Tinkerbell INFORMASI DARIKU: Pendekatan Belajar Multiple Intelegences
SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA AAMIIN

Rabu, 01 Mei 2013

Pendekatan Belajar Multiple Intelegences


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Swt., Yang telah mencurahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat membuat sebuah makalah yang tentunya akan bermanfaat bagi pembaca. Shalawat berangkai salam, tak lupa selalu terucurah dan terucap untuk baginda rosul yakni Nabi Muhammad SAW. Karena beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan, alam kegelapan atau dapat disebut alam jahiliyah menju alam yang terang yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan peradaban yang mulia.
Pada kesempatan kali ini penulis membuat makalah dengan judul pendekatan belajar Multiple Intelegences. Pendekatan belajar ini adalah pendekatan belajar yang mampu membantu guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Pendekatan belajar Multiple Intelegences merupakan pendekatan yang bisa diterapkan kedalam proses pembelajaran baik di sekolah tingkat dasar/SD, sekolah menengah menengah pertama/SMP maupun SMP bahkan bisa juga diterapkan pada proses pembelajaran di perguruan tinggi, karena pendekatan belajar Multiple Intelegences adalah pendekatan belajar yang mampu memicu berkembangnya kemampuan atau bakat yang ada pada peserta didik. Penulis sangat meyakini pendekatan belajar Multipel Itelegences adalah pendekatan belajar yang efektif untuk di terapkan dalam proses pembelajaran.
Selaku penulis makalah ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah  ini, terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah memberi arahan, memberi pencerahan, kepada Orang tua saya yang selalu mendukung saya dalam menuntut ilmu walau hanya melalui suara yang terdengar dari telepon genggam. Kemudian  kepada teman-teman yang telah mendukung serta membantu dalam penulisan makalah ini, dan kepada pembaca yang nantinya akan menggunakan makalah ini sebagai bahan bacaan. Akhir kata, saya berdoa semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 27 Desember 2012

Penulis,



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
            Dewasa ini pemahaman mengenai kecerdasan yang dimiliki manusia dalam konteks belajar merupakan sesuatu yang penting. Karena itu kajian tentang kecerdasan manusia perlu dikemukakan. Salah satu kecerdasan yang sangat penting bagi manusia adalah kecerdasan ganda, sehingga dalam pembelajaran diperlukan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan serta menerapkan kecerdasan tersebut dengan baik dan benar.  Apalagi Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik.
Ada beberapa pendekatan belajar yang dapat digunakan untuk diterapkan serta dapat digunakan untuk memperlancar proses belajar-mengajar terutama untuk membahas tentang kecerdasan ganda yang dimiliki oleh setiap individu. Salah satu pendekatan itu adalah pendekatan belajar Multiple Intelegences, suatu pendekatan yang dapat menangani serta memahami perbedaan setiap individu. Pendekatan belajar Multiple Intelegences ini membicarakan hal-hal yang bertautan dengan kompetensi setiap individu selaku peserta didik. Karena setiap  individu memiliki kecerdasan ganda atau Multiple Intelegences yang berbeda-beda maka hal tersebut menyebabnya pendekatan belajar Multiple Intelegences perlu digunakan dalam pembelajaran.

1.2.Rumusan Masalah
  1. Apa yang di maksud dengan pendekatan Multiple Intelegence?
  2. Apa –apa saja kecerdasan Multiple Intelegences ?
  3. Bagaimana cara menerapkan pendekatan Multiple Intelegences?
  4. Apa keunggulan pendekatan Multiple Intelegences?
  5. Apa kelemahan pendekatan Multiple Intelegences?

1.3.Tujuan
  1. Untuk mengetahui apa itu Multiple Intelegences.
  2. Untuk mengetahui pengembangan Multiple Intelegences.
  3. Untuk mengetahui cara menerapkan pendekatan Multiple Intelegences.
  4. Untuk mengetahui keunggulan pendekatan Multiple Intelegences.
  5. Untuk mengetahui kelemahan pendekatan Multiple Intelegences.
BAB  2 PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Pendekatan Multiple Intelegences
Teori multiple intelligences adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat bergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar. Teori multiple intelligences bukan hanya mengakui perbedaan individual untuk tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan penilaian, tetapi juga menganggap serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar, bahkan menarik dan sangat berharga. Teori Multiple Intelligences digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.
Pada awalnya teori mengenai multiple intelligences ini hanya menjadi konsumsi para psikolog, namun pada saat ini teori ini telah berkembang menjadi alat yang digunakan banyak kalangan, termasuk dalam hal ini mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Para pendidik (guru) mencoba menerapkan teori ini menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan langsung pada proses pembelajaran. Maka teori tersebut dikembangkan menjadi pendekatan belajar  multiple intelegences.
Pendekatan pembelajaran Multiple Intelligences pada praktiknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan pendekatan pembelajaran Multiple Intelligences tetap berada pada posisi yang selalu menguntungkan bagi siswa yang menggunakannya. Satu hal yang pasti, siswa akan keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari sembilan jenis kecerdasan yang dimilikinya.
Pendekatan multiple intelegensi juga dikatakan sebagai pendekatan yang mengacu pada kecerdasan ganda atau kecerdasan yang dibawa sejak lahir oleh seorang individu. Menurut Gardner, Intelegensi (kecerdasan) diartikan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dan dalam situasi yang nyata (1983-1993). Menurutnya suatu kemampuan disebut intelegensia (kecerdasan) jika:
1.       Menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.
2.      Ada unsur pengetahuan dan keahlian.
3.      Bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang.
4.      Kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training,
5.       Kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan.

Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner adalah:
a.       Manusia memiliki kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya.
b.      Kecerdasan selain dapat berubah dapat juga diajarkan kepada orang lain.
c.       Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang  muncul di bagian-bagian yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia.
d.      Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh maknanya, dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja secara bersama-sama.

2.2. Pengembangan Teori Multiple Intelegences (kecerdasan ganda)
Teori kecerdasan ganda yang telah dikembangkan selama lima belas tahun terakhir ini menantang keyakinan lama tentang makna cerdas. Gardner berpendapat bahwa kebudayaan kita telah terlalu banyak memusatkan perhatian pada pemikiran verbal dan logis, kemampuan yang secara tipikal di nilai dalam tes kecerdasan dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya ada sembilan kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang penting yang merupakan pengembangan dari kecerdasan ganda. Kesembilan kecerdasan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



Keterangan:
  1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi, menyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif      lewat kata-kata yang diucapkannya.
  1. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemogram komputer. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis mencakup kemampuan penalaran, mengurutkan, berpikir dalam tentang sebab akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola        numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
  1. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial mencakup berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir             selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam tiga dimensi.
  1. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang          peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dapat mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
  1. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan dan kepekaan terhadap alam sekitar. Kemampuan yang tinggi untuk membedakan berbagai jenis tumbuhan secara mendalam. Kemampuan untuk menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam.
 Seseorang yang  memiliki kecerdasan naturalis ini sangat menyukai binatang ataupun tanaman. Pembicaraan dengannya akan makin menarik dan kreatif jika dimulai dengan mengangkat tema tentang binatang dan alam. Bahkan membawa binatang atau tanaman tertentu di dalam proses pembelajaran adalah hal yang disukainya. Kecerdasan ini banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seorang yang tinggal di pedalaman mampu membedakan daun-dauan yang dapat dimakan, daun yang digunakan sebagai tanaman obat atau  tanaman yang mengandung racun.
  1. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Adalah kecerdasan fisik, kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Orang   dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan dalm menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat   atas segala sesuatu.
  1. Kecerdasan Antarpribadi
Ini adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang    lain. Kecerdasan ini terutama menuntut untuk mencerap dan tanggap terhadap suasan hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi, kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecendrungannya dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Profesional, guru,  teraphis, politisi umunya memiliki kecerdasan ini.
  1. Kecerdasan Intrapribadi (Dalam diri sendiri )
Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing        hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya mereka sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri dari pada bekerja dengan orang lain.
  1. Kecerdasan Eksistensialis
Kecerdasan eksistensialis adalah kecerdasan yang cenderung memandang masalah-masalah dari sudut pandang yang lebih luas dan menyeluruh serta menanyakan ”untuk apa” dan ”apa dasar” dari segala sesuatu. Kecerdasan ini banyak dijumpai pada para filusuf. Mereka mampu menyadari dan menghayati dengan benar keberadaan dirinya di dunia ini  dan apa tujuan hidupnya.


Jika kita tautkan kesembilan kecerdasan yang dimiliki manusia tersebut dalam pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa “Sebaiknya Multiple Intelligence (kecerdasan ganda) digunakan dan diterapkan sebagai pendekatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran”. Setiap manusia (peserta didik) tentu akan memiliki potensi yang sesuai dengan salah satu kecerdasan di atas. Dengan demikian, maka diharapkan salah satu potensi kompetensi dari peserta didik dapat muncul dan dapat dikembangkan.

2.3. Penerapan Pendekatan Multiple Intelegences
2.3.1        Penerapan Pendekatan Multiple Intelegences Dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam penerapan multiple intelligences secara praktis di sekolah, Mikarsa dkk. (2007:729-730) menjelaskan, bahwa terdapat tujuh tahapan pembelajaran yang harus ditempuh untuk mengembangkan kurikulum pembelajaran dengan menggunakan model multiple intelligences. Ketujuh tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Fokuskan topik atau tujuan khusus, tetapkan apakah tujuan berskala besar (untuk jangka panjang) atau bertujuan khusus (mendorong rencana pendidikan siswa secara individual). Tujuan harus dinyatakan secara jelas dan singkat.
  2. Munculkan pertanyaan multiple intelligences, misalnya:
·         Bagaimana menggunakan lisan atau kata?
·         Bagamana cara menggunakan alat visual, warna, metafora?
·         Bagaimana saya terlibat secara fisik dan berbagai pengalaman?
·         Bagaimana saya melibatkan siswa dengan rekan sebaya?
  1. Pertimbangkan segala kemungkinan, pikirkanlah metode dan materi yang tepat bahkan juga yang tidak tepat.
  2. Curah pendapat, kemukakan segala gagasan yang ada dalam pikiran dan usahakan satu ide untuk satu kecerdasan kemudian konsultasikan untuk membantu menstimulasi pikiran.
  3. Pilihlah aktivitas yang cocok, setelah semua gagasan lengkap maka tentukan pendekatan yang benar-benar operasional dalam adegan pendidikan.
  4. Kembangkan urutan tindakan, dengan menggunakan pendekatan yang telah dipilih, rancanglah rencana pelajaran dan tetapkan alokasi waktu untuk setiap hari pelajaran.
  5. Implementasikan rencana, kumpulkan materi yang dibutuhkan, pilihlah waktu yang tepat, kemudian laksanakan rencana belajar. Modifikasi dapat dilakukan selama proses implementasi strategi.
Berdasarkan penjelasan Mikarsa dkk. mengenai tahapan pengembangan kurikulum dengan menggunakan multiple intelligences tersebut, maka dapat digarisbawahi bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model multiple intelligences ini harus mencakup dari langkah-langkah di atas, baik itu memunculkan pertanyaan multiple intelligences, mengadakan curah pendapat, maupun mengembangkan aktivitas belajar. Langkah-langkah ini diimplementasikan pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.

2.3.2.      Penerapan Pendekatan Multi Intelegences Dalam Pembelajaran
Penerapan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus memerhatikan beberapa langkah, meliputi:
  1. Mengidentifikasi elemen-elemen Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya memasukkan program seni ke dalam kurikulum.
  2. Meninjau kembali sistem teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa yang terabaikan.
  3. Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.
  4. Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode pembelajaran.
  5. Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.
Richards dan Rodgers (2001: 118) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan model multiple intelligences pada proses pembelajaran. Tahapan yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
  1. Tahap membangkitkan intelligence, tahap ini merupakan suatu proses pengalaman belajar melalui pengalaman mult iindrawi yaitu dengan menyentuh, mencium, mencicipi, melihat, dan juga siswa dapat peka untuk memahami banyak segi sifat benda dan kegiatan di dunia yang mengelilingi mereka.
  2. Tahap memperkuat intelligence, yaitu tahap dimana siswa memperkuat dan meningkatkan kecerdasan secara sukarela mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang mereka pilih sendiri dan mendefinisikan dengan orang lain, sifat dan konteks pengalaman benda-benda dan peristiwa-peristiwa.
  3. Tahap mengajar dengan/untuk intelligence, pada tahap ini terhubung tingkatan kecerdasan itu untuk fokus terhadap kelas. Ini dilakukan melalui lembar kerja dan proyek-proyek kelompok kecil dan diskusi dalam aktivitas belajar siswa.
  4. Tahap transfer dari intelligence siswa, tahap ini bercermin pada pengalaman belajar tiga tahap sebelumnya dan berkaitan dengan isu-isu ini dan tantangan di luar kelas atau dunia nyata.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai tahapan model multiple intelligences, bahwa pembelajaran dengan menggunakan model ini dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran dengan tahapan yang dikembangkan oleh Mikarsa dkk. sudah terangkum kedalam tahapan multiple intelligences yang dikemukakan Richards dan Rodgers yaitu tahap membangkitkan intelligence, memperkuat intellingence, mengajar dengan/untuk intelligence, dan tahap transfer dari intelligence siswa. Di samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal berikut:
  1.  Persepsi tentang siswa harus diubah
Selama ini kita selalu memiliki persepsi terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain. Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian kepada berbagai macam cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita harus menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan belajar yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka, mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.
  1. Guru membutuhkan dukungan dan waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.
Jika proses pembelajaran ingin mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang seimbang, maka jam belajar yang selama ini hanya cukup untuk menguasai pengetahuan saja harus diubah dengan memperluas jam belajar. Hal ini perlu dilakukan tiada lain untuk:
·         Memberi dukungan dan melakukan praktek.
·         Meminta guru tertentu yang memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk memberikan pelatihan.
·         Mengintegrasikan para spesialis yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu.
·         Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan proses pembelajaran.
  1. Pendekatan Multiple Intelligence dan Pembelajaran
Kurikulum pada dasarnya berfokus pada pengetahuan yang mendalam dan pengembangan kemampuan. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang harus mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat siswa.
  1. Diperlukan pendekatan baru terhadap proses penilaian
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas penilaian, yaitu:
·         Bagaimana menilai kecerdasan siswa;
·         Bagaimana meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, apektif, dan psikomotorik;
·         Bagaimana melibatkan siswa dalam proses penilaian.
  1. Praktik profesional menuju ke arah perkembangan
Tingkat profesionalime para pendidik perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan kompetensi siswa.

2.4.Keunggulan Pendekatan Multiple Intelegences
Model multiple intelligences ini, mampu menjembatani proses pembelajaran yang membosankan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa tidak hanya dijejali materi dan teori-teori semata. Akan tetapi, dengan model multiple intelligences siswa dihadapkan pada kenyataan bahwa materi dan teori-teori yang mereka terima memang dapat mereka temui di dalam kehidupan keseharian mereka, sehingga memberikan kesan yang mendalam dalam kehidupan mereka. Adapun keunggulan dan manfaat penerapan model multiple intelligences dalam proses pembelajaran di sekolah, seperti penjelasan yang disampaikan oleh Susanto (2005:74) sebagai berikut:
  1. Guru dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukkan  dapat menjadi pintu masuk yang vital terhadap proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
  2.  Dengan menggunakan model multiple intelligences, guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.
  3. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
  4. Siswa akan mampu menunjukkan dan berbagi tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang spesialis.
  5. Pada saat guru mengajar untuk memahami, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.


2.5.Kelemahan Pendekatan Multiple Intelegences
  1. Membutuhkan tenaga guru yang banyak karena guru harus bekerja keras menyediakan atau memberi peluang pada siswa untuk mengapresiasikan kompetensinya pada bidang yang diminati siswa, dan harus menumbuhkan semangat belajar siswa untuk mengetahui di bidang apa siswa berbakat.
  2. Peran serta orang tua dan masyarakat sangat dibutuhkan agar dapat mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat, sementara karakter siswa berbeda-beda, ada yang susah besosialisasi bahkan ada yang sama sekali tidak mau beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
  3. Guru harus ekstra membimbing Siswa agar mau menunjukkan berbagi kelebihan yang dimilikinya. Serta harus memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang spesialis.
  4. Pada saat guru mengajar, guru harus benar-benar profesional dalam memilih dan memilah sumber bahan belajar agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.


BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
  1. Pendekatan pembelajaran Multiple Intelligences adalah penekadan belajar yang memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan pendekatan pembelajaran Multiple Intelligences bagi siswa akan menjadikan siswa keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari sembilan jenis kecerdasan yang dimilikinya.
  2. Kecerdasan Multiple Intelegences telah di kembangkan oleh Gradner menjadi bsembilan bagian yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan Logis-Matematis, kecerdasan Spasial, kecerdasan Musikal, kecerdasan Naturalis, kecerdasan Kinestetik-Jasmani, kecerdasan Antarpribadi, kecerdasan Intrapribadi (Dalam diri sendiri ), dan kecerdasan Eksistensialis

  1. Pendekatan Multiple Intelegences dapat diterapkan untuk merumuskan kurikulum dan dapat juga diterapkan pada proses pemebelajaran di kelas.
a.       Penerapan pendekatan Multiple Intelegences dalam merumuskan kurikulum ada beberapa langkah yaitu:
1.      Fokuskan topik atau tujuan khusus
2.      Munculkan pertanyaan multiple intelligences
3.      Mempertimbangkan penggunaan metode dan materi kurikulum
4.      Konsultasikan pendapat pada anggota ketika hendak merumuskan kurikulum
5.      Pilih aktivitas yang cocok di terapkan sebagai isi kurikulum
6.      Kembangkan segala tindakan untuk merancang rencana pembelajaran secara urut
7.      Terapkan rencana , serta kumpulkan materi yang dibutuhkan, perubahan isi kurikulum bisa diubah ketika proses penerapan kurikulum berlangsung.
b.      Penerapan pendekatan Multiple Intelegences dalam pembelajaran ada beberapa langkah yaitu:
1.      Membangkitkan intelegences
2.      Memperkuat intelegences
3.      Mengajar dengan intelegences
4.      Transfer dari intelegences siswa

  1. Keunggulan pendekatan Multiple Intelegences yaitu:
1.   Guru dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas.
2.   Siswa mendpat kesempatan besar untuk belajar sesuai kebutuhan dan minatnya.
3.   Dapat meningkatkan peran orang tua dalam mendukung proses belajar mengajar.
4.   Dapat mengetahui kemampuan/kelebihan setiap siswa.
5.   Memberikan pengalaman belajar positif pada siswa.
5.     Kelemahan pendekatan Multiple Intelegences yaitu:
1.    Membutuhkan  tenagadan kemampuan guru yang ekstra
2.    Membutuhkan peran orangtua yang super
3.    Membutuhkan bimbingan guru yang ekstra
4.    Guru harus memiliki sifat profesional yang mantab, bukan guru sembarangan

3.2. Saran
Terkait dengan pendekatan belajar Multiple Intelegences penulis menyarankan kepada semua pihak sekolah seperti kepala sekolah, guru serta pegawai sekolah yang lain untuk menggunakan pendekatan belajar Multiple Intelegen dalam pengembangan kurikulum serta penggunaan model pendekatan belajar. Pendekatan belajar Multi Intelegences adalah pendekatan belajar yang memicu kompetensi siswa yang telah di milikinya sejak lahir atau kemampuan bawaan untuk terus berkembang sesuai dengan kesiapan peserta didik untuk melakukanya. Untuk mendorong peserta didik agar peserta didik siap mengembangkan kemampuanya itu, maka penulis menyarankan kepada pihak sekplah untuk menggunakan pendekatan belajar Multi Intelegences yang mampu membantu guru dalam membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. 

Daftar Pustaka
Campbell, Linda dkk. 2004. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence. Depok: Intuisi Press.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar