaitu “Jalan yang lurus” sudah mencakup dan mengandung makna apa yang dimaksud “jalan yang benar”. Jalan yang lurus dimaksudkan dengan segala sesuatu yang benar tanpa melanggar suatu kesalahan, hal ini ditunjukan pada penggalan tafsir yang penulis baca dan penulis pahami yaitu “Hakikat jalan lurus (shirathal mustaqiim) adalah memahami kebenaran dan mengamalkannya.” Selain dari tafsir tersebut juga terdapat dalam pengertian atau devinisi “jalan yang lurus” dalam KBBI yaitu “Jalan lurus adalah benar menurut peraturan (KBBI, 2008:559).

Maksud dari tunjukilah kami jalan yang lurus itu sendiri bagi penulis berupa  keinginan memperoleh petunjuk dari Sang Khalik berupa bimbingan, taufik serta hidayah yang terang dalam memeluk islam. Keinginan tersebut tidak lain agar tetap berada dalam kebenaran dan mengamalkan kebenaran tersebut tanpa melanggar atau menyimpang dari aturan yang telah Allah tetapkan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia,  terutama di akhirat. Demikian pemahaman penulis terhadap maksud mengapa dalam Qs. Al Fatihah ayat ke 5 menggunakan “jalan yang lurus” bukan “jalan yang benar” berdasarkan Semantik bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar