Tinkerbell INFORMASI DARIKU: Cerbung lanjutan
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Jumat, 03 Mei 2013

Cerbung lanjutan

Bagian 3  Pemuda Kebanggaan

Pada akhir bagian 2 kemarin, Rasus datang kerumah Raisa dengan tujuan belajar bersama karena Rasus tertinggal mengikuti pelajaran selama dua minggu. Sesampainya Rasus di halaman Rumah Raisa, ia hendak mengurungkan niatnya belajar bersama dengan Raisa karena melihat seperti ada acara keluarga  di Rumah Raisa.
1**** Rasus tetap merasa tidak enak pada keluarga Raisa walau pun ibu Raisa telah menyuruhnya masuk dan menemui tamu keluarga Raisa sekaligus menemui Raisa, “Mmm, saya pamit pulang saja Bu’, rasanya tidak sopan sekali kalau terus melanjutkan belajar bersama Risa sedangkan Raisa harus menemani keluarga teman ayah Raisa, titip salam saja ya Bu’ buat Raisa,” Rasus memberanikan diri menolak ajakan ibu Raisa. Ibu raisa hanya tersenyum melihat tingkah Rasus yang terlihat gugup di hadapanya,“Oh gitu, iya deh nanti Ibu sampaikan pada Raisa,” jawab ibu Raisa. Rasus pamit pulang pada ibu Raisa dan bersalaman serta mencium punggung tangan ibu Raisa yang seraya menitip salam buat Ayah dan Ibu Rasus.
Setelah pamit pulang pada ibu Raisa, Rasus menggerutu dalam hati di sepanjang jalan menuju rumahnya, ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memberi tahu Raisa akan datang ke rumahnya malam ini. Rasus merasa sangat bodoh malam itu, sampai tidak bisa tidur nyenyak memikirkan keinginanya belajar bersama Raisa. Rasus merasa ada perubahan dari cara dirinya memperhatikan Raisa setelah sembuh dari sakit, ia merasa ada sesuatu yang ia rasakan namun ia belum tahu apa nama rasa yang melanda hatinya itu.
Hari Ahad yang di nanti Rasus akhirnya datang juga, Rasus sengaja bangun pagi dan bersiap-siap pergi menuju lapangan desa, lapangan itu tidak jauh dari rumahnya, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk mencapainya dengan berjalan kaki. Rasus tiba di lapangan berbarengan dengan Bawon yang mengendarai sepeda berwarna kuning tentu saja milik Bawon sendiri. Bawon memperhatikan Rasus dengan amat sangat teliti, dari ubun-ubun kepala sampai ke ujung kaki dengan mata yang melotot, hal itu membuat Rasus bingung dan ikut serta memperhatikan dirinya sendiri. “Won, kenapa si Lu, mau pergi merantau lagi apa?, segitunya melihat aku, biar gak kangen sama aku ya?” tanya Rasus sangat penasaran melihat tingkah Bawon yang sok memperhatikan dirinya, “Sus, lu kok aneh banget si Sus, egak kaya biasanya,” timpal Bawon, “Aneh apaan si Won?, biasa aja ah, lu aja yang lebay liatin aku,” jawab Rasus. Bawon bertambah serius memperhatikan Rasus, bahkan ia turun dari sepeda yang ditungganginya dan memegang dagu Rasus lalu menggeleng-gelengkan kepala Rasus, “Lu tuh, setres mikirin mau UN apa mikirin Raisa Sus?, aku denger akhir-akhir ini lu sering banget jalan ama Raisa, trus kalo Lu mikirin Raisa yang mikirin aku siapa Sus,” Bawon mencoba mengajak Rasus untuk jujur pada perasaanya sendiri, “Ah lu Won, mau tau aja, kalo setres mau UN kenapa?, kalo setres mikirin Raisa kenapa?, Lu gak cemburu kan kalo aku deket ama Raisa mantan Lu waktu Lu SMP dulu?” husssstthhh Bawon mendengus dengan keras sambil menarik tanganya dari dagu Rasus, “Ya egak lah Sus, dulu itu aku yang minta putus dari dia, jadi gak mungkin banget kalo aku cemburu ma Lu,” Rasus nyengir tanda senang.
Rasus dan Bawon sekarang tidak hanya berdua di lapangan, mereka sudah berkumpul dengan pemuda desa yang lain, jika di lihat dari segi usia maka Rasuslah yang paling muda di antara pemuda yang lain. Maksud mereka berkumpul di lapangan adalah untuk membicarakan masalah organisasi pemuda desa atau yang disebut karang taruna. Saat itu dibicarakan pula kapan akan dilakukan pemilihan ketua pemuda karang taruna dan staf-stafnya. Musyawarah itu berlangsung sangat cepat dan singkat di tengah lapangan yang panas matahari mulai menyumbul kepertengahan langit dari timur menuju ke barat. tepat pukul 11.00 WIB. , musyawarah selesai dan bubarlah mereka, untuk pulang dan akan pergi gotongroyong membersihkan gedung Pemuda Karang Taruna yang terletak pas di samping kantor kepala desa.
Tepat usai salat Duhur, seluruh pemuda desa Sumber Jaya bergotong royong membersihkan gedung Pemuda Karang Taruna yang sudah hampir dua tahun tidak digunakan lagi karena dulu trjadi perselisijan antar pemuda satu desa yang beda dusun. Gotong royong juga berlanjut setelah salat Asar, gotong Royong saat itu dipimpin oleh Dery, ketua pemuda dua tahun yang lalu, sebenarnya masih sah menjadi ketua karena massa jabatanya masih ada tiga tahun lagi. Gotong royong pun selesai tepat sebelum azan salat Magrib.
Hari-hari terus dilalui Rasus yang semakin dekat dengan Raisa, tanpa terasa satu bulan lagi ujian UN akan dilaksanakan Rasus dan Raisa semakin giat belajar, kadang belajar bersama kadang juga belajar sendiri-sendiri di rumah mereka masing-masing. Rasus semakin terlena akan kedekatanya dengan Raisa dan pada rasa yang ia pendam selama ini pada Raisa, ia berencana akan mengungkapkan rasa Itu pada Raisa nantik saat pengumuman kelulusan. Rasus menyadari kalau ia benar-benar suka pada Raisa.****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar