Tinkerbell INFORMASI DARIKU: Cerbung (Cerita bersambung)
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Rabu, 01 Mei 2013

Cerbung (Cerita bersambung)

Bagian 2 cerita  Pemuda Kebanggaan

           Kemarin telah diceritakan bahwa pemuda desa Sumber Jaya bergotong royong membersihkan lingkungan mereka, pemuda sumberjaya merasa senang karena bisa berkumpul seperti dulu lagi, selain itu mereka juga telah melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkunganya yaitu gotong royong membersihkan lingkungan mereka dari sampah.


*** Bawon seorang pemuda desa Sumber Jaya baru pulang dari negeri rantau asik bercerita tentang pengalamanya pada Rasus dan Munir. Bawon terus bercerita dengan semangat begitu pula dengan Rasus dan Munir yang juga semangat mendengarkan cerita Bawon, tiba-tiba Bawon terhenti berbicara melihat Rasus nyengir kesakitan, "Sus, kamu kenapa?, masih sakit ya kakinya?" tanya Bawon pada Rasus sedikit mendekat pada tubuh Rasus yang terlihat mulai kehilangan kendali dan jatuh di hadapan Bawon. Bawon sangat terkejut begtu juga dengan Munir yang langsung berusaha mengangkat tubuh Rasus menuju rumahnya.

            Ibu Rasus, Buk Aisah terlihat sangat cemas melihat pemuda dan pemudi desa datang berbondong-bondong mengantar Rasus, Ada yang membawa teko, toples, dan beberapa gelas yang tadi dibawa oleh Buk Aisah. "Nir, ada apa ini?, kenapa Rasus?" buk Aisah bertanya dengan nada cemas pada Munir, "Rasus pingsan Bu," seru Bawon yang terbiasa asal ceplos berbicara menambah rasa cemas Buk Aisah, "Kamu ne Won, bisa tenang sedikit gak sih?, tuh liat Buk Aisah jadi mewek, kamu niii..." seu Munir pada Bawon sedikit marah dan menepuk pundak Bawon, Bawon hanyame diam tidak berani melihat apalagi menatap mata Munir karena bersalah. Buk Aisah membersihkan pakaian Rasus yang sedikit kotor, lalu mengelus dahi Rasus yang membuat Rasus bangun dari pingsanya, "Buk, mana Bawon?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Rasus saat baru sadar dari pingsan, "Aku, aku di sini Sus, Aku gak pergi lagi kok, he he he," Bawon kembali berceloteh merasa senang karena nama dia yang pertama kali di sebut oleh Rasus, Bawon mendekati Rasus dan duduk di samping Rasus yang terbaring di tempat tidur kamarnya, "Won, Won, kamu ni dari dulu gak ada perubahan sedikitpun, padahal sudah tiga tahun hidup di negeri orang," seru Munir pada Bawon yang semakin menunjukan siapa dirinya yang sebenarnya pada semua pemuda yang ada di rumah Rasus.

            Dua minggu setelah kejadian itu, Rasus sudah sehat dan tidak menggunakan tongkat kayu untuk membantunya berjalan. Rasus mulai seperti biasanya pergi ke sekolah yang tidak jauh dari rumahnya yaitu SMA 1 Tunas Jaya. Semua teman Rasus menyambutnya dengan rasa bahagia begitu juga dengan Raisa teman satu kelas yang tepat duduk di bangku depan tempat duduk Rasus. Raisa adalah sekretaris kelas yang sangat perhatian pada semua teman-temanya, ia memiliki sikap yang luarbiasa bijaksana dalam mengambil keputusan dan selalu senang menerima kritik dan saran dari orang lain. "Sus, sudah sehat benarkah kamu?" tanya Raisa pada Rasus ketua kelasnya, Rasus tersenyum mendapat sambutan dari Raisa dengan pertanyaan yang menandakan rasa perhatianya pada Rasus, "Seperti yang Sa lihat, Alhamdulillah sehat seperti dulu lagi," jawab Rasus, Raisa tersenyum mendengar jawaban Rasus.

            Jam belajar berjalan sangat cepat dan berakhir cepat pula. sebelum pulang seperti biasa Rasus dan Raisa mengawasi teman yang piket besok pagi, mereka tidak sekedar mengawasi saja, namun mereka juga turut bekerja membersihkan ruang kelas. "Sus, banyak PR yang harus kamu kerjakan, banyak juga materi pelajaran yang harus kamu pahami, apa kamu sanggup memahaminya dalam waktu dua minggu karena UN akan segera di laksanakan?" tanya Raisa mebuka percakapan di antara Rasus dan Raisa, "Aku pasrah Sa, pasrah sama yang bikin hidup, tapi aku gak pasrah doang, aku berusaha dan juga berdoa, aku minta bantuan kamu untuk bantu aku belajar, maukan Sa?" Raisa mengangguk menyetujui keinginan Rasus. tanpa terasa kelas sudah siap dibersihkan, teman-teman yang piket juga sudah pulang, tinggalah Rasus dan Raisa yang pulang terakhir dan menutup pintu kelas, mereka berpisah di gerbang sekolah karena rumah raisa tidak satu arah dengan rumah Rasus.

            Salat Magrib sudah lewat sepuluh menit yang lalu, Rasus bergegas menukar pakaianya dan bergegas menemui ibunya yang sedang duduk bersama Bapak dan kedua adiknya, Aufa dan Dffa. Rasus pamit pada Bpak, Ibu dan kedua adiknya, ia izin belajar bersama di rumah Raisa. Rasus mendapat Izin dari Bapak dan Ibunya, Rasus mengendarai sepeda ontel milik Daffa, ia melewati sekolahnya dan mulai masuki gang Jago dimana rumah Raisa adalah urut nomor 51. Rasus berhenti mengendarai sepedanya tepat di depan rumah Raisa yang tidak berpagar, dari halaman rumah terlihat seperti ada acara keluarga besar Raisa, Rasus hendak mengurungkan niatnya belajar bersama Raisa, namun ibu Raisa melihat Rasus yang membalikan badan hendak menunggangi sepedanya lagi, "Sus, kenapa berbalik?, masuk saja Nak, itu hanya keluarga teman Ayah Raisa, sebentar lagi mereka pulang, toh Nak Rasus belajarnya dengan Raisa bukan dengan mereka kan?", Rasus membalikan badan dan mencari sumber suara itu, dilihatnya ibu Raisa yang terlihat anggun memakai baju melayu berwarna biru dan jilbab merah yang panjang menutupi dadanya****




Lanjut besok lagi ya teman-teman, udah salat Duhur kan??...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar